- Penderitaan kadang bermula dari imajinasi yang berlebihan. Penderitaan yang dimaksud disini adalah penderitaan hasil dari pikiran liar yang sulit dikendalikan. Ia bisa membayangkan segala jenis penindasan yang belum jadi kenyataan yang membuatnya selalu dalam keadaan cemas. Padahal kecemasan itu datang dirinya sendiri, tanpa pernah belajar berprasangka baik pada orang lain. mungkin niatnya baik, cuma caranya saja yang kurang tepat.
Kamis, 31 Juli 2025
Minggu, 20 Juli 2025
Perjalanan Ini Terasa...
Sangat memilukan bila orang terdekat, tak mau tahu apa yang menjadi kebutuhan dan kesulitan, mungkin menggendong anak saja menggerutu, bahkan ikut menyalahkan situasi yang tidak sesuai dengan pikiran sendiri, karena trauma masa lalu. Sang ayah sudah mendeklarasikan untuk menyimpan kepedihan masa lalu dan itu diturunkan secara kasat mata pada keluarga yang ia bina dengan sajadah cinta. Mestinya tak perlu sang istri meminta pertolongan pada suami ketika anaknya butuh gendongan, tetapi ini kisah yang tak perlu dilirik, manakala ini membutuhkan penyesuaian yang merilis setiap energi negatif. katakanlah seperti itu.
Sangat menyenangkan bila keduanya mengayun sama-sama dayung yang mereka buat sendiri dari bahan kejujuran dan kesetiaan, cinta yang tumbuh seiring waktu, yang didasari oleh kemampuan saling mengisi satu sama lain. Wilayah itu seringkali bertumbuk pada seberapa besar ikhtiar yang dilakukan. Sejuta 'masalah' pada sisi lain ada sejuta 'solusi', keduanya hanya terbentang pada luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.
Kamis, 26 Juni 2025
Satu Masalah Dua Solusi
wilayah antara masalah dengan solusi, disebut dengan Ihtiar (usaha), usaha ini yang akan dinilai oleh Allah sebagai argo yang akan terus berjalan. Orang ramai dengan deep learning, Allah sudah mengenalkan sejak dari Nabi Adam, untuk itulah keberadaan ihtiar menjadi wilayah yang akan terus dialumulasikan pahalanya, jiak ikhlas ada keberkahan yang tak terhingga. Allah sendirilah yang akan menentukan timbangan. Manusia berada dalam kondisi: Luruskan Niat dan Sempurnakan ihtiar.
Kamis, 15 Mei 2025
Menunggu Itu Indah Jika...
Menjadi perhatian yang tidak berkala, jika yang keluar adalah penilaian seimbang antara penantian yang jelas, dan bisa melepaskan dari yang samar. Layaknya pedati yang berjalan untuk bertemu para pembeli, dan tersenyum lebar manakala barang-barang pesanannya utuh tak tergores sedikitpun.
Lebih sedapnya, perpaduan antara membaui kauh mi yang dimasak seorang ayah di rumah setelah pulang kantor, anak-anaknya menunggu gemas, tak sabar merasakan menu dari tangan 'panas' seorang ayah. Istrinya senyum-senyum sendiri sambil meninabobokan putranya yang ke empat. Mungkin menyadari kalau soal masak, suaminya boleh juga.
OBAT RETAK
Seorang filsuf berambut gondrong, sedikit medok, menjadi soko guru di kemudian hari, tanpa pernah mengeluh untuk mendengar. Ujaran sekalgus petatah petitih penjernih akal. Supaya nanti berolah sumber, mesti pula di saring berapa kali.
Lewat jam istirahat, headset menempel kuat, diskusi telah menyedot waktu menjadi lebih tertib. Bukan menggulir layar dari atas ke bawah, lalu menghembuskan nafas penyesalan tak berguna.
Beroleh kedok wajah baru. Kadang untuk menemukan kedok, hepeng melayang, terasa mahal, tapi sepadan. Orang filsuf sering mewanti-wanti bahwa watak seseorang bisa terlihat perawakan tubuhnya. Bahkan bau tubuhnya. Bau dalam artian tidak ditutupi oleh hembusan minyak wangi bertubi-tubi.
Sampai saat ini jumlah obat terus dicetak, sementara manusia terus lahir. Sepadankah? mungkin bukan obat luar yang bisa menyembuhkan, tetapi obat dalam mesti dikuatkan. Seperti filsuf katakan. Ia bernama Suginta.
