Senin, 31 Desember 2018

Novel Frans Maki

Bab 6
Kelereng Besi 
Lanjutan

Pertarungan kelereng tinggal Frans dan bang Aris. Frans merasa khawatir kalau kelerengnya tak bisa diatur, malah akan merugikan diri sendiri. Ada empat butir kelereng yang jadi target tembak. Giliran bang Aris yang membidik, jemarinya yang kukuh mampu melesatkan kelereng besi seperti kapas. Bidikan pertama bang Aris mampu merenggut dua kelereng sekaligus tanpa kesalahan. Frans menahan nafas. Hari, Jidon, Tama, Nur, dan Ari menatap Frans tegang.

Bidikan kedua, bang Aris tersenyum sengak, lagaknya tengik, kantong celananya penuh biji-biji kelereng. "Kau sudah siap untuk kalah Frans." Kata-katanya mengintimidasi.

" Kita lihat saja nanti." Jawab Frans mencoba menguatkan diri.

Senin, 24 Desember 2018

Tetap Berpijak

Ketika angin memanggil dengan kencang. Tak tahu arah kami melangkah.
Air membuncah tak tahu arah. Ia hanya jalankan perintah. Sekejap pecah berubah tumpah tangis dan nelangsa. Nafas tercekat, badan lunglai, mata nanar mencari cahaya kehidupan.

Selesai jalankan perintah. Air kembali ketempat asalnya. Berombak tenang seperti tak terjadi apa-apa. Sekali lagi Ia hanya jalankan perintah.

Sekejap porak-poranda. Semua fasilitas manusia rata mencium tanah. Nafas kembali membumbung, ada harapan sunyi.

Tetap berpijak meski sahabat karib terbujur kaku membisu. Semua kematian mestilah jujur akan ada masanya. Awal dan akhir, Allah yang tentukan. Mestilah berpijak pada rasa baik sangka kepada pemilik Air, Ombak, dan angin.

Ketika manusia tak lagi ingat pada tumpuan di mana ia berpijak. Mestilah berdoa sampai langit tujuh sana. Ada kekuatan yang memberikan keteguhan, kewarasan, dan pikiran yang nalar. Musibah adalah cara Allah "menegur" setiap insan agar tetap lurus, bijak, adil, memperlakukan dan menghormati alam.

Tetaplah berpijak meski dengan sisa tenaga yang ada. Badan remuk tulang nyeri. Tetaplah tegar meski kehilangan tumpuan terkasih. Setelah kesulitan ada kemudahan, setelah gelap terbitlah terang.

Sabtu, 15 Desember 2018

Novel Frans Maki

Bab 6
Kelereng Besi 
Lanjutan

Permainan kelereng segitiga dengan garis melintang sepanjang 10 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi makin jauh garis lemparan biasanya makin menantang. Kami meletakan dua kelereng masing-masing di dalam garis segitiga yang saling terhubung.

Hari, Jidon, Tama, Frans, dan bang Aris sudah memegang masing-masing satu Kelereng sebagai kelereng pemukul. Bang Aris melempar duluan, dengan kelereng besi bang Aris melemparkan dengan anggun seperti biasanya. Senyum licik selalu dia pasang untuk mengintimidasi kami yang menggunakan kelereng biasa. Lemparan bang Aris tepat mengenai tengah segitiga hingga 4 kelereng langsung terlempar keluar dan otomatis menjadi milik bang Aris. Kami berempat saling menatap. Gentar seperti biasa. Frans melempar kelerengnya dengan secermat mungkin. Di susul dengan Hari, Jidon dan Tama. Aro dan Nur melihat kami dengan cemas. Lemparan kami berempat tak ada yang bisa memukul kelereng dalam garis segitiga.

" Kalian akan kalah seperti biasa." Senyum bang Aris mengejek.

