Minggu, 26 November 2017

Belajar Dari Anak

Sepekan sekali sudah menjadi rutinitas disela waktu yang sibuk, kami selalu menyempatkan untuk berkunjung ke rumah nenek dan kakek di daerah Bintaro. Perjalanan tidak selalu nyaman, kadang beberapa kali motor kempes atau bocor, tapi kami pikir sudah waktunya untuk berbagi rezeki dengan bengkel. Kami memiliki paradigma bahwa segala sesuatu memang sudah ada titian takdirnya, hingga situasi sepelik apapun InsyaAllah kami memposisikan sebagai bentuk peningkatan level.


Kejadian sederhana mungkin adalah bahan untuk belajar, belajar agar tidak sombong dalam memahami sesuatu dari balik kacamata yang dangkal.

Seperti memahami dunia anak yang penuh dengan pembelajaran seumur hidup, sebagaima petuah mengajarkan agar menuntut ilmu dari kandungan (bayi-memperoleh pengetahuan dari ibunya) sampai maut memutus hubungan di dunia, siap menghadapi kehidupan lain (alam barzah).

Perihal lucu yang diperlihatkan oleh anak kita, sejatinya adalah ilmu yang tersebar agar wajib diambil agar tidak berserakan, seperti rumah yang berantakan karena ada anak-anak (anak jadi kambing hitam).

" Eza main yuk kedepan muter-muter." Alia keponakan dari istri mengajak bermain.

" Muter-muter nanti pusing." Jawab Eza logika.

Kami yang mendengar jawaban Eza senyum sendiri, kerena jawaban tidak sepenuhnya salah. Mungkin jawabannya logika banget, Kalau sesuatu gerakan yang terus menerus dilakukan seperti "Muter-muter" adalah hal yang memusingkang kepala.

" Maksud Alia Jalan-Jalan di Apartemen."

" Oh itu, baiklah." Jawab Eza.

0 Comments:

Posting Komentar