Kamis, 08 Mei 2025
Aku dan Dia
Kuambil mangkuk dari bawah meja. Mangkuk hadir dari mini market. Memakai sweter dan mengunci pintu. Berjalan menuju jalan depan. Sepanjang tepi jalan terdapat serumpun bambu yang tumbuh lebat. Gelap, lampi di tengah kedap-kedip, hanya butuh 10 menit keluar dari jalan berimbun bambu, jika tak lapar, aku malas keluar, ini masuk pukul 00.30, orang-orang sudah berkemul mimpi dan bertelekan tangan menyeduh harapan.
Rimbun hanya sekumpulan saja. yang lain sudah tak ada. Ini selalu menjadi cerita, aku harap tak memiliki cerita itu, karena aku malas bertemu dengan dia, selalu ada masalah dengannya, padahal aku tak pernah bermasalah dengan dia.
Abang penjual mi memasukan semia mi racikan ke dalam mangkuk. Aku membayarnya lalu menyebrang jalan sunyi. Masuk kembali ke dalam gang. Mendekati rimbun bambu, ada keengganan untuk melewatinya, ini jalan tercepat menuju kos. Burung hantu menjerit keras, dan burung lain ikut menyahut, sebuah benda jatuh dari atas, menerobos daun bambu,berbunyi radio rusak, seketika hening, burung buek dan konconya berhenti berteriak. Menyisakan mahluk itu, mahluk yang sering di sebut, berdiri membelakangi, wajahnya tertutupi rambut panjang, kuamati tak melihat kakinya. kuambil satu butir batu dan ingin melemparnyan kuat-kuat. Mahluk itu cepat sekali berpaling. Mangkuk berisi teras lebih panas. Aku ingin menikamti kudapan malam tanpa harus dibayangi rasa bersalah karena telah melempar dia, 'penunggu' hutan bambu.
Rabu, 07 Mei 2025
Sebelum Matahari Terbit
Seorang anak terbangun dan mendapati ayahnya sedang menonton TV. "Ayah nggak tidur," tanya anaknya, matanya masih merem melek. "Ayah tidur tadi, kamu tidur lagi aja, masih jam 2, nanti ayah bangunin saat azan subuh.
Anak itu kembali ke kamar. Ayahnya mulai tenang, misinya adalah menonton pertandingan bola antra Intermilan Vs Barcelona, jarang-jarang ia bisa melihat pertandingan itu. Ayah terlihat semangat, es madu sudah habis dua gelas, sebagai cara untuk mengusir rasa kantuknya. Ia pun terlihat ingin begadang sampai subuh, putra sulungnya besok ingin study ke Trans Studio, sebagai kegiatan rutin dari sekolahnya.
"Ayah...!" teriak putranya.
Sang Ayah bergegas menghampirinya. Memeluknya erat.
"Ada apa!"
"Ada suara perempuan dari bawah kamar,"
"Mana!"
"Itu tadi di bawah, hemmh, hehhhh, hemmm, gitu yah."
"Heh!,pergi!, jangan ganggu!"
"Takut yah."
"Jangan takut, nggak ada, coba kita cek,"
Ayah dan putranya mengecek bawah kasur, banyak barang-barang, hanya ada karpet dibawahnya, ia pun mengambil sapu, dan mulai memukul-mukulkan, ini reflek pribadi atau seperti apa. Yang jelas sang ayah ingin memastikan kalau suara yang dimaksud anaknya itu tidak berasa dari bawah kasur, mungkin suara lain. Meski begitu, tangan ayah mengusap tengkuk beberapa kali, seperti merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya, tetapi ia tidak ingin terlihat takut di depan anaknya.
Setelah di rasa aman dan tidak ada yang menakutkan. Bunda yang ikut terbangun mendengar teriakan ayahnya, ikut memberikan arahan agar menyapu kasur bawah dan atas dengan sapu lidi. Ayahnya melakukan dengan cekatan. Lalu kembali tidur dengan memasang ayat suci alquran pengusir setan selama tiga jam. Ayah memeluknya untuk memastikan detak jantung anaknya makin teratur, dan tidak tidur dalam pelukan ketakutan.
Selasa, 06 Mei 2025
Sebelum Matahari Terbit
Pasangan misalnya, adalah dua orang dengan alas berbeda, berangkat dari sudut pandang yang berlainan, lalu dikumpulkan dalam rumah yang intensitas pertemuan tiap detik. 'Berantem', lalu berangkat ke tempat tidur masing menyimpan kekecewaan mendalam atas sikap satu sama lain.
