Sabtu, 29 Juni 2019

Maksud

Perilaku orang bisa tergambar dalam beberapa hal. Bisa jadi benar tetapi tak juga kesalahan universal.

Respon spontan terhadap sesuatu juga karena ada pertimbangan-pertimbangan maksud. Selama manusia menjalaninya dengan maksud dan tujuan yang baik, maka hormatilah maksud-maksud itu.

Memaknai setiap maksud dari setiap gerak-gerik yang menimbulkan hasrat untuk menjembatani setiap kebaikan yang ditimbulkan adalah kebaikan.

Semua orang itu memiliki maksud, sepanjang maksud itu tak mendekati keburukan dan menimbulkan efek mengguncang, maka hormatilah.

Jumat, 28 Juni 2019

Biarlah

Biarlah ketidaknyamanan menghampiri kita
Meski itu sulit untuk dilakukan
Agar hati kalian siap ketika lapang
Kadang hal yang menyakitkan itu perlu menjebak kita
Hidup itu mau tak mau harus berjalan
Hingga kalian menyaksikan sepenuh mulut kalian tentang menjaga lisan
Masyarakat lisan telah memperkosa banyak ketenangan
Karena tak sigap mengulum lidah
Lidah dibiarkan berbusa

Tertawa sepenuh kerongkongan
Makan sepenuh mulut
Tidur sepenuh matahari
Berjalan sekehendak hati
Memandang sepenuh kolam
Menangis semenjak buaian

Biarlah...
Mereka...
Mencari hiburan dengan enteng
Tak peka menjaga...
Tak ingat rasa...
Sakit yang terperi
Sakit tak berdara-darah

Biarlah...
Kita terpojok dalam keluguan
Kepolosan seorang ayah
Karena jernihnya pandangan
Aneh...
Hati ini tak tergores
Hati ini tak terluka
Atau terlalu luas samudra kesabaran
Samudra ketenangan
Samudra kenaifan

Biarlah...
Waktu seperti ikatan
Ikatan yang akan menguatkan
Biarlah...
Waktu seperti janji
Janji membayar hutang
Nanti kalian akan merasakan
Begitu mudah waktu membalasnya
Membalas sampai tuntas

Sejenak

Sejenak melepas penat
Kala lelah mendera
Mendera yang tak terperikan
Karena hujan menjebak

Sejenak bercerita pada malam
Malam yang tak pernah membenci
Perasaan tak terkalahkan oleh waktu
Karena jeda mesti menyelinap dalam-dalam

Rotasi menjelaskan kehendak
Keyakinan akan perpisahan
Perpaduan yang terus menggerus keyakinan
Sejenak untuk melepas

Kemana Kalian Pergi

Seperti membungkus malam yang tak mungkin terhindar dari pengurangan jam yang makin menipis dari menit-menit

Sejarah mencatat tentang orang-orang yang lahir dari raja kemudian mati ditenggelamkan waktu.

Menerabas percobaan yang tengah melang-lang buana mengikuti arus waktu yang semakin tipis dimakan zaman.

Peperangan yang terus menerus dilakukan oleh waktu yang semakin sempit. Tak sempat negosiasi dengan pelajaran yang sering bolos.

Logika Terbalik

Dunia dan seisinya butuh pengakuan atas nama logika, tetapi tak semua orang menggunakan logika terbalik sebagai suatu penjelasan.

Logika terbalik melatih kepekaan di luar kelaziman, dan mencoba menguak rahasia tersembunyi dari semua peristiwa

Logika terbalik membiasakan diri untuk selalu mencari hikmah tersembunyi di balik segala hal. (Tarbawi)

Kamis, 27 Juni 2019

Merdeka

Kata terbaik untuk melepaskan diri belenggu
Belenggu yang meninabobokan
Sayonara pada kegelapan
Ia pengunci keburukan

Ia bagaikan lesatan anah panah yang terukur
Ia bagaikan kepalan tangan mengadu kuat
Ia laksana tendangan yang mematikan
Ia bak lautan yang indah

Agar tentram dalam kedamaian
Agar ceria jadi prinsip setelah kemerdekaan
Setelah catatan yang mempesona
Setelah tertidur panjang

Pekikannya tinggi
Tak terjangkau
Menghujam
Tak tertandingi

Arah

Yang perasaan jadi menentu
Yang tak tentu jadi menantu
Yang lemah jadi kuat
Yang sedih melangkah senang

