Kamis, 21 Maret 2019

NEWZEALAND SHOOTOUT

Kemana nurani mu hingga "tega" melakukan tugas malaikat maut, mencabut nyawa begitu mudah. Seperti mencabut rumput. Rasa bencimu kepada satu golongan membuatmu 'membunuh' rasa kemanusiaan yang Tuhan berikan. Bahkan seekor Singa punya rasa welas asih.

Janganlah rasa bencimu membuatmu kehilangan akal sehat. Hingga nyawa begitu mudah kau tukar dengan peluru-peluru pembunuh. Cobalah untuk bertanya kepada nurani, agar langkahmu tak hilang kendali. Peperangan hanya akan menimbulkan kebencian dan dendam berkepanjangan. Tentu kau tidak mau itu terjadi, jika rasa kemanusiaanmu masih ada walau samar-samar.

Mungkin bumi akan berteriak, karena darah manusia mudah sekali ditumpahkan. Tak bosan-bosannya bumi menyerap genangan darah yang membuat nyeri ulu hati. Memang kematian adalah bagian dari takdir Tuhan, tapi dimatikan dengan paksaan luar adalah hal yang disesalkan. Sekali lagi, Tuhan punya rencana. Manusia hanya menjalani.

Ketika teriakan penuh iba tak lagi kau pedulikan, sudahkah? Mati rasa kemanusiaanmu? kamu himpit dan bius perasaan hingga kau berjalan tanpa hati dan pikiran. Mempropagandakan segala takdir yang kau jalankan, hingga teriakan kemanusiaan di penjuru dunia kau abaikan. Janganlah perasaan bencimu kepada satu kaum hingga kau timbang murah keadilan, tanpa merasa berdosa.

Kawan, merenunglah barang sejenak di tempat gelap, ketika orang-orang tidur terlelap. Gerakan kembali tanganmu ketika kau pernah aniaya kepada orang yang tak pernah mengganggumu bahkan mereka pun tak kenal siapa kamu. Cobalah untuk jujur kepada hatimu yang pernah membohongi nuranimu akibat kau gunakan selimut kebencian. Sekarang belum terlambat, jeruji besi hanya pembatas bukan pemutus akhir kehidupan. Masih banyak kesempatan untuk kau perbaiki segala jenis kebencian yang kau pupuk terus menerus, lalu seiring waktu kau keluar dengan wajah baru, pemikiran, dan keyakinan yang lurus. Semoga.

0 Comments:

Posting Komentar