Hari itu kau bisa menyebutkan siapa saja yang sering dibully, termasuk dirimu sendiri. Ayah ini korban Bully, oleh kakak kelas, senior, lingkungan, bahkan orang dewasa. Ada rasa sakit muncul padahal tak ada satupun bekas luka sayatan di bagian tubuh ayah. Tapi rasanya pedih, dan kau bisa merasakan dengan tatapan itu.
Ayah pernah melihatmu menangis ketika pertahanan terbaik mereka koyak. Tidak apa, untuk sementara bisa menghentikan sejenak kelakuan mereka. Meski itu tak selalu tepat, kau harus bisa berdiri tegak menerima badai dan apapun itu. Sampai mereka menurunkan topi dan memberi sedikit empati. Ayah ingin marahi mereka dengan cara ayah, tetapi ayah takut bisa membutmu lebih rapuh. Apalagi kau punya penilaian ajeg, padahal usiamu masih 8 tahun. Air matamu suatu saat menjadi sekuat baja, jika kau banyak belajar.
Berani bicara adalah harapan ayah agar kau bisa menolak sesuatu yang tidak nyaman menghampirimu. Agar mereka tak terlalu kuat menekanmu pada semua lini, mungkin ayah yang salah dalam beberapa pola asuh, dan itu belum terlambat. Ayah coba kenali dan kuatkan apa yang terlihat lemah pada diri ayah. Kamu adalah prodak sekolahan yang tak pernah gagal, karena kau sendiri yang menciptkan kekuatan itu.
Malahan ayah yang kadang merasa lemah dengan cara membatasi beberapa gerak dan langkahmu, Itu mungkin keliru. Tujuan ayah setidaknya bisa kau kenali, dengan cara mengenali penyebab awal Bully-Bully itu. Dan semakin kau menyadari lebih awal, kau bisa mengatasi dengan caramu sendiri, bukan dengan cara ayah. Ayah menjadi semacam mentor untuk melatihmu menjadi petarung terbaik. Best Of The Best.
Kau seperti mengumadangkan perang melawan Bully dengan cara tak biasa. Mengenalinya, membatasinya, dan membuat mereka menyadari perbuatan Bully sama sekali tak nyaman. Kau mencatatkan ingatan yang ayah dengar setiap kau menyebutnya dalam pembicaraan, bagi ayah itu sudah cukup.
Mungkin ayah perlu sedikit bersabar, agar kau bisa memunculkan pertahanan terbaik. Kau bisa melalui dengan kuat tanpa perlu menyalahkan diri terus menerus.
Pada masa-masa awal usia kau berani kelur rumah tanpa ayah. Itu bagian terbaik dari perkembanganmu ketika usiamu beranjak 5 tahun. Ini prestasi yang bisa kau ukir sendiri dalam menghempaskan rasa takut.
0 Comments:
Posting Komentar