Yang sama belum tentu sama
Yang berbeda belum tentu beda
Yang tinggi belum tentu tinggi
Yang pendek belum tentu pendek

Yang rapuh belum tentu lemah
Yang kuat belum tentu kuat
Yang ingin belum tentu mau
Yang jadi belum tentu ya

Arah yang membuat galau
Arah yang membuat berubah
Arah yang memadukan kuat dan lemah
Arah yang membuat kesedihan jadi senyum

Arah menjadi berbeda, tinggi, pendek, rapuh, kuat, ingin, jadi, adalah karena arah

Ku harap hidupku tak salah arah
Tapi jadi serba terarah
Jadi penuhilah arah
Agar arah sesuai tujuan

Secangkir Kopi

Air panas menghancurkan serbuk kopi hitam yang kasar tak tersentuh lansung dalam-dalam. Tak pernah secangkir kopi yang ditolak oleh orang yang mencintai cangkirnya sekalipun. Karena secangkir kopi bisa meredakan perbedaan yang telah meruncing tajam, bisa jadi.

Secangkir kopi perpaduan yang telah menyelamatkan dari kegelisahan yang semakin tak menentu. Menyembunyikan rasa yang selama ini tak menentu. Secangkir kopi melegakan tenggorokan yang telah menua akibat "racun", mungkin.

Secangkir kopi racikan maha karya, dapat menyembuhkan dan meredamkan keletihan selepas kerja, kalau suka.

Secangkir kopi meredam kekakuan, bila tak menentu tujuan. Buntu jalan, tak terarah. Bila bisa.

Ini hanya secangkir kopi. Tak semestinya diperdebatkan.

Kopi Hitam

Menyeruput dalam panas yang terasa nikmat
Panas yang menggelora
Dalam-dalam
Panas....

Hitam tak selamanya pahit
Karena pahit kadang menyembuhkan
Hitam disematkan pada kopi
Kopi yang membuat terjaga dari ngantuk

Segera panas tak terasa
Asal ngebul tak membuat jera
Karena perbedaan rasa adalah biasa
Di katakan karena selera

Kopi hitam senenaknya hitam
Karena putih bisa seenaknya susu
Kopi hitam membuat lidah tak seperti mata
Kopi dan hitam perpaduan rasa

Asma Allah

Perjalanan hidup manusia selalu menjadi orang yang selalu menyebut asma allah swt.

Orang menganggap bahwa perpisahan adalah hal yang menyakitkan, tetapi untuk orang yang hatinya di liputi kesedihan adalah kenikmatan sempurna bila ikatan tak terlalu kuat untuk dipertahankan.

Asma allah kerap kali disebut ketika perlakuan manusia begitu menyakitkan, harusnya perbaikan tetap menyebut nama allah ketika kelelahan, kelesuan, dan kebodohan masa lalu yang kukuh tetap dipertahankan. Ada orang yang menjerit menyebut asma allah ketika badai menghantam kehidupannya. Keadilan tetap menyebut asma allah di manapun, kapanpun, dan dalam keadaan seaman-amannya.

Kita adalah mahluk yang selalu butuh allah. Apapun itu, jikalau tidak butuh, keadilan allah tetap berlaku.

Allah tetap ada, karena maha kekal, tak pernah tidur dan tak pernah lupa

Kamis, 20 Juni 2019

MUSIM SI KAKI LINCAH

1. Aku dan Jangkrik Sungu
2. Aku dan Jangkrik Jelabang
3. Lobang Gasir
4. Berburu Ikan di Sungai Kecil
5. Berburu Burung Puyuh di bawah pohon Singkong
6. Berburu Burung Brondol
7. Berburu Burung Hantu Siang Bolong
8. Berburu Burung Kuntul
9. Bertemu Bangau Tong-Tong
10. Adu Jangkrik
11. Oseng Belalang
12. Sangrai Laron
13. Kelelawar Emas
14. Ratu genit Burung Sintok
15. Seremnya Gaok
16. Rindu Bido
17. Sang Centil Burung Serwiti

