Sabtu, 05 April 2025

Dongeng Sebelum Tidur

BABAK 27
Malam menjelang, agak larut dari seperti biasanya. Entah sedang riang suasana hatinya, entah kesadaran mulai nampak malu-malu.

Seorang ayah tanpa segan, penuh hormat pada kesempatan yang langka. Yakni menidurkan anaknya dengan pengantar dongeng. Mungkin hanya terjadi pada film-film.

Tapi, kita perlu menyakinkan diri sendiri tentang dongeng yang masih terdengar dari sudut-sudut kamar yang sederhana, gubuk yang tampak memprihatinkan, serta dari kolong-kolong jembatan. Kita harus percaya itu, walau hanya sebatas keajaiban.

Agaknya kita harus melipir sejenak pada anak muda yang membawakan lagu dongeng sebelum tidur, dalam naungan Wayang sebagai nama bandnya. Mereka membuat bekas yang manis pada setiap kepingan masa.

Ya dongeng menjadi semacam pelipur lara atas drama yang sedang direnda oleh setiap kepingan zaman.

"Yah, katanya ingin cerita," Tanya seorang anak lelakinya. Sang adik ikut jua berkomentar. Tentang seputar cerita.

Sebelum tidur sang ayah mulai mengenalkan tokoh utamanya, yakni seekor semut hitam yang mendiami sebuah lubang.

Ia kenalkan tentang sifat-sifat semut, hewan yang suka bertatap muka dan saling menyapa. Mereka suka bekerjasama, jika memperoleh buruan atau mangsa, dan saling menjaga bayi-bayi mereka.

Ada keriangan ketika selesai mendongeng untuk sang anak. Meski tak memperoleh imbalan yang "menyenangkan", setidaknya terbayar lunas jam-jam yang melelahkan.

Tawa yang meledak, sorot mata yang ceria, dan bibir-bibir yang tersenyum puas. Mereka menyimpulkan dengan caranya sendiri.

Sang ayah menemaninya sampai mereka tertidur. Ia berharap mereka bertemu dengan semut-semut perkasa yang sopan dan saling membantu. Lalu keesokan harinya, mulut mungilnya bercerita tentang mimpi-mimpinya yang berisi petualangan dahsyat.

0 Comments:

Posting Komentar