Lalu ketika bangun sebelum terbit cobalah sekuat tenaga untuk melunturkan semua ego atas nama pribadi. Dalam pelukan maaf berlimpah. Hingga nantinya satu sama lain menelan nasi uduk seperti menikmati tonseng nikmat berlimpah sate. Tak ada manusia yang dilahirkan memiliki perkakas sempurna mengatasi semua masalah. Justru manusia dipasangkan, agar perkakas itu bisa lengkapi satu sama tanpa pernah merasa lebih satu sama lain. Semuanya bisa jadi punya alas sama, peran yang sama, dengan kategori tanggung jawab yang terlihat berbeda tetapi dengan inti yang sama.
Suami atau istri belum memberanikan diri menyelesaikan masalah satu lain, lalu berangkat kerja dengan perasaan marah, dan isi kepalanya dipenuhi oleh syak wasangka, lalu takdir tuhan memberikan musibah, dan belum sempat akur. Oh Alangkah naifnya, sebelum terlambat, satu sama lain perlu untuk membenahi. Tak ada kata untuk terlambat, sebelum Allah menjemput.
Sabtu, 03 Mei 2025
Agar Api Tak Membakar Kepala
Api yang membakar kayu, seperti itulah yang sedang diperlihatkan seorang pendengki. Ia tidak menghendaki siapapun memiliki kekuatan untuk 'menundukkan' orang-orang dalam cengkraman nya.
Tampak berseri manakala datang seseorang dalam rumah orang tuanya, bukan rumahnya sendiri. Ia selayaknya sudah pisah dari rumah orang tuanya. Agar otak terus tumbuh, tidak makin kerdil layaknya bocil. Tetapi setelah 'tamu' itu pulang, mulailah otak reptilnya bekerja secara jor-joran. Membentak-bentak ibunya sendiri karena telah memberikan barang (makanan) untuk dimakan putrinya sendiri yang sekarang sudah punya rumah sendiri di Bogor.
Perkara apa yang membuat isi kepalanya betul-betul reptil, mungkin otak monyet adalah jawaban untuk membungkam perkataan yang sering menyakitkan ibunya sendiri. Seorang Ibu yang menangis adalah puncak dari ketidakberdayaan menghadapi anaknya berkepala 40 tahun itu.
Mereka para pendengki tidur, berak, mandi, makan, numpang dengan orang tua. Sudah punya anak punya istri, tetapi sikapnya seolah ia penguasa dirumahnya, ia hanya numpang kawan, sekali lagi numpang, tetapi wataknya kayak pemilik rumah. Orang tuanya kasihan melihatnya ngontrak, tetapi sendirinya nggak ngotak. Otak-otak lebih enak, lebih mentul, jadi daging, sikap kalian yang nggak lebih dari otak-otak, tumpul, idiot, autism, mereka orang-orang yang telah mengkerut otaknya, jadinya seperti itulah keadaannya.
Maaf kawan, hari ini hari yang aneh, kalian bayangkan saja, ada anak sudah menikah, numpang sama orang tua, tetapi lagaknya seperti raja. Tetapi mereka bukan raja, mereka orang 'goblok' yang pernah kami jumpai.
Selain kepada Tuhan sebagai tempat mengadu, jurnal (blog) inilah yang membuatku tetap waras, wajar, normal, dan tak terbesit untuk bertindak kriminal, untuk apa mereka hanya pantas disejajarkan dengan penghuni ragunan, oh maaf, penghuni Ragunan saja lebih mulia, mereka mahluk yang tidak punya dendam, hanya naluri untuk bertahan.
Api yang membakar kepala, pendinginnya adalah memuntahkan pada blog ini, pada jurnal ini, jika bermanfaat ambilah, jika tidak, buanglah di 'tempat sampah.'
Salam Peace and Love, seperti salam para petinju yang hatinya seputih kapas. Raganya panas, tetapi kepala tetap dingin, agar isi kepala tidak mendidih, dan mata segar, semuanya dimaksudkan agar Api Tak Membakar Kepala.
Jumat, 04 April 2025
HAKIKAT KESUKSESAN
ORANG-ORANG YANG SUKSES SEJATI SELALU ORIENTASINYA KEPADA ALLAH, SEGALA SESUATU YANG IA LAKUKAN HANYA UNTUK MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK BAGI ALLAH DAN RASULNYA. IA TAK MAU MENGECEWAKAN-NYA, MENGHIANATI-NYA, DAN MENDURHAKAI-NYA.
