Kamis, 28 Februari 2019

Menghapus GAME

Ajaib, ayah ucapkan Alhamdulillah. Keputusan yang diambil Eza membuat ayah lebih percaya bahwa kamu dapat mengambil keputusan sendiri tanpa perlu mengkonfirmasi ulang lagi. Apalagi keputusan itu berkaitan dengan hal-hal yang kamu senangi. Ayah hanya coba mengarahkan bahwa kecanduan game adalah hal lain yang mungkin kurang tepat untuk usiamu saat ini. Di belahan dunia sana ada beberapa orang yang memiliki profesi sebagai gamer, pembuat game, dan yang sejenisnya. Mereka tak perlu repot-repot untuk bekerja di luar rumah, mereka memiliki waktu luang untuk bekerja di dalam rumah. Tapi level itu butuh perjuangan. Ada hal lain yang harus kamu kerjakan: Sekolah itu penting, walau untuk menjadi "genius" beberapa orang yang nyaris tak menyentuh bangku sekolah. Soal ini butuh ruang lebih untuk diskusi, semoga kamu mengerti kawan.  

Ayah hitung game yang kamu download sendiri berjumlah hingga lebih dari 30, rasanya di usia lima tahun delapan bulan tak bijak bila mata terbuka di pagi hari kamu sudah menggenggam erat HP LG K 10 sambil mengucek mata membuang kantuk. Untuk bermain game, kalau hal ini menjadi alasan kamu "tak sudi untuk sekolah." Maka ayah bunda menjaga jarak Hp denganmu. Serius Eza, kenapa kamu tersenyum. 

TV Hitam Putih

Tanjung Pinang, 3 Januari 2002
Menjumpai Anakku Sutarmi
di Tempat


Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakaatuh


Bareng layang iki ora liya Bapa aweh kabar dene Bapa saikine kanti sehat-sehat bae, ora ana alangan sewiji apa, semena uga Sutarmi Bapa daoakan semoga demikian hendaknya. O ya Mi, Bapa tembe sempat gawe surat soale nek bengi kadang Bapa wis lelah, ya dadi ora sempat lan kesel, ya kepriwe maning. O ya Mi, Bapa kayane bulan Pebruari urung bisa blayar maring Kaligondang soale Bapa terus terang bae asih duwe utang karo tokene, ya ora akeh mung 5 atus ewu, Insyaallah bae ana umur panjang sekitar bulan Maret Bapa semoga bisa blayar maring Purbalingga Kaligondang.

Semoga bisa kumpul, ya kepriwe maning Mi nek Bapa utange karo Tokene urung lunas urung lega pikirane, Bapa kejaba saka kuwi mengenai kuliahmu lan karo ngajar yang sing ati-ati Mi Bapa doakan semoga sing tabah dan sabar. Bapa ora bisa mbantu apa-apa bisane mendoakan bisah terlaksana apa sing dadi cita-citamu, ilmu dicari tak ada habisnya lan kanti dibarengi kesabaran dan ketabahan hati dan berdoa kepada Allah SWT semoga dikabulkan doanya.

Selasa, 26 Februari 2019

Tentang Umar

6. Weselpos


Seorang tukang pos datang dengan honda bebek berwarna oren lengkap dengan ransel besar yang tergantung dua buah dijok belakang. ketukan pintu terdengar, Gina membukakan pintu. Kedua anaknya membututi dari belakang, seolah dunia ajaib sedang berlangsung. Pak Pos berkumis mirip bintang film masuk kedalam rumah setelah Gina memberikan izin. Pak Pos berkumis duduk diatas kursi yang terbuat dari kayu Nangka dengan rambang plastik sebagai bantalannya.

Selembar kertas berwarna coklat lalu diberikan kepada Gina, setelah basa-basi sebentar Pak Pos berkumis undur pamit dan pergi dengan honda bebek berwarna oren. Wajah Gina sumringah, Umar yang bulan lalu pergi merantau ke Tanjung Pinang, menanti kabar tiada kunjung tiba. Setelah mendapatkan kiriman wesel dari Umar, hati Gina yang kebat-kebit kini lebih mantap menata hidup.

Gina bercerita kepada anaknya kalau ayahnya sudah bekerja di sebuah peternakan ayam. Soal kebutuhan sehari-hari tak jadi soal, karena sang bos memberi pelayanan yang manusiawi. Kedua anaknya tersenyum, sementara kedua anak yang lain tengah berjibaku untuk merubah nasibnya.

Weselpos berwarna coklat telah mengubah kekusutan wajah Gina, ada seberkas harapan membumbung tinggi berharap takdirnya bisa berubah. Setelah memeluk kedua anaknya, lalu mengajaknya ke toko beras dan membeli kebutuhan lain. Roda kembali berjalan. Sementara Umar di Tanjung Pinang sedang beristirahat di gubuk sederhana lengkap dengan makan siangnya. Masak sendiri dan tidur sendiri.

Senin, 25 Februari 2019

Novel Frans Maki

Bab 9

Memancing
Part 2

Kegiatan memancing berakhir dengan duduk di sebuah gubuk beratap daun-daun pohon Aren. Tubuh Ical makin kurus, tirus dan ada sinar kedewasaan di wajahnya. Tapi sulit untuk di ungkapkan oleh Frans. Sambil membetulkan letak duduknya, Frans merapihkan alat pancingnya.

Sudah tiga puluh menit yang lalu, Ical sudah meringkuk mirip seekor udang bakar. Wajahnya damai, walau ada kelelahan yang tampak jelas. Beberapa tetes hujan menerpa tubuhnya, tapi acuh. Ical terus mendengkur keras, mengabarkan pada alam sekitar kalau kemerdekaan hatinya yang jernih dapat membantu tidur damai, nyaman, dan sentosa.

