Mereka berdua berpamitan berangkat ke sekolah. Ibunya mengantar sampai halaman. Perutnya yang buncit, wajahnya agak pucat.
“Kak, Ibu sendiri tidak apa ditinggal sendiri?.” Tanya Hana.
“Khawatir sih, tetapi kamu tahu, sifat Ibu bagaimana?” jawab Zara.
Mereka berdua naik angkot. Angkot biru yang biasa mereka naiki menuju sekolah.
***
Pulang sekolah mereka berdua bergegas untuk langsung pulang saja, tanpa bermain sebentar dengan teman-teman seperti biasa. Teriakan dari teman-temannya mereka tak gubris, ketika angkot biru berhenti di depannya.
Sampai di rumah mereka mendapati bundanya di kamar dalam keadaan yang lemas.
"Bunda tidak apa apa?" tanya Hana
"Tidak apa-apa,” jawab Bunda
Ada sedikit kelegaan di wajah mereka. Hana dan Zara pun masuk ke kamar dan berganti baju. Setelah berganti baju mereka makan siang, tanpa celoteh riang seperti yang sering mereka lakukan. Dari dari dalam dapur bundanya sering berteriak untuk tertib ketika makan.
Sampai senja bunda belum beranjak dari kamar. Ia hanya tidur-tiduran, dan sesekali minta bantuan.
“Pucet banget bun,” pekin Hana ketika ia masuk ke kamar bundanya.
“Kau telpon paman, suruh ia kesini?” Pinta bundanya.
“Ayah kemana?” Tanya Zara.
“Sedang lembur di kantor, jangan kau telpon-telpon ya?” ucap Ibunya.
Zara mengangguk.
***
"Bunda gimana Paman?" tanya Zara
"Bundamu mengalami keguguran, sabar ya?” Jawab Paman.
Hana dan Zara terlihat terpukul sekali. Adik yang mereka tunggu-tunggu sudah tidak ada. Zara menghampiri bunda yang sedang terbaring di ranjang. memeluknya dan menangis.
Hana berdiri memberi jarak pada keduanya. Ia tak ingin melihat merekanya menangis. Keesokan harinya bunda sudah di bolehkan pulang ke rumah. Seringkali ia melintasi kamar yang sudah disiapkan oleh ayah untuk adiknya berdiri dan menutup wajahnya. Menahan tangis.
“Harusnya pagi ini aku sudah melihat adikku tertidur pulas,” ucapnya lirih.
Ibunya sempat menangkap wajahnya yang sembab. Ia cepat-cepat menghapus dan berjalan ke dapur untuk membantu Ibu memasak.
Oleh: Aulia Achya Fadhila Alumni SMPIT Permata Madani
0 Comments:
Posting Komentar