Selasa, 18 Maret 2025

Ketika Jadi Ayah Di Rumah

BABAK 10
Belajar dari para penyair, bisa diambil dari sumber puisi. Yaitu mereka yang suka mengeidentifikasikan sebagai escape from personality mencoba keluar dari kepribadian diri sendiri. Lalu mencoba melebur menjadi susunan tidak membentuk dogma, tetapi susunan kebijakan kebajikan yang terus dilatih tiap hari agar nilai-nilai pendidik meresap sampai ke akar nalar. 

Kalimat diatas setidaknya memompa seorang ayah untuk menangguhkan sejenak apa-apa yang tersisa dari pekerjaan-pekerjaan sebagai seorang guru yang terus saja bersambung tanpa henti. Ini kenikmatan jenis tersendiri, yang bisa menikmatinya ya, pendidik itu sendiri. 

Dalam hal membaca juga guru yang kembali ke rumah dituntut untuk meninggalkan pendirian-pendirian pribadi atas 'buku' yang sedang dibaca, jika terus saja ngotot dengan pandangan sendiri maka ia akan terjebak pada kacamata yang tak pernah ganti lensa. Misalnya, Lihatlah anak-anak dengan kacamata anak-anak bukan kacamata orang dewasa.

Seorang ayah bisa mengambil jarak sejenak ketika masuk rumah. Merubah susunan emosi ruang kerja yang atmosfirnya bisa saja labil. Jika negatif maka jadikanlah sebagai sarana untuk membentuk diri agar tidak terjebak pada kesalahan yang sama. Jika positif maka persepsikan diri sebagai ayah yang jarang pulang ke rumah. Ayah dua pekanan, ayah empat pekanan, ayah tahunan dan ayah-ayah yang lainnya.

Katanya kalian sudah berliterasi, Ok itu bagus. Tetapi tidak berhenti di situ saja. Ada banyak hal setelah kita berliterasi keayahan, yakni sesuatu hal yang membuat kalian menjadi fatherman, Family Man atau apalah. Yang jelas setelah kalian berliterasi, setidaknya kalian berani untuk melihat diri sendiri lebih asing, kenapa? agar kalian lebih terbuka, tidak nyaman dengan ilmu-ilmu yang sekarang kalian anut selama ini secara turun-temurun. Jika kalian melihat film-film pendekar, kenapa hanya ada satu jagoan yang lain adalah pendekar-pendekar nomor dua. Karena jagoan ini terbuka dengan jurus-jurus lain yang tidak diturunkan oleh gurunya. Begitu juga ayah, setidaknya ia membuka diri terhadap jurus-jurus dari para ayah yang lain agar estafeta kepengasuhan bisa saling terhubung (relate)

Ketika pintu sudah di buka. Ayah mengambil jeda untuk memberikan senyum terbaik. Meski di luar sana hatinya masih sesak oleh ruang-ruang yang melelahkan baik fisik non fisik. . Ia tetap menggambarkan seorang pahlawan yang melawan penjahat meski ia dalam keadaan demam atau flu. Lalu anak kalian tiba-tiba loncat ke atas punggung dan minta keluar untuk sekedar jalan-jalan. Sementara anak tertua minta dimasakan mie yang berkuah lengkap dengan telor, tapi putihnya saja. 

"Ada yang bisa dibantu?" ucap seorang ayah. Ia sedang merendahkan emosinya. Berupa lelah yang berlipat-lipat. Hingga dari ucapannya ia berharap dapat mendapatkan energi ganda yang jos gandos.

Setidaknya ayah mampu meditasi yang cepat, tepat, agar situasi ada di kendali anda. Bahkan sholat bisa menjadi perisai agar situasi-situasi runyam di luar kendali, bisa diarahkan dan digenggam oleh kita sendiri ketika peran berubah, yakni menjadi ayah. 

Maka ketika tiba di rumah seluruh atmosfir sekarang ada dalam genggaman ayah. Mau dihembuskan sebagai keluhan yang berkepanjangan, sehingga menolak semua permintaan anak-anak yang sudah setia menanti hingga puluhan jam, atau beberapa jam, atau ratusan jam. Tetap menjadi ledakan kegembiraan tak terhingga, meski dalam bentuk yang paling sederhana. 

Hingga kembali ke rumah, kalian bisa mengawali apa yang sudah pernah kalian akhiri sejak awal. Menyambung kembali ikatan yang terjeda sekian jam dan mencoba memperbaikinya terus menerus. Lalu anak mudah untuk menjangkau tubuh ayah, lalu bergelayutan sejenak sekadar melepas kangen, dan  mendapatkan kenyamanan dari balik punggung ayah yang letih.

0 Comments:

Posting Komentar