Selasa, 16 September 2014

Gadis Pendiam

Mataku panas
Keringatku mulai bercucuran
Setidaknya untuk kali ini aku dapat menahan rasa malu
Mataku mulai rabun
Ternyata Matematiku untuk otakku tidak semudah meminum air
Aku diam sejenak lalu diam hanya memandang papan tulis berwarna hitam
Tanganku mulai berkeringat memegang kapur tulis
Aku hanya memandangi angka yang tidak pernah berubah
Melebar pupil mataku
Sejenak aku bernafas, tetapi aku seperti tidak bernafas

Guru yang berkata demikian
Husss
Bisa mengerjakan tidak...
Aku diam...
Mukaku terasa panas
Lututku sedingin es
Aku tak berani menatap kebelakang
Aku tak berani menatap teman-temanku di belakang

Duduk!!!
Aku kaget
Kapur tulis di tanganku nyaris terjatuh
Gadis pendiam itu
Menggantikanku
Aku malu teramat malu, runtuh sudah mental hidupku
Aku laki-laku yang tak pandai matematika
Gadis pendiam itu
Gadis yang sangat kharismatik
Aku pun Respek
Atau ada perasaan lain


(Sebuah Puisi Lepas )

0 Comments:

Posting Komentar