Hujan deras telah menjebak kami setelah selesai memancing. Ikan gabus yang kami bakar mengurangi rasa lapar setelah setengah hari memancing. Gubuk yang kami jadikan tempat berlindung dari derasnya hujan pun bergoyang ketika angin kencang meniupnya kuat-kuat.

Burung-burung tak mau ketinggalan, bersembunyi di balik dedaunan. Pucuk-pucuk pohon padi seperti berkeringat, tetesan hujan membuat efek dejavu berburu burung Brondol. Ical menggeliat sebentar dan keduanya matanya terbuka. Ia terbangun dan duduk tak jauh dari Frans.

Lima menit berlalu kedua anggota kopi anjing itu  membisu. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. " Frans, bolehkah saya menginap lagi di rumah mu?" Ujar Ical, suaranya beradu dengan suara hujan.

" Tentu saja, kau takut pulang." Jawab Frans.

" Ayah akhir-akhir makin tidak terkendali. Durhaka tidak kalau saya melaporkan kelakuan ayah ke Polisi." Gugup Ical bertanya. Boleh tidak aku menginap lagi?"

" Boleh, Kita harus pulang, Marmut ku belum diberi rumput. Kau tak takutkan dengan hujan." Ledek Frans.

" Emang saya Kucing."


Minggu, 24 Februari 2019

RINDU

Tanjung Pinang, 20 Februari 2002
Menjumpai Anakku
Sutarmi/Amy

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikumm Wr. Wb


Dengan ini tidak lain Bapa kasih kabar sama kamu bahwa Bapa sekarang dalam keadaan sehat saja tidak ada halangan sesuatu apapun. Begitu juga kamu, Bapa daoakan semoga demikian hendaknya.

Selain dari itu Bapa mau berlayar melalui Kapal Bukit Siguntang, Bapa bareng dari Tanjung Pinang, Tanggal 25 Februari 2002 semoga Bapa selamat di perjalanan bisa berjumpa keluarga di Kaligondang. Terutama Bapa lama tak jumpa kamu, Bapa rindu sekali semua anak-anak. Dan apalagi Ari, Bapa selalu ingat terus. Selanjutnya kamu ingin jumpa Bapa ya, ke Kaligondang sebentar. Kebetulan kalau kamu ke Kaligondang, Mbakyumu mau diboyong ke Kaligondang.

Demikian saja yang Bapa kabarkan sama kamu dan pada waktu itu Bapa kasih kabar sama kamu Bapa berlayar bulan 3, tapi mama suruh bulan 2 saja. Demikian dari Bapak.

Bapa (Sumarjo )

Jumat, 22 Februari 2019

Matahari Terbit dari Barat-4

Jenjang karir tak berguna bila semuanya menengadahkan tangannya kepada sesama penghamba keduniawian.

Slogan, jargon, trend, adalah produk yang meninabobokan kesenjangan materi, bila tak kuat-kuat memegang perisai ketangguhan mental berapi-api melawan penjajah moral nomor wahid.

Matahari akan berguna bila menjadi pusat pengukuran waktu yang akan memapas seluruh persendian waktu. Waktu berakhir bila matahari tak lagi tenggelam di ufuk barat. Matahari menjadi pusat rehabilitasi moral dan pengingat bahwa kenikmatan dunia sangat terbatas.

Semua jenis waktu bersumpah dengan penguatan yang tak main-main. Demi Waktu, Demi Malam, Demi Siang,dan demi-demi yang lain, yang demikian itu harusnya menjadi alarm betapa dekatnya matahari terbit dari barat.

Selasa, 19 Februari 2019

NAIK SETINGGI TELINGA

Ketika kebebasan harus di bayar mahal, maka merdeka adalah satu nafas yang harganya selangit. Bukan " pertengkaran" yang tak berujung, melainkan cobalah untuk berjalan dengan kecepatan berlari. Seperti matahari yang tak pernah tenggelam, dia hanya beralih dari tugas di belahan dunia yang lain.

Satu kata untuk kemerdekaan kita dari balik tembok para penguntit rempah-rempah adalah berjuang dengan cara yang lain, dedikasi terhadap cita-cita adalah salah satunya, naik setinggi telinga berupa penghormatan terhadap salah satu kata magic, menakjubkan, magnet, dan kata penggelora semangat.

Ketika kata merdeka dilanjutkan dengan hormat setinggi telinga, berarti gejolak cinta tanah air meluap, membuncah, hingga kata-katanya menggetarkan, menciutkan nyali lawan, apalagi mengatakan kata merdeka sambil menaikkan hormat setinggi telinga, lalu dibalut dengan asma ilahi. Maka musuh kocar-kacir, tunggang langgang, morat-marit, putus asa, dan sang saka merah putih berkibar di ujung tiang tertinggi.

Novel Frans Maki

Bab 9

Memancing


Sungai kecil di tengah sawah mengalir tenang. Di dalam sungai kecil itu, Frans masih menyakini berbagai rupa-rupa hewan yang bisa di pancing untuk makan siang. Frans mengajak Ical yang menginap di rumahnya. Ical yang masih memakai baju Frans tak peduli dengan keadaan dirinya, kucel, kurus, dan bola matanya cekung.

Tak sia-sia kegiatan memancing mereka membuahkan hasil. Dibalik kecanggungan Ical bertemu dengan Frans, mereka berdua mulai membakar ikan-ikan dengan ranting-ranting, dan kayu bakar kering, soal ini Ical yang paling mahir melakukannya.

" Kau tak rindu dengan ayahmu." Tanya Frans.

" Entahlah, saya tak mengerti dengan keadaan ayah. Ayah seringkali berubah, dia seperti terkena penyakit Bipolar."

" Aduh..., kau ini bicara terlalu tinggi, apa itu bipolar."

" Terlalu ekstrim perubahan suasana hati ayah saya, kau benar Frans, saya harus melanjutkan hidup saya."
" Jadi ayahmu bisa sangat tidak terduga kondisi batinnya."

