Banjir sudah lama surut meninggalkan bercak lumpur di sela-sela semak belukar. Ia ngeri sendiri melihat gubuk tempat dimana ia di sekap. Gubuk itu berbentuk mirip batok kelapa, bedannya hanya bentuknya yang lebar dan sangat mirip helm pelindung tentara ketika sedang bergerilya. Susana di sekeliling sudah cukup meriah. Burung dan hewan lainnya mulai mencari sarapan pagi. Sudah beberapa hari di landa dehidrasi dan kelaparan. Sulitnya medan hutan yang belum pernah ia temui membuatnya terus memompa diri agar tetap survive di tengah hutan sendirian. Bul-bul berpikir kalau sudah saatnya ia turun dari atas pohon untuk mencari sesuatu yang bisa di makan.
Puji syukur karena cabang pohon yang membentuk jaring laba-laba membuatnya tetap stabil ketika kantuk tak lagi di tahan. Pelajaran pramuka di sekolahnya membuatnya tetap bertahan sampai sekarang. Sambil menahan rasa perih kedua tangan bul-bul mulai turun melalui batang-batang pohon. Ia tetap waspada kalau ada ulat bulu yang mulai gerilnya mencari makan.
Sampai di bawah, Bul-Bul menandai pohon tersebut dengan cara menghafal cabang dan tinggi pohon tersebut. Menurutnya pohon ini lebih unik di banding dengan pohon lainnya. Letaknya yang menjaga jarak dengan pohon lain, membuatnya tampak sebagai pilar raja pohon. Cabang yang banyak tumbuh sejak 5 meter keatas membuatnya. Mudah untuk di naiki, begitu juga sebaliknya ketika turun.
0 Comments:
Posting Komentar