Jumat, 25 Februari 2022

Agar Kelemahanmu tidak diketahui musuhmu

"Berusaha sekuat mungkin agar kelemahanmu tidak diketahui oleh musuhmu," ucap sang ayah.

"Kenapa Yah,"

"Agar musuhmu tak mudah menaklukkanmu dengan ketakutan yang kau tunjukkan, itu sangat berbahaya."

"Dulu aku tidak takut ke kebun malam sendiri berani" kata sang anak.

"Terus."

"Sekarang aku takut karena pernah dilihatin pocong di Yutub."

"Cara terbaik agar kamu tidak takut, kamu tidak perlu melihatnya." jawab ayahnya agak ragu. Ia sendiri yang pernah melihat "hantu" pun tidak terlalu yakin atas pernyataannya sendiri. Satu sisi mungkin ayah akan mengajarkan ke kamu agar cepat-cepat lari dari masalah. Itu tidak terdengar baik. Untuk saat ini mungkin dirasa cukup. Ayah berharap kamu bisa menemukan jawaban atas ketakutanmu sendiri.

Mata yang mencari jawaban itu bergerak ke atas dan ke bawah. Ayah menyesal memberi tahumu dengan nada tinggi, perihal ada teman yang lebih tua darimu menakutimu ketika pulang malam. Bukannya memberi pelukan seperti yang kau cari, tetapi jarak yang ayah tunjukkan. Agar kau tahu posisi kesalahan, dan tak perlu takut akan perang kata-kata yang sering kau terima di waktu kecil.

Ayah jadi ragu atas kemampuan ayah dalam mengasuh. Dulu ayah sangat semangat memberimu semacam motivasi agar kau kuat di segala hal, kau sudah menunjukkan dengan baik. Mungkin caramu melihat masalah membuatmu butuh rengkuhan agar ketakutanmu terhadap hantu-hantu kau anggap sebagai sesuatu yang tidak menarik.

"Kenapa kau tidak main."

"Nanti ayah marah."

Ia terdiam.

Ayah percaya, kau akan menemukan siapa teman terbaik yang bisa mengisi celah-celah kosong yang tak kau miliki. Sementara ayah juga siap jika kau butuhkan untuk dijadikan teman.

Rabu, 23 Februari 2022

OBROLAN

"Plisss..."kata sang anak ketika ingin memundurkan waktu yang telah disepakati bersama ayahnya. Ayah yang mendengarkan diujung telpon bersama bundanya.

"Sudah lama kamu nginep di rumah uti, waktunya pulang."

"Kata ayah besok sekolahnya libur, berarti nambah satu hari lagi."

"Kamu ingin makan jajanan uti kan?"

"Nggak! siapa bilang."

Boleh ya Yah, Plisss...."

"Bekerjasama ya?"

"Berarti boleh ya?"

Ayahnya terdiam. Si anak menangkap angin. Si Bunda terdengar mengobrol dengan Utinya.

Seekor Tupai

Seorang laki-laki tak jadi mandi, karena air yang mengalir dari atas bukit disinyalir sudah tak layak lagi. Ada puluhan ekor babi yang telah mandi duluan, ia memaki-maki babi-babi itu. Katanya tak punya empati.

"Itu salah kamu, tak lihat-lihat."

"Bagaimana aku tahu kalau kalian sedang mandi, kulit-kulit mu cukup menganggu penglihatanku"

"Aku diciptakan dalam kondisi yang terbaik, tak pantas aku mengutuk TuhanKu sendiri, lalu menukar menjadi Kuda, Kerbau, Sapi, atau yang kalian sukai."

"Bukan itu maksudku, kau jangan buru-buru berburuk sangka."

"Lalu apa, kau seharusnya manusia lebih menggunakan isi kepalanya, dari pada egomu itu."

Seekor Tupai sempat termangu mendengarkan obrolan mereka, ia kembali mengunyah biji-biji kedelai hasil pemberian Pak Burung Parkit yang telah diberi sedikit minyak jelantah. Ia perlu mengutarakan hal ini kepada Om Bobi.

Selasa, 22 Februari 2022

MENUNGGU SI JUM

Sekali berucap mendadak senyap
Pada waktu yang tertunda
Pada lelap yang mengenyangkan
Lalu buka sudah lelah

Dua anak terbaring lesu
Setelah lama menjahit mimpi
Entah... Sementara mentari meninggalkan kelam

Kalian sudah ditunggu si Jum
Cepat-cepat lah
Sampai masa membencimu
Kelak yang tenang

Rampas semua kemalasan
Sampai ia terbirit-birit
Menjauh pada takut
Lalu berjalan membusung dada

Jumat, 11 Februari 2022

Ini Hanya Cerita Pagi Yang 'Biasa'

Pagi itu aku menjelejah,berikut daya jelajahya:

Mungkin Izin terbaik adalah ketika "acara" akan dimulai. Kalau disekolah ketika pagi pembelajaran dimulai. Semua guru akan fokus dengan kegiatan masing-masing. Jika hari itu ada satu guru yang tidak masuk dengan banyak "alasan". Alasan benar seringkali tepat pada waktunya, berikut perizinannya. Alasannya yang banyak beralasan kadang mempertegas sebuah kesalahan. Lagi-lagi itu sangat subjektif, jika dikaitkan dengan apa dan kejadian yang sedang dialami.

Pagi dingin tak melulu soal ketenangan, berapa banyak pagi yang "mencekam" jika izin benar-benar di pagi melek, maka akan terteror semua guru yang giliran ditanya soal kesiapan mengajar yang bukan "pekerjaannya". Tiba-tiba saja dikepalanya muncul hitung-menghitung soal jam yang ditanggungnya, garaga satu guru tidak masuk.

Sakit adalah izin terbaik karena tubuh butuh dimanjakan pada saat itu juga, dan ini adalah hal yang tak boleh dipermainkan bagi yang suka "mengejek" rekan sesama guru. Mungkin berhusnuzhon cara terbaik agar teman-teman yang sakit atau mendekati sakit penyakitnya ogah mampir karena doa terbaik yang dipanjatkan tanpa sepengetahuan mereka.

Agar pagi tidak mencekam, siapkan guru-guru yang siap ditempat manapun. Ia tak memilih jenis pekerjaannya, jika tak mampu mengerjakan yang bukan kompetensinya, setidaknya ia mendampingi agar kelas tetap dalam s.o.p, bagi para pecinta s.o.p

Unjuk gigi dalam hal ini amat diperlukan, bagi siapa saja yang nalar berpikirnya melampaui dan menurutkan harga serendah-rendahnya ego. Kita tidak selalu fit dalam segala kondisi, mereka sadar akan hal itu.

Ini hanya cerita pagi yang biasa.

Jumat, 04 Februari 2022

Seorang Guru Yang Berjalan Tanpa Atap-4

Rasa letih itu, jika perlu hancurkan sampai rasa letih- 'letih'- untuk menggeroti jiwa sang guru agar tetap dalam perfoma yang maksimal. Ia adalah materi dasar yang ada pada manusia. Ia  bisa menjadi daya dobrak yang bisa menggegerkan seluruh kekuatan yang berdiri diatas kesombongan tiada tara.

Pikiran-pikiran yang melelahkan bisa menggoyahkan pendirian, jika duduk-duduk bersama para pendengki dan belum mengenal rasanya bersyukur (mungkin). Ada baiknya, jika kita tak mampu merawat pendirian yang kokoh itu maka berdirilah pada tempat-tempat tertinggi yang jauh dari gonggongan dan gertakan yang tidak bertanggung jawab.

Sampai di sini ada baiknya kita perlu mencoba untuk terus bertahan.