" Ya bahkan lebih parah dari itu, makanya saya memutuskan untuk menginap di rumah pohon sampai waktu yang tidak terduga. Eh, bagaiman kau sudah tahu siapa pencuri Marmut?"

" Belum, sekarang Marmut tinggal sepasang, mau tak mau saya pindahkan kandangnya kedalam rumah."

" Kau yakin aman."

" Ya, tak ada tempat lain."

Kegiatan memancing berakhir dengan makan siang ikan gabus, dan beberapa ekor udang-udang ukuran sedang, sungai masih menyimpang sejuta aneka ragam makan gratis dari alam. Frans merasa lega, sahabatnya Ical telah menemukan kembali keyakinannya. Untuk beberapa hari kedepan, Ical menginap di rumah Frans. Kegiatan sekolahpun sudah mulai dilakukan kembali.

Minggu, 17 Februari 2019

Tentang Umar

5. Merantau


Meninggalkan tempat yang nyaman, anak dan istri adalah hal yang paling berat. Tapi Umar harus mengambil keputusan, pekerjaan di kampung yang sulit membuat ia mengiyakan ajak seorang teman untuk merantau ke Tanjung Pinang. Meski pahit ia harus jalankan niatnya untuk memupus nasib sekaligus melawannya hingga akhir nafasnya. Keluarga Umar termasuk Outlander atau pendatang, sebagian besar tetangganya tak begitu menyukainya, beberapa dari tetangga juga secara terang-terangan memberi label kepada Umar: "Sekarang Umar jadi kere, merantau saja harus jual sebagian rumah."

Hati perih, jiwa tergores, air mata mengalir, sang istri membesarkan tekadnya. Nasib harus diubah, meski harus melawan waktu yang memedihkan. Rumah yang berdinding bambu harus ia ubah menjadi bata merah hingga rayap tak sanggup menggerotinya. Bukan hanya itu, ada misi besar yang ada di kepala Umar, yaitu menunjukkan kepada para penganut kebencian, pendengki, bahwa semangat mampu merobek sebuah takdir, semunya ada masanya. Kehidupan akan terus bergerak, roda pedati terus berjalan. Kadang kita di bawah dan di atas. Takdir akan berlaku adil kepada siapapun yang berani mengubah nasibnya sendiri.

Persahabatan Kiki dan Eza

Walau hidup di pulau yang berbeda, Kiki dan Eza kerap kali bertemu setidaknya sepekan sekali ketika hari libur tiba. Kiki tinggal di pulau Jambu. Sementara Eza tinggal di pulau Kelelawar. Persahatan mereka sudah terkenal, banyak penduduk pulau yang memuji kedekatan mereka, bahkan menjadi semacam model dalam persahabatan.

Suatu pagi yang cerah, kiki keluar dari rumah untuk menatap pulau Kelelawar yang terlihat kecil di sana, tempat Eza tinggal. Tiba-tiba bola matanya membelalak, lututnya gemetar, rahangnya mengeras, nafasnya naik turun, Kiki tak percaya asap tebal pekat membumbung tinggi yang berasal dari pulau Kelelawar.

Dalam kecemasan, Kiki memanggil ayahnya. Keduanya melihat pemandangan yang mengerikan itu. Tanpa menunggu lama, keduanya lari ke arah perahu tempel yang bersandar tak jauh dari mereka. Hati Kiki pilu dan ragu-ragu apakah rumah sahabatnya menjadi korban api. Keduanya tak banyak bicara, mereka beradu pandang setiap jarak semakin dekat dengan pulau Jambu.

Sabtu, 16 Februari 2019

HUKUM KESALAHAN

Hukum kesalahan adalah memperbaiki kesalahan dengan perbaikan, jelas tidak ada bedanya menatap rasa bersalah pada titik yang terlalu merasa bersalah. Merasa bersalah adalah mutlak, karena itu adalah perwujudan dari koreksi hati atas masalah yang ditimbulkan.

Hukum kesalahan adalah fitrah, kita sebagai manusia tak ada yang lolos dari luput dan khilaf. Cara mengembalikan kekhasan fitrah adalah dengan menambah cita rasa kebaikan hingga rotasi kesalahan yang terus menggunung akan terkikis dan kembali sosok manusia pada rel yang sangat manusiawi.

Hukum kesalahan adalah rasa percaya diri agar tak sampai melukai hati seseorang dengan sikap salah kita yang terlampau salah, karena sejatinya tidak ada masalah yang diselesaikan tanpa masalah, mirip slogan program produk yang menjual dan menyelesaikan masalah. Masalah akan selesei bila kita sendiri tidak bermasalah.

Hukum kesalahan adalah menyesal dengan sesal paling dalam, disambung dengan itikad baik agar tidak tersandung masalah baru. Itikad baik berkelindan dengan semangat untuk menandai dalam setiap perbaikan. Pisahakan antara menyalahkan diri terlalu pahit, karena pahit tidak selalu obat. Terakhir, lakukan dengan proses yang mendasar, terima kesalahan lalu bangkit untuk memperbaiki kesalahan. Lalu berjalan mantap tanpa merasa paling benar. Tetap rendah hati dan tetap menerima kebenaran.

Jumat, 15 Februari 2019

SPEKTRUM

Menyimpan dan melindungi segela jenis prasangka adalah lebih baik dari pada mengumbar sesumbar apa yang tidak perlu dikatakan karena menjawab semua keegoisan dan meluapkan kewenangan yang ia punya. Amanah adalah cara paling buruk bila digunakan untuk mengintervensi semua gejala psikologis yang berada dibawahnya. Sampai puas Ia membully sampai buih dimulut menetes seperti air liur binatang menjijikan.

