Rabu, 18 September 2013

Novel Mahluk dari Hujan

Bagian 
Kedua


Siang sangat panas. Desa Rintik seperti menemukan kehidupan bila siang menjelang. Para lansia terlihat sibuk menganyam tikar dari daun pandan untuk memenuhi permintaan dari Kota. setidaknya ini menjadi bagian dari kesibukan yang mendatangkan kedamaian bagi Desa Rintik. Anak-anak yang masih kecil tampak berlari-lari mengejar kelinci hutan yang tersesat masuk ke kampung. Tak jarang kelinci tersebut akhirnya menyerah oleh panah seorang pemanah ulung dari Desa Rintik. lalu daging kelinci tersebut di jadikan sate yang gurih dan nikmat. Anak-anak kecil selalu riang dan senang Bila sang Pemanah hadiri diantara mereka. Sang pemanah juga tak keberatan berdekatan dengan anak-anak kecil.

Pemuda jago memanah tersebut meninggalkan keriangan anak-anak. Ia pergi dengan kuda jantan berwarna hitam legam. Pemuda tersebut tidak hanya jago memanah tetapi juga beladiri. Pemuda ini memiliki wajah sangar tetapi lembut. kulitnya coklat. hidungnya tak begitu mancung. Giginya putih alami. Gayanya sopan dan Jantan. Pemuda ini memiliki tinggi 200 meter. Ia menjadi satu-satunya pemuda tertinggi di Desa Rintik. Hobinya berburu dan Menyerahkan hasil buruannya kepada para Lansia untuk di jadikan dendeng untuk menghadapi musim Salju. Setelah diadakannya rapat akhirnya menghasilkan satu kesepakatan kalau Pemuda inilah yang akan menjadi ujung Tombak teror yang menghantui Desa Rintik.

Jumat, 06 September 2013

Novel Mahluk dari Hujan

Bagian  
Satu

Desa Rintik masih di selimuti awan pekat kehitaman sepanjang sore. Menjelang Malam awan hitam itu menurunkan curan hujan yang tiada henti, seoalah hujan itu akan menelan desa Rintik sampai tak tersisa. Desa Rintik terdapat di di belakang bukit cemara. Ada 100 kepala keluarga yang menghuni Desa Rintik. Malam minggu biasanya pertigaan jalan selalu ada beberapa penjual jajanan yang di rebus, seperti jagung rebus, kacang rabus, dan Ubi rebus. pertama, Hujan lebat yang mengguyur desa Rintik telah menelan keriangan kecil anak-anak yang ingin beli panganan tradisional tersebut. kedua, peristiwa aneh yang kerap muncul bila hujan lebat datang menghampiri desa Rintik. Penduduk mulai gelisah ketika seminggu yang lalu di bawah guyuran hujan lebat di waktu senja, seorang penjaga desa di perbatasan melihat seorang laki-laki berpakain serba hitam memasuki Desa Rintik tanpa dapat di cegah. laki-laki tersebut memakai topeng kulit kayu yang di serut. Penjaga Desa di perbatasan seperti terhipnotis ketika laki-laki tersebut lewat 10 meter di depannya. ketika penjaga Desa melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa, sang penjaga di temukan tewas sore harinya, terkena jebakan beruang yang ia buat sendiri. sejak kejadian itu maka para penduduk selalu di hampiri perasaan mencekam ketika malam tiba di sertai hujan lebat. ketiga, laki berpakaian hitam dan bertopeng itu tak satupun warga yang menjumpainya.

Sebulan telah berlalu. Malam ini, penduduk Desa Rintik mulai merasakan keanehan yang lebih menakutkan. Bila malam menjelang di sertai hujan lebat. Unggas-unggas mereka selalu ribut dan berteriak. Kambing dan Sapi saling mengembik dan melenguh. Burung Hantu saling bersahutan ramai. Srigala di ujung bukit cemara selalu ribut dan melolong panjang. Hujan lebat tak bisa meredam suara-suara hewan tersebut. Keadaan yang mencekam ini membuat bayi-bayi yang baru lahir tak bisa tidur nyenyak. Anak-anak kecil selalu minta di gendong. Hujan lebat tak bisa membuat damai seluruh penduduk Desa Rintik.

Esok Paginya para pemuda yang kuat dan pemberani berkumpul membentuk lingkaran. Hadir di antara mereka Guru Spiritual, Kepala Desa, dan para sesepuh Desa Rintik. Semuanya mencemaskan nasib desanya yang makin hari makin mencekam. Para warga selalu minta di kawal ketika jelang malam sepulang dari Pasar, atau berbelanja kebutuhan dapur di kota. jarak dari Desa Ke kota memerlukan Waktu 3 hari dengan berkuda. Diskusi mulai hangat dan kuat pendapat kalau perbatasan harus di jaga sepuluh pemuda pemberani sekaligus mahir beladiri. Yang lainnya mengusulkan kalau mendatangkan seorang seorang pemberani dari Kota untuk bisa mengatasi kecemasan para warga.