Sewaktu rambutmu yang masih hitam tergerai setelah lolos dari ikatan
Sementara ayah tersenyum lepas sepulang kerja menuntun sepeda
Lalu waktu menggilas roda putar hingga masa lekas sekali senja
Anakmu telah melepas lelah di bangku kuliah, tak seiris tanah milikmu yang dimakan tuan tanah
Kukira lelah itu menjadi ladang yang barokah berlimpah-limpah
Sejak saat senyum itu mulai berubah tuntutan mengurai kepercayaan diri
Pada jejak kata semasa adu mulut pertahankan kalimat pada dosen ingin menang sendiri
Kututup lembaran-lembaran, pada kata ibu penyelamat hidup anak lelakinya
Lalu mengubah perasaan luka menjadi harap penantian mulia
Melihat keningmu sujud penuh cita di depan ka’bah yang dijaga
Oleh langit dan bumi, juga doa-doa ikhlas dari mulut-mulut yang lapang dadanya
Pada umur yang singkat ada harap panjang agar sujud panjangmu tak goyah
Hinggap bertahun juga tak apa, asal bersih modal serta jalan berisi rido
Pada doa berjalin taut berlipat-lipat, agar lengkap menurunkan jumawa
Air mata tumpah pada sujud-sujud panjang yang lama dinanti, pada ka’bah yang jauh
0 Comments:
Posting Komentar