Diam adalah kata kunci untuk menjernihkan hati karena tak sanggup menjawab kesombronoan orang untuk mengajak berkomunikasi, sumpah serapah inginnya diperlihatkan sebagai bentuk pelampiasan atas ketersinggungan hati karena perilaku orang yang tak hati-hati dengan hati. Kenyamanannya telah membawa akibat tak nyaman bagi sebagian orang, karena tak mengukur dimensi radar setiap orang.

Berdamai adalah cara orang yang untuk memberangus keegoisan seseorang dalam perjalanan satu atap dengan isi kepala orang dalam rentang spektrum yang berbeda. Suatu saat parameter akan berlaku hanya dengan rentang waktu yang terbatas, karena lihat dan tunggu saja, salah satunya keluarlah dari spektrum yang nyaman, ini adalah kegembiraan yang terus menantang. Warni-warni seperti pensil warna yang keluar dari kotak penyimpanan. 

Kamis, 14 Februari 2019

Tentang Umar

4. Sulap


Malam belum terlaru larut. Umar masih membantu istrinya untuk membuat kue kemplang, khas keluarga umar, kedua anaknya yang masih kecil menatap polah tingkah Umar yang kerap kali tak canggung melakukan hal-hal yang bersifat kewanitaan. Istrinya merasa senang, suaminya yang tak pernah mengeluh tentang pekerjaan receh sekalipun. Ada hal unik yang dilakukan oleh Umar ketika kue mentah kemplang yang berbentuk bulat itu Umar mainkan sebentar didepan anak-anak.

Bedug Magrib masih lama, buka puasa pada bulan Ramadhan memang masih menjadi hal yang ditunggu sampai sekarang, intinya ada jeda waktu yang bisa dilakukan oleh seseorang. Sambil jalan-jalan, menunggu ceramah, atau paling tidak tidak melakukan hal-hal yang diluar kewajaran. Bagi Umar, kue Kemplang yang masih mentah dapat dimainkan menjadi sulap yang menarik. Triknya sederhana, hanya menebak di mana kue Kemplang berada di tangan yang mana, kanan atau kiri, buat kedua anaknya yang masih kecil-kecil kegiatan sulap sederhana menjadi lebih menarik.

Rabu, 13 Februari 2019

PUTRA BAJAK LAUT

SATU

Kerajaan Babian dipimpin oleh Raja yang bernama Kukusan yang masih satu garis keturuan dari Raja Pasoma yang mangkat 20 tahun yang lalu. Alm Raja Pasoma masih teguh memegang teguh adat istiadat dan cenderung kaku, Raja Pasoma terlalu percaya kepada Ahli Nujum yang belum tentu kebenarannya. Sementara kerajaan Babian yang dipimpin oleh Raja Kukusan lebih terbuka dengan hal-hal logis, keberadaan ahli nujum mulai tergerus, dan membuat para ahli nujum mulai mengubah strateginya agar bisa bisa bertahan hidup dari suasana yang membingungkan. Kerajaan Babian terletak di pegunungan Makma. 

Saking terbukanya, para pengemis dari luar kota bisa menjamah pasar-pasar yang dekat sekali dengan wilayah kerajaan, keadaan ini tidak membuat Raja Kukusan melarang, bahkan di hari Kamis sebulan sekali, para pengemis di kumpulkan di alun-alun kerajaan dan diberikan baju terbaik, makanan terbaik, dan segala kebutuhan yang berkualitas tinggi.

Putri Raja Kukusan yang bernama Sheila sangat menyukai kegiatan amal ini, menurut Sheila ketika menatap wajah para pengemis membuatnya lebih tenang, dari pada menatap aneka makanan lezat yang tersaji di meja besar istana. Beberapa kali Sheila ingin muntah melihat salah seorang kerabat ayahnya makan dengan serakus-rakusnya, perutnya buncit tak terhitung lemak jenuh melingkar sepanjang pinggangnya, lalu tertawa sepenuh mulut dan tidur sepanjang siang. Sheila sangat membenci perilaku tak terpuji itu.

Selasa, 12 Februari 2019

Merantau Lagi Ke Tanjung Pinang

Kaligondang 8 Juli 2002
Menjumpai Anakku
Sutarmi/Sugeng P
Di Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr Wb

Bareng layang iki ora liya Bapa aweh kabar dene Bapa sekeluarga sing neng Kaligondang sehat-sehat bae ora ana alangan sewiji apa. Semena uga Bapa doakan Sutarmi/Sugeng uga sing pada waras. Kejaba saka iku Bapa mung aweh kabar karo ko lan Sugeng, Bapa arep mangkat maring Tanjung Pinang, nek ora ana alangan mangkate tanggal 11-7-2002 sore semoga Bapa selamat di perjalanan, lan Bapa doakan Sugeng semoga sing lulus ujiane.

O ya Mi, mengenai kos angger bisa ya sing bisa kembul karo ko, mung pesen Bapa/Mama dadi pikirane Bapa/Mama dadi ora khawatir, lan ujiane Sugeng tanggal 9-7-2002 angger lulus Bapa/Mama cepet-cepet dikabari.

Novel Frans Maki

Bab 8

Tragedi Peci Hitam
Part 2


" Anda tidak mirip dengan Tama, jangan pernah ngerjain saya Pak. Saya Aris yang sudah malah melintang di dunia perburuan, tak mudah untuk ditipu. Hei Tama sejak kapan kau punya ayah sehitam ini." Aris sudah kelewatan, wajah Tama mengeras.

" Bang Aris, jaga bicaramu!, itu benar ayah Tama. Kau ini kenapa!." Seru Frans.

" Kau bilang apa Frans, kenapa kau bela Tama, sejak kapan kau jadi pembelot, kalau tak ada saya waktu mencari Faisal, maka Tama pulang tinggal nama."

" Hei anak muda!, jika bukan ayahmu teman lama saya, maka dari tadi sudah hajar kamu, saya ini ayah Tama, kau lihat tanganku yang cacat ini, saya dulu bertarung dengan seekor buaya, kau tahu siapa yang saya tolong hah!."