Selasa, 11 Desember 2018

Novel Frans Maki

Bab 6
Kelereng Besi 

Frans membawa tiga butir kelereng yang dibawanya dari rumah sisa pertandingan ponces (main gundu dengan beberapa orang dari 3 sampai 5 orang bahkan lebih) di sekolah. Soal kebiasaan dan cepat beradaptasi dengan kondisi, maka Frans dan teman-temannya tak kesulitan untuk berkumpul dalam satu titik dengan kecepatan rata-rata. Seperti siang ini selepas sekolah, setelah makan siang dan sholat zhuhur kami sudah berkumpul di bawah pohon Dukuh. Ada tanah lapang yang landai sedikit berlumut hingga memudahkan kelereng meluncur dengan kecepatan yang maksimal.

Kami duduk melingkar beralaskan sendal jepit, atau menggunakan daun kering pohon Dukuh yang banyak berjatuhan tak pamit. Jidon membawa sepasang Marmut Hitam yang masih jarang terlihat di pasaran anak-anak seusia kami. Hari membawa sepasang Burung Merpati lengkap dengan kandangnya. Biasanya selepas bermain gundu sepasang Burung Merpati itu akan dilepas. Nur dan Tama yang selalu berpakaian bersih membawa robot-robotan yang di belikan ayahnya di Jakarta. Sedangkan Frans dan Aro membawa Seekor Jangkrik jantan lengkap dengan kandangnya.

Minggu, 09 Desember 2018

Sabtu, 08 Desember 2018

Nyanyian Bintang

1. Mozaik Pertemuan
2. Mozaik Rencana
3. Perjalanan ke Angkasa
4. Sepatu
5. Makan malam pinggir jalan
6. Wartel Fathullah
7. Sang Penguasa
8. Helm Full Face
9. Rumah Sang Lurah
10. Lari Pagi
11. Belanja ke Kota
12. TPA Malam
13. Berburu
14. Tenda Darurat
15. Ronda Malam
16. Kerja Sosial
17. Cinta Tidak Buta
18. Lalu Lintas Perasaan
19. KBM yang konyol
20. Nyanyian Bintang
21. Bukan Dewa
22. Tumpul
23. Lomba
24. Bentrok Sinyal
25. Menuju Puncak
26. Napak Tilas
27. Sayonara

Novel Frans Maki

Bab 5
Kopi Anjing 
Lanjutan

Frans menoleh kebelakang sekali lagi untuk memastikan kalau benar sebuah suara telah memanggilnya dengan keras. Seorang teman lalu menyembul dari balik kerumunana pohon pisang. Senyumnya mengembang, Frans lega karena bukan hantu siang bolong yang ingin menyapanya.

" Rupanya kau Don, ku Kira hantu siang bolong" jidon merasa senang, karena sukses membuat Frans takut, bingung, dan culun.

" Kau takut ya." Cetus Don, sambil mengunyah buah Kopi Anjing yang seger.

Senin, 03 Desember 2018

ALDINO

Tregedi Pematang Sawah
Lanjutan
Aldino melihat Kanan dan Kiri sebagai prosedur manusia normal. Ada yang aneh dengan bulu kuduknya. Hujan sejenak berhenti dan berganti dengan lemparan batu yang mengarah kepada Frans.

"Hei!, Kau berhenti!". Sebuah suara tanpa wujud memanggil nama Frans.

" Jangan hancurkan pematang sawahku!, Teriakannya kembali membuat remang-remang bulu kuduknya."

Aldino terus saja berlari dan sampai di hutan tebu. Aneh. Anto sudah sampai duluan dan sedang duduk santai mengunyah daging tebu.

" To, Kita tinggalkan tempat ini. Ada yang aneh tadi di belakang."

" Duluan saja. Tak ada yang aneh."

Jumat, 30 November 2018

AlDINO

Tregedi Pematang Sawah

Satu jam memancing, hasil lumayan cukup banyak. Ada ikan Sepat, Lunjar, dan beberapa Udang. Buat makan malam rasanya sangat nikmat dengan sambal mentah. Terakhir segelas teh panas hasil racikan orang-orang tulus di negeri aman.

