Minggu, 22 Oktober 2017

Gempar 5

Ki Amat dan Gempar dalam perjalanan pulang ke rumah. Terjadi hal yang menggelikan dan sedikit ganjil, seekor kuda memang di berikan kemampuan untuk berlari dengan kecepatan pacu, bagi Gempar yang kadang bertindak di luar nalar manusia biasa, salah satu contohnya adalah mengoleskan balsem ke (maaf)pantat kuda. Kuda yang menarik delman lari kesetanan seperti hendak diterkam seekor singa.

" Gempar kau apakan kuda kakek, kau ingin membunuh kakek ya!"

" Justru gempar ingin menolong kakek, kau lihat pengunjung pasar seperti ingin menghajar kita!"

" Gempar kau apakah kuda kakek!"

" Gempar olesi pakai balsem kek, hebatkan?

" Bukan hebat, tapi dzolim!, Menyiksa binatang dilarang oleh agama!"

Pejuang

Seorang pejuang Jepang pernah berkata. "Beladiri adalah belajar untuk memaksimalkan energi lawan, dan lihat bagaimana alam bergerak"- (disadur dari sebuah film laga yang dibintangi Jet lee, dalam redaksi yang sedikit berbeda).

..."penyakit kegaduhan ini salah satu penyebabnya adalah adanya berbagai kesenjangan hidup yang tidak hanya di Jakarta tetapi di luar ibukota. Mari kita bangun ketahanan diri dari berbagai penyakit yang ada... ( Dikutip dari dialog pagi di stasiun tv swasta dalam redaksi yang sedikit berbeda. 22 10 17

Beladiri diciptakan bukan untuk saling mencelakakan, melainkan untuk mengenal sejauh mana kita bisa meregulasi emosi dan mempergunakan dalam kondisi yang tepat.

Kamis, 19 Oktober 2017

Ayah Ibu

Abi, Ayah, Abah, Bapak, Papa, Pipi, Babah, Babeh, yang selalu tangguh di segala kondisi dan tak pernah mengeluh untuk nafas panjang setiap hentakkan permulaan.

Umi, Bunda, Ibu, Mama, Mimi, Nyak, Yang selalu tulus memberikan yang terbaik pada setiap permulaan dan setiap penutupan.

Ayah dan Ibu adalah dua perpaduan kata yang tak pernah bisa dipisahkan oleh apapun. Garis turunan ada pada mereka walau kadangkala terpisahkan oleh prinsip dan keegoisan sendiri dan berkelompok.

Ridho Allah ada pada mereka berdua, garis sambung langsung pada sang pemberi kuasa, tak bisa ditawar-tawar.

Semoga kelak kita, kamu, aku, dan semua bisa berbakti dengan cara yang mulia dan beradab. Ayah dan ibu dua mahluk yang diciptakan untuk membedakan kita yang muda dan menitik beratkan pada perlakuan yang semulia-mulianya.

Ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu. Tiga banding satu. Satu ketangguhan, tiga ketulusan dan pengorbanan tiada terhingga. Paket mulia yang paling mulia, semoga kelak kita bisa mulia, karena memuliakan yang mulia, ayah dan ibu.

Senin, 16 Oktober 2017

Memo

Seperti kapas ketika dilihat, tetapi berat berat ketika dibawa
Ringan seperti air, tetapi menyegarkan ketika amanah.
Sebuah perjanjian yang tak melulu pada kemuliaan, sejarah yang akan mencatat perbedaan-perbedaan.
Tetes peluh dan keringat akan sia-sia manakala berambisi pada ilusi.

Sorak sorak hanya tataran permukaan, tak semuanya murni dan suci. Adakalanya memelihara musang berbulu serigala.
Wujud dan kasat mata hanya beda pengucapan. Tetapi gerak dan langkah sama persis.
Tatapan mata punya banyak makna. Mata khianat, mata kasih sayang, Mata jujur, ada mata kotor.
Prinsip dan norma jadi teronggok sia-sia, manakala tak dilapisi norma keadilan.

Setiap hari kita bernafas, tuhan maha melihat. Sejarah tak pernah luput dari kalbu yang belum mati.
Maka kemana kita akan pergi, ke Utara, Selatan, timur atau ke barat.
Sejarah lalu mengulang, mencatat, menulis dan menyimpan.

Minggu, 15 Oktober 2017

Spion

Spion tak luput jadi percobaan monolog yang sangat menarik. Bagi Qaiser hal-hal yang sederhana jadi lebih menarik. Lihatlah bagaimana pola berpikir Qaiser yang membuat ayahnya tersenyum.