Rabu, 19 Juni 2019

Aku dan mainan di waktu kecil

1. Aku dan Egrang
2. Aku dan Tenggoreng
3. Aku dan Sunda Manda
4. Aku dan Umpet Bal
5. Aku dan Lowokan
6. Aku dan Ha-A
7. Aku dan Karet Tembok
8. Aku dan Karet Jepret
9. Aku dan Karet Jepret Lidi
10. Aku dan Galasin
11. Aku dan Baron
12. Aku dan Sigug
13. Aku dan Ponces
14. Aku dan Sumpringan
15. Aku dan Masak-Masakan
16. Aku dan Tembak-Tembakan
17. Aku dan Bikelan
18. Aku dan Paglongan
19. Aku dan Catur Mini
20. Aku dan Catur Lengkap

Senin, 17 Juni 2019

Lupa

Tak bisa ia lawan meski kau sekuat raksasa
Tak bisa ia temukan meski kau ahli peneliti
Tak bisa ia singkirkan meski kau seorang petarung
Tak bisa ia remukan meski kau seorang pandai besi

Ia bagian dari kekuatan sekaligus kelemahan manusia
Perpaduan yang tak bisa dipisahkan
Satu sama lain

Perlindungan
Untuk hal-hal yang tak bisa kau jangkau
Meski kau susun jadual serapih mungkin

Satu paket dalam diri manusia
Karena ia menggugurkan hukum
Yang tak bisa dipaksa-paksa

Minggu, 16 Juni 2019

TITIK PUNCAK

Predikat bidadari adalah gambaran awal buka akhir
Karenanya sifat manusia tak pernah lekang tuk mangkir
Di tempat umum selalu saja ada titik kumpul
Di tempat mana kalian sudah melampaui titik tumpul
Hingga kalian terus menerus menuruti bisikan bengal

Dulu sang pembisik bengal itu pun tak mau sujud
Kesombongannya telah diperturutkan hingga absurd
Jengkel, kecewa, dan cemburu buta adalah prodak yang telah lama bersemayam dalam dada
Hati yang murni itu sekarang dipenuhi penyakit kronis yang terus menggerogoti kesuciannya
Dada yang dipenuhi kedengkian yang berdarah-darah akan membuat sesak nafas dan mental yang tak stabil
Padahal burung ababil tak pernal labil menggenggam kerikil-kerikil

Titik puncak berupa kemarahan kadang ada benarnya
Ketika kebenaran terus saja disembunyikan lama-lama
Puncak kemarahan bisa jadi obat bagi racun yang mematikan celah kedewasaan
Maka terimalah kemarahan itu sebagai penyegar manakala sabar disalahgunakan
Kebaikan orang terus saja dimanfaatkan
Hingga hilang segala asa, usaha, dan malas berkeringat
Saksikan hingga kebenaran akan memuncak dan menyengat

JEJAK SI BARON

Satu~ Bola-Bola Aspal
Dua~ Ke Bengkel Sepeda
Tiga~ Sprite
Empat~ Roti Lapis Keju
Lima~ Berburu Kelelawar
Enam~ Sang Psikopat
Tujuh~ Nenek Tak Terurus
Delapan~ Berkelahi dengan Perempuan
Sembilan~ Melempari mobil dengan Batu
Sepuluh~ Rumah diserang
Sebelas~Keluarga bromocorah
Duabelas~Lolongan anak perempuan itu?
Tigabelas~ Pindah Rumah
Empatbelas~ Wajah Merah Terluka
Enambelas~ Seperti Hantu
Tujuhbelas~ Korban Perundungan
Delapanbelas~ Belajar Sepeda
Sembilanbelas~ Tukang intip
Duapuluh~ Anak Penjaga Kelabang
Duapuluh Satu~ Menyembunyikan Luka
Duapuluh Dua~ Mercon
Duapuluh Tiga~ Namanya Cungkring
Duapuluh Empat~ Cleptoy
Duapuluh Lima~ Membuang Petasan
Duapuluh Enam~ Berita Mutilasi
Duapuluh Tujuh~ Tembolok Hancur
Duapuluh Delapan~ Makan Tanpa Suara
Duapuluh Sembilan~ Kluron
Tigapuluh~ Membetulkan Sepeda
Tigapuluh Satu~ Penggemar Telor
Tigapuluh Dua~ Peci Hitam
Tigapuluh Tiga~ Rakus
Tigapuluh Empat~ Klarifikasi
Tigapuluh Lima~ Jaga Jarak
Tigapuluh Enam~ Gigi Seri Depan Tanggal
Tigapuluh Tujuh~ Guru
Tigapuluh Delapan~Ucapan Selamat

Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Novel Petualangan

DULU HITAM SEKARANG PUTIH

Satu * Sang Pengibar Bendera *
Dua * Perundungan *
Tiga * Pahlawan datang di saat yang tepat *
Empat * Cemburu Buta *
Lima * Pertengkaran di depan mata *
Enam * Perundungan Jilid Dua *
Tujuh * Semudah Membalik Telapak Tangan *
Delapan * Pingsan *
Sembilan * Nyeser *
Sepuluh * Berburu di Sore Hari*
Sebelas * Menginap dan Aroma Busuk *
Duabelas * Angkat Beban*
Tigabelas * Ekspresif*
Empatbelas * Sok Pede *
Limabelas * Seperti Leonardo*
Enambelas * Berkemah*
Tujuhbelas * Makan Mie di atas Baskom *
Delapanbelas * Laki-Laki Genit *
Sembilanbelas * Rumah Binatang *
Duapuluh * Titip Marmut*
Duapuluh Satu * Novel Wiro Sableng 212 *
Duapuluh Dua * Kruwek *
Duapuluh Tiga * Mengintip *
Duapuluh Empat * Makan Tebu *
Duapuluh Lima * Pemerah Bibir dari Pasta Gigi *
Duapuluh Enam * Obat Jerawat dari Balsem *
Duapuluh Tujuh * Mie Ayam Gerobak *
Duapuluh Delapan * Striker *
Duapuluh Sembilan * Kudeta Merangkak dan Main Catur*
Tigapuluh * Sahabat*

Novel Remaja

Sabtu, 15 Juni 2019

Aku dan Layar Tancep

Satu, Pengumuman lewat angin
Dua, Selebaran
Tiga, Seperti bangkit dari kubur
Empat,Hiroshima dan Nagasaki
Lima, Jas Kapur Barus
Enam, Bergerak Merayap Seperti Hantu
Tujuh, Hipnotis Massal dan TOA Berjalan
Delapan, Berkumpulan di Lapangan Hijau
Sembilan, Penjual Balon
Sepuluh, Penjual Mainan
Sebelas, Penjual Bakso
Duabelas, Penjual Rokok
Tigabelas,Duduk Beralaskan Tikar
Empatbelas, Promosi satu
Limabelas, Rol Film, Proyektor dan Cahaya
Enambelas, Layar Tancap
Tujuhbelas, Suara Menggema dan Film Mulai Tayang
Delapanbelas, Bunyi Rol Film dan Adegan Laga
Sembilanbelas, Menonton Tak Berkedip
Duapuluh, Duduk di Pangkuan Ibu
Duapuluh Satu, Promosi dua
Duapuluh Dua, Makan Bakso di depan KUA
Duapuluh Tiga, Pemilik Layar Tancap dan mik
Duapuluh Empat, Kupon Berhadiah
Duapuluh Lima, Melanjutkan Ritual
Duapuluh Enam, Kumpulan Karakter
Duapuluh Tujuh, Tertib Semaunya
Duapuluh Delapan, Pulang
Duapuluh Sembilan, Jetleg
Tigapuluh, "Razia" Mandiri.
Tigapuluh Satu, "Razia" Rame-Rame
Tigapuluh Dua, Trending Topik

Senyum Senja

Riang, ceria, gembira, dan tertawa
Lelah setiap gerak tubuh berlama-lama
Berkeringat semangat gerak
Sampai senja menyapa

Senyum kecil tulus nan riang
Lelah bermain, lalu pergi kembali
Sampai senja menyapa
Tak henti mereka tertawa

Langkah-langkah riang nan kecil
Buat semuanya tampak lucu
Walau keringat tampak tumpah
Nafas tersengal dibarengi senyuman puas

Aroma-aroma keheningan nampak setelah senja
Senja bagai raga untuk tuk sejenak mengambil jeda
Senyuman terbaik naik ke layar kepuasan
Saat senja benar-benar tenggelam

Manusia, Malaikat, dan Setan

Manusia dicipta dari Tanah
Malaikat dicipta dari cahaya
Setan dicipta dari api

Tanah tempat untuk dipijak
Cahaya tuk menyinari kegelapan
Api tak bijak untuk disentuh