Hujan turun tiba-tiba, deras sekali. Sampai susah membedakan antara umpan dimakan oleh ikan, atau gelombang guyuran hujan

" Dino, Kita pulang yuk." Anto berteriak diantara derasnya hujan.

" Bentar."

" Apa hujan telah menenggelamkan sebagainya akal sehatmu. Kau tidak ingat kisah bulus yang keluar di saat hujan deras." Ancam Anto

Selasa, 27 November 2018

Novel Frans Maki

BAB 5
Kopi Anjing

Pulang sekolah pukul satu siang lewat sawah yang terungkap kejelian untuk memaknai setiap jengkal kehidupan. Frans berjalan tanpa teman-teman akrabnya. Frans memang lebih suka sendiri daripada beramai-ramai. Kesendirian adalah kebahagiaan baginya. Kadang kala keramaian membuatnya bingung untuk menentukan peran. Kecuali bermain bola kampung, Frans Tak pernah menolak, bahkan beberapa kali Frans mencari teman untuk beberapa posisi penyerang. Baginya punya lebih sedikit teman setia akan lebih menguntungkan dari banyak teman yang mencederai dari depan dan belakang.

Langkah Frans terhenti ketika melihat orang-orang sedang memanen padi dengan cara tradisional. Mereka sangat bersemangat.

Senin, 26 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut 
Lanjutan

Frans merinding ketika mendengar langkah aneh yang terdengar hati-hati. Ayahnya disamping memberi kode agar diam tak bersuara. Mereka berdua sedang bersembunyi di balik semak tak jauh dari kandang Marmut. Seorang pemuda tengah menjulurkan tangan kanannya ke dalam kandang. Suara Marmut yang terintimidasi membuat Frans tidak sabar untuk berteriak. Tapi wajah ayahnya mencegah untuk melakukan hal konyol. Wajah sang maling tertutup oleh kain sarung, kedua matanya saja yang terlihat. Tangan kirinya memegang senter panjang untuk menerangi langkah tergesa-gesanya.

Seekor induk jantan sudah ada di genggaman tangan maling itu. Frans memasang wajah melas kepada ayahnya. Tapi ayahnya mengisaratkan untuk bersabar. Jari telunjuknya dirapatkan pada bibir.

" Hei Kau!, Mau dibawa kemana Marmut itu, dasar maling norak!"

Maling itu kaget dan panik, langkah seribu di lakukan tanpa memikirkan hal yang lain.

"Kenapa nggak dikejar ayah, maling itu kabur!"

Suara erangan terdengar keras. Mereka berdua lari ke sumber suara, jebakan yang dibuat oleh ayah Frans mengenai sasaran. Sampai di area jebakan maling itu bisa kabur, meninggalkan Marmut Jantan yang depresi. Ada bercak darah yang tertinggal, tapi Frans dan ayahnya tak menulusuri jejak itu sampai ke tempat persembunyian. Frans mengambil Marmut Jantan itu hati-hati. Lalu pulang diikuti ayahnya dari belakang.

Senin, 19 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut
Lanjutan

Malamnya Frans Maki terjaga dari lelapnya tidur. Langkah kakinya yang semangat membanggakan ayahnya yang sedang mendengkur keras. Frans tidur satu kamar dengan adiknya. Ketika tangan Frans menyentuh tubuh ayahnya yang letih, yang terbangun malah ibunya sendiri.

" Kenapa, Kau takut, atau adikmu ngompl lagi." Ibunya berkata sambil menahan kantuk."

" Ngga, Frans ingin ngajak ayah Ronda."

" Ronda?, Untuk apa. Apa Kau takut kehilangan Marmut lagi."

" Lebih dari itu bu, Marmut itu terlalu lucu dan sangat biadab ada yang berani mencari."

" Kenapa kamu bicara kasar, sudahlah tidurlah.

" Ada apa Frans?, Kau mengganggu jam istirahat ayah?" Ayah Frans terbangun.

