Kamis, 27 Maret 2014

Berbagi Cinta

Semua orang pernah merasakan betapa dahsyatnya kekuatan cinta yang bergelombang tinggi
Mampu menghempaskan nurani dan ideologi catatan kemanusiaan
Cinta kadang kala mampu menghipnotis raga hingga menjadi kekuatan yang bernyawa
Sekalipun cinta bermuara durjana atau bidadari bermata jeli
Seakan cinta sebuah misteri yang datang tak di undang pulang pun tak di antar

Helaian parodi zaman mulai menggerogoti naluri dan kepribadian
Anak muda mulai melanggar tatanan dan norma ketimuran
Pemuda mana yang tak tergiur oleh aroma jalang yang tak kenal batas etika
Seni adalah alibi yang mampu menembakkan ribuan selongsong peluru
Pada prinsip hidup dan ajaran para guru dan pendidik lainnya
Hakikatnya adalah semuanya bermuara pada ada dan tidaknya cerita bermakna pada semua sisi

Natural adalah seni yang abadi
Bila pengguna tak mewarani dengan ganja dan narkotika
Seni bercinta adalah mutlak untuk melawan kejenuhan
Berbagi cinta dengan pendamping hidup yang halal adalah sebuah keniscyaan
Melawan kodrat kadangkala dibenarkan
Bila semua ada tujuan yang dibenarkan

Benarkah cinta mampu merubah
Merubah tatanan nilai yang sembrono tanpa aturan
Ada Tuhan yang mengusai seluruh jagat raya
Mengetahui di mana manusia berbohong dan berdusa
Tuhan adalah tempat paling jujur untuk berbagi cinta
Karena Tuhan tak pernah mengurangi sedikitpun rasa cinta kepada manusia

Jumat, 14 Maret 2014

Posisi Rakyat

Merayap senja seperti gerilyawan perang hutan
Sejenis gangguan pernapasan yang mengakibatkan pada macetnya laras panjang
tak bisa di kokang ataupun di hentakkan menyembur peluru-peluru perkasa
penyelasan adalah lambang keperkasaan dari perasaan yang telah tertusuk permasalahan akut
seperti para hakim yang memberikan putusan tanpa delik hukum yang jelas
perkara benar atau salah adalah urusan belakangan
manakala brangkas-brangkas pengecut siap menampung alteleri yang bermandikan darah dan tetesan para kaum sudra
sengaja menafikan rotasi yang terlalu senjang pada jarak pukul yang selalu ada pada tiap pukulan jarak pendek

Gulma adakala berubah menjadi manisan yang siap saji
Hakim menelan gulma yang basi dan berbau najis
kita semua adalah hakim bagi manusia dan kemanusiaan
kita adalah pemimpin yang punya beban di pundak masing-masing
terletak di mana hakim putih yang mawas diri dari todongan gemerlapan mobil Lamborghini
menderung pada jejak hutan yang masih perawan
sampai mana nafas mereka dapat bertahan
gugusan emas dan perak menjulang bak cendawan gunung sinabung
atau lelehan emas yang selalu membawa derita kanker yang jorok pada gumpalan kemunafikan

Manis dan pahit adalah sama rasa
Ia adalah efek dari lidah yang selalu bertaburan saliva yang enak dan mengenyangkan
lalu tidur bagai singa yang memakan satu ekor kuda zebra yang tengah memakan sarapan
atau rasa pahit karena lidah rakyat jelata selalu pada tataran tempe dan tumpukan plastik sebagai alas tidur
lalu esok paginya di bawa ke pengepul untuk di tukar nyawa kehidupan

Sabtu, 08 Maret 2014

STIGMA

Jalan Panjang memadai untuk beberapa helaian nafas
Pada jarak yang selalu bersamaan dengan paradigma
Selalu membuat getaran pada cara pandang yang menyesakkan penglihatan dan pendengaran
Akan ada aroma kejahatan yang di tiup melalui ubun-ubun yang licin
Kepala tak berisi oleh cairan intelektual yang bertumpu pada kecersdasan spiritual
Melainkan hanya pada goresan pena dan tutur kata, padahal bicara hanya sekedar lipstik memungkinkan untuk memunculkan alibi ratusan juta Kejutan

Drama menurut sebagaia cerita berujung pada kekalahan atau kemenangan
Sejatinya semua itu bermula pada arogansi yang di anggap enteng niat dan kehendaknya
Selalu saja bermuara pada keabadian materi dan rasa humor yang garing karena ketololan panca indera
Pada akhirnya orang akan beranggapan dan memberi STIGMA kalau malam akan selalu bernuansa gelap dan pekat
Padahal Malam adakalanya berpayung bintang dan rembulan yang kaya keindahan dan nuansa bening

Jumat, 07 Maret 2014

Hari-Hari Tak Lagi Sama

Hari-hari tak lagi sama. Semua orang ketika bangun memikirkan sesuatu yang akan membuatnya tetap nyaman atau malah menggerutu tiap bangun. Aku seperti di bulan kelahiran anakku yang pertama, malam dan siang selalu berwarna ketika mendengar wajah dan gesture bayi yang sederhana tetapi sangat lucu dan meneduhkan. Aku dan kemarin waktu adalah dua hal yang selalu tak punya cerita yang sama.

Hari-hari tak lagi sama. Aku tidak ingin terjebak pada rutinitas yang selalu orang jalankan pada tiap pagi dengan sepeda motor berangkat ke tempat kerja masing-masing. Pola hidup yang terus menerus begitu membuatku berpikir kalau sebaiknya aku memulai sesuatu yang akan mengubah ku pada 10 tahun kedepan. Aku memulai memetakan tentang hidup dan kehidupan agar usiaku tak lagi sia-sia.

Hari-hari tak lagi sama. Tiap masuk ke Toko Buku apa saja, Aku selalu berusaha mengatakan pada pikiran alam bawah sadar kalau suatu saat novelku akan terpajang disana dan di seluruh penjuru dunia. Novelku akan mengubah peradaban setidaknya dapat menggetarkan penduduknya hingga mengingat dan kembali kepada nurani kebenaran. Dulu hariku biasa saja tanpa ada visi dan peta hidup yang jelas.

Hari-Hari tak lagi sama. Aku merasa tiap kita punya lompatan seperti para atlet pelompat. Kini aku merasa setiap apa yang ku lakukan membawa tuntutan dan reaksi yang akan berakibat pada kehidupan di masa yang akan datang.

Hari-hari tak lagi sama. Dulu aku masih membawa tas butut bergambar Batman yang kedua pengaitnya sudah terkelupas warnanya. Lalu Waktu merenda tak terbatas, berseragam putih biru dan putih abu-abu. Aku seolah berada dalam mimpi bisa menuntut ilmu di Universitas dengan tuntutan bahasa Indonesia yang baik dan tak terlalu kaku.

Hari-hari tak lagi sama. Tiap pulang kerja aku selalu siap melihat senyum Qaiser Faeyza Aprian.