Tanah nyaman dan dingin
Cahaya hangat dan menghidupkan
Api tak hanya panas, tapi juga menghanguskan

Lupa sifat manusia
Malaikat tak pernah maksiat
Setan tak lelah untuk membujuk

Lupa lalu ingat
Taat dan tak pernah lelah
Bujuk, rayuan, lalu terbahak kemudian

KOREK API TENGAH MALAM

Satu: Sultan

Dua : Gelal diapit bambu-bambu

Tiga: Film Tahunan

Empat: Temaram dua gadis

Lima : Serba Buram

Enam : Hitam Putih

Tujuh: Ketoprak

Delapan : Suasana liburan, Film Kartun tiga kali

Sembilan: Serial Silat

Sepuluh : Korek Api Tengah Malam

Sebelas :Menggandeng Lengan Ibu

Duabelas:Kaca Lemari Pecah

Sebuah Novel
San Marta

Jumat, 14 Juni 2019

Bersembunyi Dalam Gelap

Bab 1 Semua Berawal dari Hati
Bab 2 Jangan abaikan niat
Bab 3 Bangunlah Sekokoh Gunung
Bab 4 Cermin-Cermin Malam
Bab 5 Bahagialah Meski Sederhana
Bab 6 Carilah Lawan Bicara
Bab 7 Dialog Masa Lalu
Bab 8 Kemana Mereka Pergi
Bab 9 Harga Sebuah Perasaan
Bab 10 Membunuh Kesendirian
Bab 11 Lingkaran Emosi
Bab 12 Sebuah Ikatan Kuat, Phobiakah?
Bab 13 Belajarlah Untuk Tak Bertopeng

Novel Dewasa
Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Tebal 300 halaman
Penerbit -

Back To Allah SWT

Kesuksesan adalah bukan sebuah mimpi tanpa aksi. Ia adalah kumpulan dari sebuah tekad membara. Usaha terus menerus tanpa kenal lelah. Doa yang tak pernah padam. Azzam yang kuat, dan cita-cita yang mulia.

Orang yang sukses adalah orang-orang yang bisa menghadirkan cara-cara hidup  berkualitas. Ketaatan kepada allah dengan sebenar-benarnya, tanpa ada kemunafikan, kefasikan, dan kemaksiatan.

Tujuan karena allah, segala sesuatu yang ia lakukan hanya untuk mempersembahkan yang terbaik bagi allah dan rasulNya.

Ia tak mau mengecewakanNya, menghianatiNya, dan mendurhakaiNya.

Dalam benaknya hanya allah yang tersimpan dan disebut. Ia selalu memperbaiki, memperbaharui, dan menjaga hubungan dengan allah serta manusia

Sekalipun dunia mengecewakannya, ia tak peduli. Asal ia tak mengecewakan Tuhannya. Ia menjadi sesuatu apapun juga karena allah, tak mau ia membuatNya malu, dan berpaling darinya. Inilah kesuksesan yang ia pahami.

Satu Mei 2009, 11:09:54

MERINDUKAN IBU

Aku sayang Ibu
Tapi Ibu pergi...
Sekolah di luar negeri
Aku hanya bisa berharap

Ibuku cepat pulang?
Aku ingin sekali bertemu denganmu
Siang malam selalu ku rindu

Tapi...!
Aku baru bisa bertemu tiga tahun lagi
Sungguh amat lama...
Aku sangat merindukanmu

Aku ingin engkau cepat pulang
Menemaniku...
Dalam suka dan duka
Oh... Ibu

Karya Mira Latifa Sari
Santriwati TPQ Al Muhajirun. Komplek Telkom. Ciputat
2012

Kamis, 13 Juni 2019

Sesekali Tengoklah Ke Belakang

Bab 1 Berjalan di atas batu
Bab 2 Saat bulan hilang
Bab 3 Berhenti di tengah jalan
Bab 4 Tetaplah bersamaku
Bab 5 Saat matahati terlihat sumir
Bab 6 Ucapkan maaf dengan tulus
Bab 7 Naluri
Bab 8 Nurani
Bab 9 Dua sayap
Bab 10 Ksatria bintang
Bab 11 Respon spontan
Bab 12 Jalan buntu
Bab 13 Tersesat
Bab 14 Saat pagi terlihat malam
Bab 15 Menjawab soal-soal kehidupan
Bab 16 Janji seorang laki-laki