Jumat, 16 November 2018

RINDU AYAH

Gemetar tangan ini menggenggam aura ayah yang tengah dalam perjalanan ke Riau menggunakan Kapal Pelni dari priuk.

Wajahnya keras tiap kali berlayar. Jalannya khas timbul tenggelam suara sendal sepatu.

Tiga hari sudah berlalu. Ayah mungkin sedang menulis surat untuk mengabarkan selamat sampai tujuan.
Ayah, Frans di rumah menunggu tahun depan...

Rabu, 14 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut
Lanjutan

Frans kecil tak menyerah. Kedua induk Marmut yang masih gemetar tak membuat langkah Frans canggung. Semangat membara bercampur sedih melihat bola mata induk jantan dan betina yang tampak berkaca-kaca kehilangan anak semata wayangnya hilang tanpa jejak.

Pagi yang masih berkabut tak menyurutkan langkah dingin Frans untuk mencoba bergerak menyusuri semak-semak rendah yang berjarak tiga puluh langkah dari rumah. Setiap jengkal dia amati betul kalau ada tetesan darah, bulu, atau sisa kaki yang masih segar.

Matahari menghangat ketika langkah Frans kecil menjauh dari rumah sejauh seratus langkah. Bola mata Frans menangkap satu sudut semak yang terlihat ganjil. Sisa bakaran yang masih hangat, ada asap mengepul dari balik tumpukam kayu khusus yang bisa dibakar ketika basah. Frans mengambil posisi jongkok untuk memastikan keganjilan dapat tersimpulkan melalui pengamatannya.

Beberapa jengkal dari Frans jongkok ada beberapa bulu yang dipaksa untuk mengelupas dari tubuh mungilnya. Bercak darah menempel pada daun yang berembun. Air mata meleleh manakala melihat kepala Marmut yang terpisah dari tubuhnya. Keempat kaki mungilnya berserakan di dekat kepalanya. Dadanya naik turun melihat kebiadaban yang terpampang jelas.
Tangan kanannya mengepal keras lalu sambil berteriak memukulkannya ke atas tanah. Tangan kirinya memegang bilah bambu yang sengaja diserut untuk memanggang Marmut yang baru berusia belia oleh pencuri misteri yang pengecut.

" Kau kenapa Frans!"

" Lihat,ada yang begitu kejam memanggang Marmut kecil ini Ayah"

" Jangan terlalu cepat kita menyimpulkan. Nanti malam Kita Ronda, yang kamu simpulkan betul atau tidak."

Frans melangkah meninggalkan tempat eksekusi yang menyebalkan. Ada angin jahat yang menyelusup menampar-nampar, hingga menimbulkan aroma dendam kesumat.

Selasa, 13 November 2018

RINDU AYAH

Ayah, maafkan anakmu ini yang jarang telphone. Untuk telphone saja ku berusaha keras agar bisa.

Aku Tak pernah menyalahkan ayah, yang saat ini belum pegang hp canggih.

Kusisihkan gaji ku untuk dapat membelikan Hp untuk ayah

Aku rindu ayah, suara ayah yang sengau. Aku ingin bersenda gurau dengan ayah seperti dulu.

Yah, ku ingin buatkan novel untuk ayah. Mungkin Tak sebagus karya Andrea Hirata. Tapi tetap akan ku buat. Janji ya yah...agar ayah dapat membaca novel berisi tentang ayah.

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut
Lanjutan

Hari ahad adalah Hari yang ditunggu-tunggu oleh Frans. Marmut yang Makin besar makin menggemaskan saja. Setelahnya sarapan bubur merah Frans keluar dengan alas sandal jepit. Tanah masih lembek karena diguyur hujan semalam. Hati- hati Frans melangkah ke kandang. Jarak dua meter menuju kandang mata Frans membulat ada banyak jejak telapak kaki Anjing yang membekas pada permukaan tanah. Debar jantung betul hingga telapak tangan Frans berembun.