" Hai aku Eza?" Di sebelah kaca spion yang kiri.

" Hai aku QQ?" Di sebelah kaca spion yang kanan.

Begitu sampai merasa bosan. Lalu Qaiser akan tersenyum tertawa. Turun dari sepeda motor dan bertanya tentang sesuatu yang menjadi kebiasaan.

" Apa ada film kartun Tayo ayah?"

" Sepertinya ada, ayo kita cari."

Gempar 4

Pasar sabuk masih ramai pengunjung. Pasar di ujung desa simalakama ini menjadi Pasar sretegis karena dekat dengan desa-desa yang lain. Teriakan, tertawa, juga ada di pasar ini. Terdengar negosiasi yang halus, tinggi,bahkan tak segan-segan bernada ancaman.

"Turunkan harganya sedikit Ki Amat, masih terlalu mahal. Kau tahu sendiri kan, para penikmat jengkol akhir-akhir ini beralih ke menu yang lebih murah, gadung. Belum lagi upeti kepada para penjaga perbatasan desa."

"Aku turunkan sedikit, tapi kau akan membeli gadung-gadungku nanti ya!, Kalau tidak jengkol-jengkol ini akan langsung aku turunkan di desa yang lain, kau bisa melakukannya Ki Bindo."

" Kita bukan anak kecil lagi, kita sama-sama sudah dekat dengan pacul."

Sabtu, 14 Oktober 2017

Api Unggun

Nyalanya berwarna-warni
Selalu menunjukkan warna yang sebenarnya
Warna yang tak sempurna
Warna yang tak hakiki

Masih campuran duniawi
Ruhnya masih tergantung tak jelas
Berakhir tak jelas di akhir penantian
Tinggal menunggu waktu saja

Batang kayu kokoh berwarna
Api merubah warna dunia
Tinggal hitam jadi arang
Gosong tak berharga

Tak bersisa di pagi hari
Tak bersisa di akhir acara
Seperti pemanis suasana
Lalu hilang ditelan ingatan

Minggu, 08 Oktober 2017

Duplikat


Martabak  telor menjadi menu pilihan ketika kesibukan sudah tak terelakan. Seperti malam ini ayah, bunda, qaiser, dan queena membeli martabak yang telornya tiga untuk makan malam kakek dan nenek.

Di belakang tenda penjual martabak berdiri gagah bengkel mobil yang lampunya terang menyinari setiap sudut ruang yang gelap. Sambil menunggu pesanan jadi sebuah pernyataan muncul dari mulut qaiser.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Rabu, 04 Oktober 2017

Segenggam Rasa

Harapan tak selamanya menuntun kepada kebenaran
Kebenaran tak selamanya menuntun kepada keadilan
Keadilan tak selamanya menuntun kepada kedamaian
Kedamaian tak selamanya menuntun kepada keutamaan

Genggam tanganku agar kebenaran menjuntai hak dasar kemanusiaan
Genggam tanganmu agar Kedamaian merengkuh segenap lini kehidupan
Genggam tangan kita agar keadilan merata menyentuh sisi yang rapuh
Genggam sama-sama agar keutamaan berjalan beriringan

Rasa itu ada apabila disentuh dengan cinta dan kasih sayang
Rasa menggenggam apabila cinta menyentuh sanubari 
Genggam rasa seperti kita berlabuh di dermaga terakhir
Selanjutnya cita-cita dan harapan selalu menjadi benteng dari sebuah rasa

Gempar 3

Peristiwa gempar memimpin sholat berjamaah secara konyol dan tak sesuai dengan cara sholatnya Nabi Muhammad Saw menjadi perbincangan panas sepanjang orang berkumpul. Baik di warung, pasar, kebun,pengajian, tukang ronda, kuli pasar, para karyawan pabrik, PNS berbagai profesi, bahkan tongkrongan anak-anak pulang sekolah.

Minggu, 01 Oktober 2017

Gempar 2

Setelah diusir dari mushola. Gempar berjalan kaki menuju suatu daerah yang banyak ditumbuhi dengan pohon jengkol.

Gempar melihat dirinya tak begitu dihargai. Penyakit epilepsinya membuat dirinya sering melakukan kesalahan di luar kontrol dirinya.

Pohon Jengkol banyak tumbuh di sekitar tempat istirahatnya. Seorang kakek masih cekatan memetik buah jengkol dengan galah yang panjang, di ujung galah diberi pengait untuk memutuskan ranting berisi kumpulan jengkol-jengkol muda.
Gempar mendekati kakek yang sedang diatasi pohon yang tingginya delapan meter dari permukaan tanah.