" Siapa?." Tanya Aris.

Senin, 11 Februari 2019

MODAL ILMU

Tanjung Pinang
Menjumpai Anaku
Sutarmi di
Tempat

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamualaikum Wr Wb

Dengan adanya surat ini tidak lain Bapa kasih kabar sama kamu, Bapa sekarang dalam keadaan sehat-sehat saja tidak ada halangan sesuatu apa. Begitu juga kamu, Bapa doakan semoga demikian hendaknya. Selain dari itu surat kamu sudah Bapa terima pada bulan yang lalu dengan mengerti maksud kamu dan Bapa juga sangat bersukur sekali kamu bisa membantu adikmu melanjutkan di MAN.

Bapa sangat sukur alhamdulillah anak Sugeng dan Suwarto sama-sama naik kelas dan Suwarto bisa melanjutkan, dan perjuangan Bapa tidak sia-sia meras keringat banting tulang bisa menyekolahkan anak. Bapak tidak bisa kasih modal harta ya kasih modal ilmu untuk hari depan dan Bapa sangat doakan pada kamu semoga bisa tercapei. Bapa sangat bersukur kepada Allah Swt walaupun gajih kecil tapi lancar dan halal, dan Bapa sekarang kerjanya masih di ternak ayam, bisa tidak pindah cuma alamatnya ganti di tokonya bosnya, jadi bisa cepat sampai sama Bapa dulu di pakei alamat Sugino KM 22 lambat kadang-kadang sampai satu bulan baru Bapa terima.

Matahari Terbit Dari Barat-3

Kematian yang tak terhingga hingga menjadi gerak fisika yang tak bisa dihitung dengan peralatan canggih sekarang. Para penghancur peradaban sudah menyeringaikan taringnya untuk menggelontorkan keyakinan hingga tercerai berai tak tersisa barang ingat sholat lima waktu. Mereka berlomba-lomba untuk menggetarkan perasaan takut untuk  dilihat oleh manusia, rela menggadaikan seluruh martabat untuk sekedar dilirik oleh orang yang dikagumi, tepuk tangan megah gegap gempita sebagi tolak ukur. Sedikit demi sedikit kematian akan segara mendekat, padahal kematian adalah pertanda akan dekatnya matahari terbit dari barat.

Bercermin sesering mungkin, karena kelak ketika bercermin nantinya yang tampak hanyalah kegelapan dan ketakutan akan masa depan yang terus menggerogoti keyakinan. Bercermin berarti siap menghadapi kegagalan dalam memaknai kehidupan ini, karena onta-onta raksasa mulia menggeliat mencabuti segala perbendaharaan yang melekat pada harga diri.

Jarak dengan waktu matahari terbit dari barat semakin dekat, dekatnya mungkin tak terhingga. Hingga nikmatilah jeda agar nafas-nafas berhenti pada saat yang tepat. Jarak semakin dekat seperti ujung busur panah lalu melesat menuju sasaran, sedekat itu kita menanti matahari dari barat. Sekali lagi waktunya tak terhingga, karena dari anak panah melesat menuju sasaran ada pertanda kiamat, di belahan dunia manapun.

Suatu malam ketika baru pulang dari kemah di Gunung Bunder, betapa rembulan bersinar dengan terang, sangat anggun, menawan, gagah, berwibawa, di hiasi bintang yang maha mempesona, lalu beberapa jam kemudian tsunami melanda saudara kita di Tanjung Lesung dan daerah lain di Banten. Jaraknya hanya sepelemparan lembing oleh para atlet. Sekali lagi waktunya tak terhingga.

Manusia punya rencana, keyakinan, interpretasi, tetapi ada Tuhan yang menentukkan ke Maha akuratan tentang matahari terbit dari barat. Kecanggihan alat dunia hanya mewakili perasaan untuk menenangkan jagat yang sulit sekali di prediksi barang sesaat. Logika terus berjalan. Tak kuasa kita prediksi.

Minggu, 10 Februari 2019

Pesan Sang Guru

Kampus STIE SEBI tahun 2003. Saya keluar dari ruangan tempat menuntut ilmu. Mata kuliah Manajemen yang diampu oleh Pak Ahmad Juwaini. Sebelum Stand Up menjadi gegap gempita seperti sekarang ini, Dosen yang satu ini sudah melakukannya dengan baik. Tak perlu diragukan, saya merasa ada kegembiraan ketika mengikuti mata kuliah ini. Seger seperti minum air zam-zam oleh-oleh dari seorang teman. Santai tapi dengan joke-joke berkelas. Selesai, saya seperti habis berendam dalam oase.

Sebuah papan informasi yang di pajang salah satu ruangan untuk memungkinkan mahasiswa/i dapat membaca dengan baik. Pamflet berwarna kuning kecoklatan tertempel disana. Berisi tentang pendaftaran Tahsin dan Tahfidz lengkap dengan alamat dan pengajarnya. Sebersit getaran ada dalam relung-relung hati. Ada panggilan yang tak biasa, mewarnai spektrum berpikir tentang kompetensi. Bukan soal bisa atau gagap, ada kehausan untuk melakukan perbaikan, ada noda yang harus di bersihkan. Lalu muncul semangat berlapis azzam untuk mendatangi tempat bercahaya itu, lingkaran berkah beruntai doa-doa para malaikat. Tempat itu ada di jalan Asia Afrika, Gang Beo.

DONGAKNA AWAN MBENGI

Assalamualaikum Wr Wb

Bismillahirrahmanirrahim

Menemui anaku Sutarmi di tempat yang jauh. Mi, Mama doakan Mi sehat-sehat terus aja nganti ana alangan sawiji apa-apa. Mama mung bisa dedonga muga-muga sing sukses gole kuliah aja nganti nemu godaan apa-apa, kudu sing ngati-ngati.