Sebagai laki-laki yang tercelup oleh tanggung jawab, maka ku langkahkan kaki menuju kandang. Rasa curiga berbalut takut akhirnya terjawab, keberadaan Marmut yang sedang tumbuh besar it tak diketahui rimbanya. Hanya ada dua induk yang sedang ketakutam bersembunyi di balik rumah kayu mungil. Beberapa jam yang lalu mungkin seekor Anjing tengah mengintimidasi di bawah guyuran hujan. Lutut Frans gemetar mencoba berpikir logis. Karena tak ada bercak darah atau bulu yang tertinggal.

Senin, 12 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut

Hari yang membahagiakan adalah hari di mana kalian merasakan sensasi yang orang lain tak bisa mengindrainya. Orang lain tak bisa memaksa untuk bisa berbagi kebahagiaan barang sedikitpun. Orang lain, sekali lagi tidak bisa mengecilkan rasa senang yang kalian punya. Hanya orang-orang tertentu yang lapang dadanya mau berbagi.

Seperti hari ini, bayi Marmut terlihat di kandang bambu yang berbentuk kotak persegi. Suara guikkk...guikkk...guikkk...terdengar lembut dan menyenangkan. Rupanya ini yang dinamakan kebahagiaan walaupun hanya menunggu kelahiran seekor Marmut dari seekor betina yang tampak kepayahan menahan sakit.

Hari-hari makin lucu saja bayi Marmut itu. Tampak bulu-bulunya making bercorak. Warna putih di balut dengan warna hitam yang menggelayut di bagian punggungnya.

Sore itu Frans menggendong Marmut kecil yang bersih kedua telapak kakinya, halus bulunya, bening matanya, kumis yang pendek, serta gerakan lembut kukunya yang merayap di telapak tangan Frans.

Tak ingin membuat Marmut kecil depresi, Frans memasukan Marmut kedalam kandang dan membiarkan bersenda gurau dengan kedua induknya. Lalu Frans masuk rumah dengan perasaan lega.

Minggu, 11 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 3
Satria Baja Hitam 
Lanjutan

Pertarungan selesai, Satria Baja Hitam dapat menembus perut monster dengan Pedang Matahari dengan tendangan maut sebelumnya. Lagi-lagi kemenangan ada di pihak yang benar, begitu seterusnya berulang kali. Jalan cerita hampir sama, tetapi kami penikmat film ini selalu terhibur. Walau harus duduk berhimpitan dengan teman-teman yang lain.

Di tengah kami nonton aksi Satria Baja Hitam beraksi ada oknum yang tega sekali membuang kentut dengan tanpa suara, hasilnya kegaduhan terjadi. Saling tuduh Satu sama lain, sepertinya kentut itu menyerempet tai hingga baunya seperti campuran sampah dan belerang.

Adit sigap menyemprotkan sesuatu dari balik tabung kecil, sesaat kemudian dengan bantuan kipas angin keseluruh ruangan. Aroma wangi keluar. Dua benda yang Tak Frans lihat sebelumnya, kipas angin dan tabung pewangi. Sangat menggelikan tentunya.

Film kartun setelahnya adalah film tentang seorang anak muda yang bisa menggunakan tongkat yang dialiri petir. Dengan senjata ini tokoh utamanya dapat menumpas kejahatan. Frans dan teman-teman ya sudah terhipnotis, diam mengatupkan kedua rahangnya.

Sabtu, 10 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 3
Satria Baja Hitam 
Lanjutan

Imbas dari menonton film heroik hasil kreatif anak muda jepang, Satria Baja Hitam RX ini membuat persepsi, insting, dan pola pikir ala suasana film tersebut. ketika pergi ke Masjid di sore Hari yang gelap, Frans merasa Akan kehadiran monster yang mengerikan. Lalu tanpa canggung Frans berteriak "Belalang Tempur!", Kedua kakinya lari berlari kencang seperti kuda perang yang dipacu kencang. Instingnya memberi tahu tanpa sopan kalau monster ganas segera datang. Sampai di Masjid Frans berpikir lari yang kencang itu ternyata memberi pengaruh yang maksimal.