DALAM BENAKNYA HANYA ALLAH YANG TERSIMPAN DI DALAM QOLBUNYA, NAMA-NYA SELALU DISEBUT. IA SELALU MEMPERBAHARUI, MENJAGA, MEMPERBAIKI HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN MANUSIA. SEKALIPUN DUNIA MENGECEWAKANNYA IA TAK MENGHIRAUKAN, ASAL IA TAK MENGECEWAKAN ALLAH. IA MENJADI SESUATU APAPUN KARENA INGIN MEMBUAT ALLAH TERSENYUM, TAK INGIN MEMBUAT ALLAH MALU DAN BERPALING TAK MENGHIRAUKAN KEADAAN DIRINYA. INILAH KESUKSESAN YANG KUPAHAMI. DAN KITA HARUS 'KERAS' PADA DIRI SENDIRI DAN TEGAS PADA ORANG LAIN. AKTIVITAS YANG TIDAK TERLALU PENTING DI BUANG ATAU DI TUNDA DULU. KEMBALILAH PADA ALLAH DENGAN SUKARELA.
1 MEI 2009 11:09:54 WIB
Sabtu, 05 Maret 2022
Indonesia Hari-Hari ini
Hari-hari ini dimana candaan adalah slogan terbaik untuk membunuh karakter, maksudnya seorang pemimpin bisa menjadi monster karena candaannya lebih kuat dari kepemimpinannya sendiri. Mulutnya lebih kejam dari pada sepakterjang kebijakannya. Jika kebijakannya terasa lemah maka ia akan memborbardir dengan candaan yang sama sekali tak lucu.
Maka ia menjadi slogan yang tak pernah menjadi kekuatan mental, yang bisa melumpuhkan lawan tanpa perlu peperangan. Peperangan hanya akan mengakibatkan kerugian dan dendam yang tak berkesudahan.
Hari-hari ini kebenaran hanya muncul dari segelintir orang yang menamakan diri egosentris yang berlebihan, bahwa diam adalah kekalahan yang mutlah, padahal ia senjata yang mematikan dan solusi yang kadang tak perlu tenaga ekstra untuk memulainya, setelahnya semuanya berkesudahan.
Adalah hari-hari ini, di mana kekuatan kadang tak pernah dianggap pada lingkungan yang menelanjangi seluruh kekuatannya, bahwa dengannya orang merasa bisa mengukur kekuatan sang teman, padahal ia hanya bersikap sebagai hakim yang tak ingin menyakiti siapapun dengan kata-katanya. Ia lebih memilih dengan senyuman yang memikat, berharap sang pembuli berhenti untuk mengejeknya terus menerus, akibat ia tak ikut arus langkah-langkah kebanyakan. Ia memilih untuk memenuhi kebutuhan dari menyesuaikan diri selalu pada keinginan. Mereka adalah orang-orang yang terus berlari dan beralih dari kesenangan satu pada kesenangan yang lain.
Hari-hari ini adalah dimana kepekaan menjadi barang yang hampir tak tersentuh, apalagi sekedar menempel di kepala dan menjadi tindakan yang membuat tawa sebagian orang, lalu mereka mendoakan sang pemberi bahagia pada jalan yang benar-benar gembira.
Dan seterusnya.
Kamis, 18 Juli 2019
Lima
Lima, kita tidak bisa untuk membungkam perkataan orang, tentang perilaku kita.
Lima, lima kejadian,sebelum datangnya lima kejadian.
Lima, yang menjadi persoalan bukan berat atau ringan, tetapi seringkali meremehkan untung rugi.
Lima, kesiapan seseorang untuk menghadapi masa depan seringkali membuat kecenderungan untuk khawatir saat ini.
Rabu, 17 Juli 2019
Empat
Empat, persaingan yang terlalu ketat seringkali melunturkan keakraban kian parah.
Empat, hitam tak selamanya adalah gelap, karena putih kadang menjadi lawan yang ekstrim, lalu gelap karena uang yang tak kekal.
Empat, perjalanan akan mengakibatkan kelesuan jika terlalu lama memikirkan kekurang pada tiap langkah.
Empat, kelakuan para hewan yang polos seringkali membuat geli dan perangainya berubah jadi galak tapi menyenangkan.
Tiga
Tiga, koper yang terbuka seringkali terlena untuk memasukkan semua barang-barang sepuasnya.
Tiga, monyet yang kelaparan seringkali lebih arogan dan bersiap untuk menancapkan permusuhan di awal pertemuan.