Mama mung nyuwun karo sing Maha kuasa muga-muga anaku sing bisa kelakasana aja nganti nemu cobaan. Mama neng umah momong Ari karo tunggu umah. Mi, Ari wis pinter banget ngomong Mi, Mama wis aweh alamat maring Bapa. Mbok Bapa arep surati maring ko Mi dadi wis ana alamate.

Mi, Sepatune Wis gutul malah pada seneng banget. Mama mung seneng ko bisa bantu-bantu adine, tapi ko de ngati-ngati aja nganti ora nyekel duit. Neng kono kudu nyekel duwit. Mi, aja nganti telat mangane embok dadi sakit kapong adoh. Wong wektu ne mangan ya kudu mangan.

Kudu sing ngati-ngati aja ceroboh, Mi neng umah ngumah ana anake Uwa Kadi sing neng Lampung lagi kursus montir.

Cukup semene Mi, Mama mung bisane dongakna awan mbengi muga-muga sing kesembadan bisa dadi guru, enggo sangu tua, karo bisa bimbing adi-adine sing loro.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Salam kangen...mama Mi? lia dina tek sambung maning.

Surat dari Ibu Suginah dalam bahasa Jawa banyumasan, kepada Sutarmi di Jakarta.

Kenangan yang menguatkan. 2001

Sabtu, 09 Februari 2019

LOGIKA TERBALIK

Sakit pertanda kita manusia yang punya daya tahan tubuh yang suatu saat akan berkurang dayanya, entah kelelahan, virus menular, bakteri jahat yang terlalu merugikan, depresi, dan hal lain yang punya resiko untuk terus menggerogoti ketahanan tubuh.

Sakit dalam agama yang saya yakini, Islam. Adalah bentuk kasih sayang ilahi, agar berguguran dosa-dosa yang berkerak, berkarat, hingga sulit sekali dibersihkan, sakit bentuk lain untuk mengikis noda.

Sakit, bila memakai logika terbalik, berarti tubuh harus istirahat, untuk memperbaiki sel yang rusak lalu menggantinya dengan yang lebih baik, regenerasi sel. Tak ada yang sia-sia bila logika terbalik menjadi satu sudut pandang baru dalam memaknai setiap kejadian.

Jumat, 08 Februari 2019

Matahari Terbit dari Barat - 2

Segala sesuatu akan sirna kecuali yang abadi. Abadi dengan kriteria langit, kriteria yang suci tak tersentuh noda. Pejamkan mata, maka begitu dekat kita akan kematian, ketika tidur serba gelap, yang ada nyawa ada genggaman-Nya. Bila bangun dari ranjang, diberikan kesempatan untuk menatap matahari dari timur.

Keindahan akan sirna bila matahari terbit dari barat, alam semesta berada dalam dimensi lain. Perhatikan langkah kalian agar tak terpatuk bisa mematikan, yang menggelapkan cahaya, menutup pintu kebaikan, dan melebarkan sayap kebodohan. Longgarkan sebentar frame nilai agar sanggup menjejakkan kaki di Padang Mahsyar, bertudung awan dan mengharap syafaat.

Tobat tak berfungsi, bila matahari terbit dari barat. Akan berguna manakala datang dari sanubari kesadaran, kesadaran dalam puncak kebenaran, kesungguhan menjalankan nilai ilahi, tanpa menawar dan mencaci. Kita hanya manusia yang mencoba berani menatap matahari dari barat.

SEPATU BATA

Kaligondang, 30 Juli 2001

Menemui adikku
Amy di Tempat

Assalamualaikum Wr Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberi rahmat kepada kita sekalian, dan sholawat mudah-mudahan tetap tercurahkan untuk nabi Muhammad Saw, dan kepada kita umat Islam.

Untuk selanjutnya surat dari Amy udah sampai, dan mengenai nomor sepatunya Sugeng-Warto, sama yaitu nomor 40. Dan kemarin Uwa Kadi pulang ke Kaligondang sekeluarga. Di Kaligondang setengah bulan, dan disini anaknya tinggal satu yaitu Ngadino, anaknya lagi kursus montir. Katanya sih mau setahun di sini.

O...Iya Mi... Mbak udah diterima kerja di PT HPS (Hasta Pustaka Santosa) mudah-mudahan Mbak betah, kerjanya berangkat jam 7 pagi, pulang jam 4 sore.

Mi, Sepatu Amy yang Bata dipakai apa enggak? kalau enggak mbak mau pakai. Soalnya kerjanya harus pakai sepatu. Mbak pertama kerja 1 Agustus.

Sudah dulu ya...Mi, lain waktu bisa nyambung lagi.

Dari Mama

Wassalamualaikum Wr Wb.

Di tulis apa adanya.
Kenangan yang menguatkan.

Keputusan

Kenapa Eza Qq senang sekali bermain pasir. Karena menyenangkan jawabnya. Pasir itu seperti gumpalan mimpi yang setiap butirnya mampu mewujudkan setiap detil mimpi. Eza Qq bisa berjam-jam memainkan pasir dalam rentang waktu yang tak terhingga. Kalau di stop kegiatannya, maka wajah mereka akan pundung lalu menyebut ayah: "ayah begitu, ayah jahat, apa-apa nggak boleh, sama kayak bunda." Maaf nak ayah terpaksa memberhentikan kegiatan kalian karena waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 WIB, sesuai dengan kesepakatan yang kita buat.

Kamis, 07 Februari 2019

Murid Yang Hebat

Harap cemas sambil menunggu kepastian. Pagi yang ceria adalah Kesederhanaan sikap yang selalu dapat di cari kawan seperjuangan. Tak pernah lelah untuk mencari cara agar solusi masalah dapat terselesaikan dengan bijak.