Tak berhenti sampai di situ, bila sedang terpojok karena suatu hal, maka Frans berteriak dengan lantang "Pedang Matahari!", Sedang makan, bila selesai bukannya berdoa ia malah berteriak "Pedang Matahari!", Mengerjakan PR, mencari rumput, selesai mandi, dan lain sebagainya. Demam Satria Baja Hitam RX benar-benar "menghipnotis" Frans. Half ini yang membuat ibu dan teman-teman ya khawatir.

Rabu, 07 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 3
Satria Baja Hitam

Pukul 4 Sore Frans sudah siap dengan pakaian terbaik, sendal terbaik, rambut terlapisi dengan minyak lavender, minyak rambut terkenal murah dan awet.

Keterbatasan ekonomi membuat Frans dan teman-teman bertindak kreatif agar mendapat tempat terbaik hingga dapat menonton film kesayangan kami dengan hati yang puas.

Sampai dirumah Adit, ruangan tempat menonton Satria Baja Hitam sudah tanpa celah untuk duduk, Hari dan Jidon sudah tersenyum menang sambil memandangi Frans, Aro, Tama, dan Nur yang berdiri di balik kaca nako yang menonton secara tragis.

Mata Frans terbelalak melihat Belalang Tempur yang dipanggil oleh Kotaro yang sedang membutuhkan bantuan untuk melawan monster kiriman. Sampai detik itu Frans belum selesai dengan kekagumannya ketika pedang matahari menembas tubuh monster kiriman.


Selasa, 06 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 2
Jejak Anjing 


Hujan lebat semalam yang mengguyur desa kaligondang membuat jalanan menjadi lebih kenyal.Genangan air masih bisa dilihat pada beberapa titik jalanan. Para petani masih berdiri tegak memanggul cangkul sambil memandangi sawah-sawahnya yang berubah hamparan danau. Ular- ular air tampak berenang bebas menjelajah kesana kemari. Burung- burung bangau sudah mulai berputar-putar mencari ikan yang tersesat. Para mancing mania yang terlampau Sayang memanfaatkan situasi sudah terlihat memasang umpan, mereka bertaruh dengan keburuntungan, siapa tahu Iumpannya dimakan oleh ikan-ikan yang kabur Dari kolam peternakan.

Jalanan yang menuju ke sekolah biasanya akan dipenuhi oleh jejak-jejak kawanan Anjing hutan yang kelaparan hingga terpaksa mendekati area yang sering dilalui oleh manusia.

Jejak-jejak kawanan Anjing sering menjadi perhatian bagi Frans dan kawan-kawan untuk bahan tebak-tebakan. Kadang Frans menambahkan jejak baru dengan menggunakan buku-buku jarinya. Ada yang menebak jejak-jejak itu bukan dari tapak-tapak Anjing melainkan Dari jejak Serigala, Macan, bahkan ada yang menduga sebagai kucing jadi-jadian. Semuanya punya hak untuk menebak tanpa terkecuali. Kadang puncaknya main kata-kata yang berujung pertengkaran, Karena nama bapaknya disebut sebagai kaki Anjing.

Senin, 30 Juli 2018

Novel Radio Mini

Band Stinky mampu mempengaruhi penampilan dan gaya berpakaian. Rambut sang Vokalis yang belah tengah mampu menghipnotis kawula muda untuk berpenampilan yang sama. Hidung mancung milik Andre menambah cita rasa tersendiri dikalangan para kaum hawa. Cara berpakaian mereka para personil Stinky menjadi kiblat yang menghebohkah jagad raya anak 90 an.

Salim menjadi kasak kusuk ketika teman-teman di sekolah mengganti rambutnya menjadi belah tengah semua. Ada yang benar-benar menjadi tampan, tetapi sebagain malah seperti anak-anak dari negeri lain. Aneh dan menggelikan.