Tiga, persiapan matang saja seringkali mengakibatakan kekecewaan, karena meremehkan lawan.
Dua
Dua, percepatan seringkali menidurkan kepala kita dari kelambanan memaknai setiap kejadian.
Dua, roda yang lepas kemudian memercikan bunga api yang membuat jalanan malam menjadi terang.
Dua, ikatan yang lepas seringkali malas untuk meng eratkan kembali, padahal hanya untuk sesaat saja.
Dua, perbedaan yang muncul kerap menjauhkan dari keintiman persahaban yang mengakar.
Jumat, 28 Juni 2019
Biarlah
Meski itu sulit untuk dilakukan
Agar hati kalian siap ketika lapang
Kadang hal yang menyakitkan itu perlu menjebak kita
Hidup itu mau tak mau harus berjalan
Hingga kalian menyaksikan sepenuh mulut kalian tentang menjaga lisan
Masyarakat lisan telah memperkosa banyak ketenangan
Karena tak sigap mengulum lidah
Lidah dibiarkan berbusa
Tertawa sepenuh kerongkongan
Makan sepenuh mulut
Tidur sepenuh matahari
Berjalan sekehendak hati
Memandang sepenuh kolam
Menangis semenjak buaian
Biarlah...
Mereka...
Mencari hiburan dengan enteng
Tak peka menjaga...
Tak ingat rasa...
Sakit yang terperi
Sakit tak berdara-darah
Biarlah...
Kita terpojok dalam keluguan
Kepolosan seorang ayah
Karena jernihnya pandangan
Aneh...
Hati ini tak tergores
Hati ini tak terluka
Atau terlalu luas samudra kesabaran
Samudra ketenangan
Samudra kenaifan
Biarlah...
Waktu seperti ikatan
Ikatan yang akan menguatkan
Biarlah...
Waktu seperti janji
Janji membayar hutang
Nanti kalian akan merasakan
Begitu mudah waktu membalasnya
Membalas sampai tuntas
Kemana Kalian Pergi
Sejarah mencatat tentang orang-orang yang lahir dari raja kemudian mati ditenggelamkan waktu.
Menerabas percobaan yang tengah melang-lang buana mengikuti arus waktu yang semakin tipis dimakan zaman.
Peperangan yang terus menerus dilakukan oleh waktu yang semakin sempit. Tak sempat negosiasi dengan pelajaran yang sering bolos.
Logika Terbalik
Logika terbalik melatih kepekaan di luar kelaziman, dan mencoba menguak rahasia tersembunyi dari semua peristiwa
Logika terbalik membiasakan diri untuk selalu mencari hikmah tersembunyi di balik segala hal. (Tarbawi)
Kamis, 27 Juni 2019
Arah
Yang tak tentu jadi menantu
Yang lemah jadi kuat
Yang sedih melangkah senang
Yang sama belum tentu sama
Yang berbeda belum tentu beda
Yang tinggi belum tentu tinggi
Yang pendek belum tentu pendek
Yang rapuh belum tentu lemah
Yang kuat belum tentu kuat
Yang ingin belum tentu mau
Yang jadi belum tentu ya
Arah yang membuat galau
Arah yang membuat berubah
Arah yang memadukan kuat dan lemah
Arah yang membuat kesedihan jadi senyum
Arah menjadi berbeda, tinggi, pendek, rapuh, kuat, ingin, jadi, adalah karena arah
Ku harap hidupku tak salah arah
Tapi jadi serba terarah
Jadi penuhilah arah
Agar arah sesuai tujuan
Asma Allah
Orang menganggap bahwa perpisahan adalah hal yang menyakitkan, tetapi untuk orang yang hatinya di liputi kesedihan adalah kenikmatan sempurna bila ikatan tak terlalu kuat untuk dipertahankan.
Asma allah kerap kali disebut ketika perlakuan manusia begitu menyakitkan, harusnya perbaikan tetap menyebut nama allah ketika kelelahan, kelesuan, dan kebodohan masa lalu yang kukuh tetap dipertahankan. Ada orang yang menjerit menyebut asma allah ketika badai menghantam kehidupannya. Keadilan tetap menyebut asma allah di manapun, kapanpun, dan dalam keadaan seaman-amannya.
Kita adalah mahluk yang selalu butuh allah. Apapun itu, jikalau tidak butuh, keadilan allah tetap berlaku.
Allah tetap ada, karena maha kekal, tak pernah tidur dan tak pernah lupa