Novel Dewasa
Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Tebal 1600 halaman
Penerbit (-)

Selasa, 04 Juni 2019

MELAWAN KEMATIAN

Merentang usia muda
Bak tak berujuang
Dunia menjadi miliknya
Semua diterabas

Kematian dilawan
Seolah dirinya Tuhan
Kematian dapat dikendalikan
Ia lupa siapa yang mencipta

Meregang
Tak sanggup melawan
Hati pun membantu
Tak sanggup mengendapkan ruhnya

Manusia terlalu rapuh
Sangat rapuh
Kematian tak sanggup dilawan
Sekarang Ia berbantal tanah

Berselimut gelap
Berteman amalnya
Malaikat datang
Mengkorfimasi sesuatu

Rindu

Hati siapa yang tak sedih, bila tak jumpa orang terkasih
Dada sesak penuh harap, kampung halaman menjadi tujuan
Lebaran menunggu
Pada beberapa jam kedepan

Hilir mudik kendaraan
Berjuang untuk silaturahmi
Jumpa saudara sepermainan
Melepas penat

Rindu hati ini pada ayah ibu
Bersua senyum
Berpeluk rindu
Gendu-gendu rasa

Malam nanti takbir bertalu-talu
Menggema ke penjuru dunia
Adakah sama rinduku dan rindunya
Melepas kangen ayah ibu

Maaf, kata untuk rindu
Maaf, kata untuk pejuang
Maaf, adalah rindu
Rindu maaf memaafkan


Bogor 4 Juni 2019
Delapan jam jelang takbiran
Untuk Ayah Ibu
Untuk Teman kecilku
Untuk keluarga kecilku

PEJUANG

Tak lahir dari keheningan perjalanan
Tak lahir dari lamunan angan-angan
Ia laksana gemuruh ombak
Ia laksana badai yang mengamuk

Peluh keringat tak ia hiraukan
Pejuang pantang pulang sebelum menang
Menaklukan diri sendiri
Agar arif bijak

Berkawan sunyi
Bermantel prinsip
Bertoreh kemuliaan
Bersarung kepribadian

Minggu, 02 Juni 2019

BUMI YANG BERGONCANG

Hari itu manusia bertanya
Berta besar telah datang
Bumi yang terbelah-belah
Tanda usai sudah

Bumi bercerita tentang dirinya
Perintah Allah tak dapat ditolaknya
Bumi tak pernah menolak
Mahluk yang taat

Manusia bangkit dari alam kubur
Dengan berbagai bentuk rupa
Menggendong amal dipundaknya
Amal kecil ataupun besar

Kebaikan akan ditimbang
Begitu juga keburukan
Pandangan semakin tajam
Membelalak menembus pilu


Senin 18 Februari 2008

A.S. LAKSANA

Sayembara Novel dan Upaya memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita


Disampaikan dalam diskusi "Pengaruh Sayembara Novel DKJ dalam Pertumbuhan Sastra Indonesia", diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, TIM, Desember 2012

Satu

Membicarakan sayembara novel DKJ dan pertumbuhan sastra Indonesia, saya ingin memandangnya dari dua sudut pandang, yakni kepentingan pembaca dan kepentingan penulis. Saya akan mengawalinya dari sudut pandang seorang pembaca. Ketika memulai petualangan yang semoga berlangsung seumur hidup sebagai pembaca buku, saya memulainya dengan pengetahuan dan informasi seadanya untuk memilih buku-buku apa saja yang perlu dibaca, seperti apa cerita yang baik, dan siapa penulisnya. Dengan penguasaan informasi yang sangat minimun seperti itu, hasil sayembara oleh DKJ adalah salah satu pemandu terpenting untuk menentukan buku apa yang harus dibaca. Informas bahwa novel ini atau itu adalah "pemenang sayembara" menjadi informasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan, apakah buku tersebut akan saya beli atau saya pinjam dari perpustakaan. Saya tidak kenal siapa Putu Wijaya, Mahbub Junaidi, Sori Siregar, Marianne Katopo, atau Korrie Layun Rampan pada saat itu. Tepatnya, saya tidal kenal siapa pun saat itu. Jadi, saya menyandarkan diri kepada instutusi untuk menjadi pemandu saya.