Dari beberapa anak-anak ada yang menggunakan minyak rambut yang masih masuk akal, sebut saja Tancho, Lavender, Orang-Aring, tetapi Salim merasa untuk semua itu ada dalam hayalan. Harus ada negosiasi yang masuk akal dengan ibunya. Apalagi kondisi keuangan ibunya pada saat itu masih sangat sederhana.

Setiap melihat Stinky di Layar TV hitam Putih beberapa tetangga perempuan teriak histeris dan sedikit aneh. Salim merasa tertegun. Tekadanya untuk mengubah rambutnya menjadi belah tengah akan dilakukan walaupun tanpa minyak rambut yang di jual warung-warung.

Akhirnya melalui bertanya kepada teman-teman. Salim memutuskan untuk menggunakan air dari bongakahan pisang yang sebelumnya dipangkas. Hasilnya esok hari Salim merasa sangat tidak nyaman. Seluruh rambutnya terasa kaku dan bau kemenyan. Seisi kelas menahan ketawa karena rambut tengahnya bukan mirip vokalis Stinky tetapi sangat lepek, kaku, seperti ikan pari. Nasib salim mengenaskan sekali.

Minggu, 29 Juli 2018

Novel Radio Mini

Jangkrik-Jangkrik yang dipelihara oleh Salim terserang penyakit lemas dan tidak mau makan. Salim merasa kehilangan karena suara jangkrik yang Salim pelihara merupakan dongeng menjelang tidur. Cara yang paling ampuh untuk membuatnya tidur di malam hari adalah dengan cara menutup kupingnya sendiri untuk berapa yang lama. Bila tidak tidur juga salim akan mengulangi sampai tertidur.Tapi malam ini Salim susah sekali untuk tidur. Cara klasiknya ternyata mulai tak mempan.

Kebiasaan ini membuat telinga bagian kirinya menjadi lebih lebar dibanding dengan telinga bagian kanan. Salim belum menyadari perubahan daun telinganya.

Sudah Pukul 21.00 suasana sudah sangat sepi. Desa Kaligondang sudah mulai meringkuk dan terkesan angker. Hujan tadi sore masih menyisakkan gerimis. Suara gerimis terdengar jelas yang memantul dari atap rumah yang terbuat sari seng.

Lampu minyak sedikit bergoyang ada hembusan angin yang masuk lewat dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu (gedeg).Kenapa burung hantu suka sekali bunyi ketika malam hari. Suaranya membuat Salim makin tak bisa tidur dengan nyenyak.

Salim teringat dengan nasihat guru Agama di sekolah. " Kalau kalian sulit tidur, coba ulangi kata yang sama sampai kalian tertidur." Maka Salim mencobanya.

" Akan ku coba nasih ibu guru." bisik Salim

Yang terlintas di benaknya adalah " Ayah kapan pulang."

Salim mengulangi kata tersebut.

Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang

Belum tertidur. Salim mengulangi.

Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Ayah kapan pulang
Sampai salim tertidur. Dongeng Sebelum tidur begitu sederhana. Ada kerinduan yang membuncah yang dirasakan oleh salim.

Sabtu, 28 Juli 2018

Novel Frans Maki

Bab 1
Pulang Sekolah

Langkah-langkah riang anak- anak MIM (Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah)Kaligondang setelah pulang dari sekolah. Frans bersama teman-teman berjalan di bawah pohon bambu yang tumbuh lebat sepanjang jalan. Keterbatasan ekonomi membuat Frans agak tertinggal informasi, baik itu berita ataupun film. Sepanjang jalan penasaran karena teman-temannya sedang membicarakan Film keren Satria Baja Hitam RX dengan mimik dan wajah antusias, seantusias ketika mereka ingin buang hajat.

