entah sampai berapa lama
Berpindah pindah dari kamar satu ke kamar kakak tertua
Berjalan di bawah lampu minyak yang bergoyang-goyang nyalanya
Membuka pintu memasang mata yang awas
Satu persatu-satu ia mulai memukul-mukul nyamuk gendut penuh darah
Sepasang mata terjaga lalu tenggelam lagi
Menatap sosok gentayangan tiap malam jika serangan nyamuk tiba-tiba membludak
Bau anyir dari banyaknya nyamuk yang ia pukul berkali-kali pada kaki, lengan, dan pipi anaknya
Rambutnya ia biarkan tergerai, jika tak siap ia seperti hantu yang baru pulang mudik
Ia menutup pintu, rasa hangat tiba masuk ke dalam kamar berdinding bambu
Ia tengah membakar baju-baju lawas sebagai obat pengusir nyamuk
Asap-asapnya mengepul berkeliaran masuk ke segala sisi rumah
Anak lelakinya bangun mengucek matanya, menatap ibunya yang sibuk mengaduk-aduk nyala api
0 Comments:
Posting Komentar