Walau rintangan adalah problem kehidupan, ia akan senantiasa mencari cara untuk bertahan. Kalimat kebaikan selalu ia panjatkan agar murid menjadi hebat mencari jalan, "memilah-milih" masalah hingga menjadi mahir dalam problem solver, setiap ada masalah tak pundung menghadapinya, tapi pantang memunggunginya.

Senyum mengembang setelah badai menerjang, sikap antipati adalah pengecut. Seburuk-buruk pengecut adalah yang lari dari kenyataan dan menyalahkan sekitar, tuntunlah dengan bijak meski tegas adalah perisai, agar bijak menjadi aturan yang dapat terintegrasi dengan baik. Tanpa menimbulkan guncangan psikologis terlalu dalam.

Tentang Umar

3. Sepeda Onta


Sepeda Onta melaju menembus jalanan sepi desa Kaligondang. Di belakangnya ada seorang wanita yang tengah membonceng sambil memeluk pinggang Umar. Suasana masih gulita, mereka berdua di temani oleh bintang dan rembulan. Dingin sekali, ini musim kemarau yang panjang. Bunyi khas dari roda yang terus bergerak menciptakan alunan nada yang harmonis.

Melewati persawahan dan bulak panjang mereka sesekali berpapasan dengan para pedagang yang ingin berjualan ke pasar terdekat. Gerobak penuh muatan sayur dan mayur sedang di jalankan oleh seorang laki-laki paruh baya yang terlihat kekar. Umar menyapa sebagai bentuk kepercayaan sebagai sesama pedagang.

Pukul 5 pagi Umar dan istrinya sampai di pasar. Umar pamit untuk melakukan kegemarannya berkeliling kota Purbalingga sambil menikmati denyut nadi kehidupan sampai keletihan mendera lalu ia akan kembali menjemput istrinya setelah matahari menghangatkan punggungnya. Tangan kanan Umar membelai lembut stang sepeda. Sayang ia harus membagi kenyamanan dengan terus berpacu dengan kehidupan. Kehidupan tak selalu mulus ada saja cacat yang menguji setiap detiknya. Kita tak bisa melawan kejadian yang sudah terjadi, itu bagian dari penguatan mental agar tak mudah tenggelam dalam arus penghinaan, fitnah, iri, dengki bahkan makar-makar yang menyakitkan. Salah satu tetangga yang punya profesi yang sama dengan Umar dan Istrinya selalu membuat rekayasa yang menguras  kesabaran.

Selasa, 05 Februari 2019

Respon

Harusnya melawan ketergesa-gesaan dengan cara yang elegan. Mendadak Arif adalah kebijaksanaan yang strategis, biasakan beradaptasi dengan cara spontan. Karena akhlak adalah respon spontan terhadap sesuatu.

Cara baik tapi melawan arus komitmen adalah bentuk jumawa atas kerjasama tim yang telah di bangun solid sejak pertemuan awal. Orang kaya baru tapi miskin respon adalah bentuk paripurna dari minimnya akhlak manusia

Mengalahkan diri sendiri dari terbawa arus suasana membuat orang lain gugup untuk menerjemahkan persona yang humble dan otentik. Hasilnya kecepatan respon mengalahkan rupa-rupa ego yang merongrong wibawa.

Minggu, 03 Februari 2019

JURUSAN IPS

Kaligondang, 5 September 2001

Menemui Adikku
Ami di
Tempat

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt, Shalawat mudah-mudahan tetap tercurah untuk Nabi Muhammad Saw dan kepada kita umat Islam. Dan keluarga di Jawa dlm keadaan semua dan nenek di Selanegara juga dlm keadaan sehat pula.

Untuk selanjutnya, mama mengabarkan kalau adik Sugeng sudah naik kls III dan Warto juga sudah daftar ke MAN bareng sama Sugeng.

Dan mengenai SPP Suwarto belum jelas. O...iya membuat Warto 30.22 dan Warto sudah mantap mau sekolah di MAN. Mi, mama bilang terserah Ami saja kalau Ami bantu mama, mama seneng, kalau enggak bisa nggak apa-apa, pokoknya terserah Ami...

Mama berdoa dari jauh, mudah-mudahan Ami sehat selalu, dan banyak Rizki jadi bisa bantu-bantu adik sekolah. Mengenai sepatu udah ada (masih baik). Jadi pokoknya kata mama, terserah Ami aja, mau bantu adik-adik mama senang bisa meringankan beban mama, kalau enggak apa-apa, o...iya mi...Bapa kirimnya bulan ini 400 ribu. Mengenai Ari Purwanto .. sekarang udah lucu sekali.. pintar ngomong.

Kira-kira itu aja Khabar dari mama.
Salam sayang
(Dari mama, mbak & adik-adik, juga Ari, Kak Risman)

NB: Sugeng udah ambil jurusan IPS. Sugeng rminta saran, baik apa enggak ambil jurusan IPS.
Sebuah surat tertulis apa adanya.  Kenangan yang menguatkan.

BELAJAR DAN BERPIKIR

Belajar adalah proses. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang yang ingin menambah wawasan dan pengembangan diri, sangat rugi bila setiap waktu yang kita gunakan dan habiskan tidak menjadi sarana perbaikan diri sekaligus upgrade kompetensi. Belajar bukan hanya dari buku, tetapi juga bisa dari pengalaman, kejadian, dan fenomena alam yang menjadi sarana belajar tak terbatas. Kalimat melegenda yang akrab di telinga: " Experient Is The Best Teacher." Closing-nya adalah ilmu apapun ujungnya adalah menjadi sarana mendatangkan kedekatan kepada pengenggam langit dan bumi, yakni Allah Swt. Bisa digambarkan misalnya, melihat pribadi yang memiliki kecerdasan tinggi, kita terpacu untuk bisa mengambil inspirasi darinya. "kenapa dia bisa, kok saya ngak." Membenci kebenaran berarti kita berhenti untuk belajar, sama saja kita jumawa. Karena difinisi mutlak arogan adalah menolak kebenaran dan mencaci persona pribadi. Ilustrasi lain misalnya, pertengkaran yang secara "telanjang" di publish secara sengaja atau rekayasa. Bertengkar adalah definisi paling jelek dari komunikasi, menandakan kemungkinan masih sibuk mempertengkarkan perbedaan. Karena banyak perbedaan yang menghasilkan keindahan, kegembiraan, kedamaian. Allah menciptakan manusia memang dalam bentuk yang berbeda dalam arti fisik, tetapi banyak kesamaan dalam hal nilai. Meskipun berbeda keyakinan.