"Emang bagus filmnya." Tanya Frans
" Hari Selasa sore jam 4 sore kamu buktikan sendiri bagaimana kerennya film itu."
" Nonton dimana."Frans kembali bertanya
" Di rumah Adit,kantor pos yang ada parabolanya." Jelas Hari dan Jidon


Sementara Tama dan Nur hanya mendengarkan, seperti Aro adik Frans. Tama dan Nur yang notabene orang kaya belum pasang parabola. Dirumahnya memang ada TV tetapi channelnya hanya ada TVRI.
Take terasa kami sampai di jalan setapak yang diapit oleh hamparan sawah yang luas dengan padi-padi yang menguning. Tak ketinggalan burung brondol bergelayutan di pucuk-pucuk padi. Petani adalah musuh besar yang ditakuti oleh burung ini.

Percakapan beralih dari film kepada binatang peliharaan, salah satunya adalah jangkrik. Obrolan ini sangat prestisius dan menduduki trending topik pada tahun 90 an.

Senin, 02 Juli 2018

FRANS MAKI

Bab 1 Pulang Sekolah
Bab 2 Jejak Anjing
Bab 3 Satria Baja Hitam RX
Bab 4 Marmut
Bab 5 Kopi Anjing
Bab 6 Kelereng Besi
Bab 7 Burung Puyuh
Bab 8 Roti dari Tanjung Pinang
Bab 9 Tragedi Peci Hitam
Bab 10 Tragedi Mengepel
Bab 11 Mancing
Bab 12 Berburu Jangkrik
Bab 13 Pertarungan Jilid 1
Bab 14 Upacara Senin Pagi
Bab 15 Lomba
Bab 16 Suporter
Bab 17 Sebuah Kebohongan
Bab 18 Terjebak Bara Api
Bab 19 Sanlat
Bab 20 Guru Seni Wafat
Bab 21 Pidato
Bab 22 Intimidasi
Bab 23 Sepeda BMX
Bab 24 SBK
Bab 25 Es Tung- Tung

Penulis: San Marta
Penerbit: -
Jumlah halaman: -

Minggu, 01 Juli 2018

TAJAM

Bab 1 Habis Terang
Bab 2 Senjata Makan Tuan
Bab 3 Filosofi Tajam
Bab 4 Perisai
Bab 5 Musuh Dalam Kabut
Bab 6 Rencana Pelarian
Bab 7 Salju Mencair
Bab 8 Terjebak
Bab 9 Jalan Buntu
Bab 10 Perjalanan
Bab 11 Berburu Belalang
Bab 12 Mengawal Pangeran
Bab 13 Pedang Abadi
Bab 14 Perang
Bab 15 Teman Lama
Bab 16 Upeti
Bab 17 Gubuk
Bab 18 Gelap
Bab 19 Terang
Bab 20 Permainan Berakhir


Penulis : San Marta
Tebal : 1000 halaman
Penerbit : -
Genre : Fiksi

Sabtu, 30 Juni 2018

Kota Perang

Bab 1 Orang -orang chernobyle
Bab 2 Kota Perang
Bab 3 Tetangga Zombie
Bab 4 Gerilya
Bab 5 Terowongan kota
Bab 6 Lemari benteng
Bab 7 Menikmati senja
Bab 8 Peristiwa pagi
Bab 9 Bayonet
Bab 10 Selongsong-Selongsong
Bab 11 Orang-Orangan Sawah
Bab 12 Hidup Para Ninja
Bab 13 Cara-Cara Ninja
Bab 14 Penjara Bawah Tanah
Bab 15 Tengkorak Suku Terakhir
Bab 16 Piagam
Bab 17 Pedang Pendek
Bab 18 Sasana
Bab 19 Banjir Buatan
Bab 20 Kopi Hitam
Bab 21 Menikmati Pagi
Bab 22 Bayangan Hitam
Bab 23 Pertempuran rawa-rawa
Bab 24 Mata Air
Bab 25 Reruntuhan

Penulis: San Marta (Sugeng Priyanto) Genre: Fiksi Army Tebal: 2500 halaman Penerbit: -() Tahun menulis: 2018