Edisi 25 Juli 2025
Guru
1. Kemampuan untuk menejemen kelas, hingga bisa mengatur dan membagi masing masing murid kedalam sitem waktu yang memungkinkan untuk mentalaqikan baris ustmani tanpa merasa ‘terbebani’ oleh durasi yang tersedia
2. Kecepatan untuk menganilisa murid dalam pembacan awal. Maksudnya seorang guru bisa menilai secara tepat pada sejak huruf pertama di baca.
3. Saling tukar informasi secara bersamaan dan pada saat berganti peran. Guru menilai bacaan murid, pada saat yang sama guru menjadi murid (mencoba menjadi murid dalam waktu yang cepat agar bisa menilisik isi pikiran murid terhadap kemampuannya sendiri) lalu kembali menjadi guru setelah si murid selesai membaca. Tetapi murid, cukup kesulitan dalam waktu yang bersamaan untuk menjadi guru dan membaca isi pikirannya. Kecuali mungkin pada pendidikan menengah keatas dan perguruan tinggi. Keduanya bisa berganti-ganti peran, dan bisa satu sama lain saling mengisi pikiran.
4. Menggunakan panduan mengajar sebagai cara pikir sebagai guru quran pada saat mengajar, atau sekadar diktat/dogma yang dibaca ketika kesulitan dari tiap halaman. Memperlakukannya sebagi teks semata tanpa repot-repot untuk meniti tiap halaman sebagai pandu jalan ia mendampingi anak per anak.
5. Tahu posisi dan memposisikan diri.
Siswa
Alif 6C kesulitan untuk menetapkan panjang pendek dalam durasi yang telah ditentukan oleh Ilmu Tajwid, Mad Jaiz, Tertukar huruf dan harokat Ghifari 6B, kesulitan untuk memahami konsep hamzah wahsol, dan juga mad
Hatim 6B, Kelancaran kalimat, konsep tasydid, dan huruf pilihan untuk mamahami huruf yang bertumpuk (Huruf Ja)
Jawaban dari siswa, belum siap untuk ujian, karena belum ada informasi sebelumnya, hingga ketiga siswa hari ini belum siap secara psikologi. Ini cukup menganggu kefokusasn mereka saat ujian.
Informasi cukup tentang persiapan materi, dan hari apa akan diuji kemampuan mereka, menambah kepercayaan diri mereka untuk bertemu dengan yanda atau bunda untuk melakukan test bacaan.
Pertanyaan dari para murid, bukan ada halaman yang perlu diperbaiki nggak yan?, atau yang semisal. Tetapi kebanyakan dari peserta ujian, “Lulus nggak Yan?” sebagai bentuk pernyataan mereka sudah ujian dan layak lulus. Sekilas wajar, tetapi cara mereka berbahasa adalah cerminan mereka belum siap 100 persen ujian.
Gerald 6E, Konsep dengung agar pembacaa stabil pada tiap kalimat dalam halaman buku ustmani
Arsyad 6E, Konsep mad turunan seperti mad jaiz dan mad wajib, konsep dengung hingga lebih stabil.