SEPATU BARU

Kaligondang 2 September 2001


Assalamualaikum Wr Wb

Kepada:

Yts Kak Sutarmi di Ciputat

Dengan ini kami mengabarkan bahwa keluarga di sini baik2 saja dan sehat dan serta dalam lindungan Allah Swt. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw, tak lupa semoga kak Ami selalu dalam keadaan sehat pula, dan tak ada kekurangan sesuatu apapun.

Oh ya kak, sepatunya sudah sampai ke rumah (Kaligondang) dan sepatunya juga pas di kaki, terimakasih ya kak atas perhatiannya dan pemberiannya. Semoga saya kelak dapat membalas yang lebih baik dan lebih bagus.

Kak, sekarang uang SPP di sekolah naik Rp 2000 sehingga jadi Rp 20000/bulan. Untuk Warto Rp 22000/bulan.

Ini kak biasa ada sedikit nasihat buat kakak semoga berkesan di hati

" Hidup itu tidak pasti kadang kita di bawah kadang kita di atas. Jadi yang pasti kita jangan pesimis walaupun sekarang kakak lagi berjuang untuk kesuksesan, mungkin di lain waktu kakak bisa memetik hasilnya. Tapi yang pasti kakak lebih tahu dari nasehat yang saya berikan.

Itu saja kak semoga dapat mengobati rasa kangennya.

Sekian.....

Wassalamualaikum Wr Wb.

Dari Adik Sugeng


Di tulis apa adanya, kenangan yang menguatkan.

MINTA TOLONG

20 Juli 2001 


Maksud kedatangan surat ini saya memberitahukan bhw keluarga di sini dalam keadaan sehat walafiat, dan semoga mbak di sana juga dalam lindungan Allah Swt.

Mbak gimana rasanya kuliah, enak apa nggak, kalau enak saya juga kepengin kuliah, tapi pasti kuliah nggak enak karena memerlukan pengorbanan yang besar dan ketulusan serta keihklasan hati.

Terus apa ya Mbak, sulit buat surat, karena baru pertama kali saya buat surat untuk Mbak, dan juga belum pernah nyuratin cewek karena belum punya pacar.

Kalau Mbak nggak keberatan saya minta tolong untuk dibelikan sepatu (2) pasang (saya dan Warto) kemudian dipaketkan, beli sepatunya kapan aja kalau sudah punya duit.

....... dan saya minta maaf karena suratnya singkat, padat, belum begitu jelas, dan sedikit memaksa. Atas perhatian Mbak, banyak banget saya ucapkan terimakasih.

Ini dong ada sedikit pepatah yang memberikan sedikit kemantapan dlm hidup.

" To day better than is yesterday"

( Pasti Mbak bisa ngartiin)

Dari yang kangen dan Rindu.

Hormat Saya


Sugeng Priyanto


Di tulis apa adanya.
Kenangan yang menguatkan. 

Sabtu, 02 Februari 2019

BELAJAR PADA PATRIOT

Teduhnya kedua matamu menyiratkan mental baja, semangat juang tinggi, dahsyatnya deraan yang menerpa kehidupan mu yang dilancarkan oleh tangan-tangan "kasar" lalu lahir ketabahan dalam mempertahankan sesuatu.

Mental baja dan semangat patriot menggambarkan semangat pasukan tempur yang tidak pernah kehabisan amunisi. Hari-hari berisi kualitas tentang tanggung jawab sebagai seorang manusia yang percaya akan Tuhan penggenggam langit dan bumi.

Terbatasnya fisik yang kau punya justru memperlihatkan prestasi yang gemilang kepada dunia bahwa fisiknya yang "kurang" dapat menggetarkan tembok-tembok wajah serta hati yang jauh dari kemanusiaan. Karakter seorang pejuang mampu merobek segala keterbatasan menembus batas-batas kekuatan seorang manusia yang punya fisik normal. Justru kesempurnaan melebihi orang-orang yang sempurna di sekeliling kita.

Orang-orang seperti itu mengajarkan bagaimana kita harusnya berjuang. Kerasnya rintangan terus menghadang. Kegagalan dan keberhasilan pada satu fase kehidupan seringkali melumpuhkan semangat kita untuk berdiri berjuang. Bukannya juga isyarat untuk berhenti berjuang karena kita seharusnya terus berjuang. Tegaknya keadilan terus melaju melalang buana menembus batas-batas geografis.


Dedikasi untuk para Patriot di seluruh dunia.

Salam Berjuang.

Jumat, 01 Februari 2019

Pagi

Cahaya masih segar, penuh dengan vitamin kehidupan. Embun sejuk menetes dari daun talas lalu hinggap di punggung burung semak. Burung puyuh sedang melakukan gerilya mencari sarapan pagi berikut kudapannya.

Pagi adalah segala rasa tentang kekuatan. Kekuatan untuk memulai dan mengakhiri dengan kekuatan yang sama, sejatinya terkumpul semua perasaan yang dingin akan titik permulaan.

Pagi adalah cakrawala berpikir tentang masa dan ke masa depan, ia akan menjadi lagu legenda yang terus bersenandung terus tanpa pernah bosan walau sekejap. Ucapkanlah kata semangat agar pagi terus bersemayam dalam langkah-langkah hingga berhenti ketika masa telah tiba.