Jumat, 22 Maret 2019

Proses Kreatif Menulis TERE LIYE

Bagian 2

Selain BANYAK MEMBACA, yang perlu dilakukan oleh seorang penulis adalah BANYAK MELAKUKAN PERJALANAN. Dalam perjalanan atau petualangan ada begitu sisi positif untuk mengumpulkan informasi visual atau non visual, yang nantinya akan menjadi amunisi untuk memperkaya pengetahuan tentang novel yang ingin ditulis.

Selain itu seorang penulis juga perlu MENDENGAR ORANG-ORANG BIJAK di sekitar kita. Kata-kata bijak tidak mesti diperoleh dari seorang Profesor, Guru Besar, atau yang lainnya. Tetapi kita bertanya dari salah seorang bapak penjual bakso misalnya yang telah menjual baksonya selama 45 tahun. Tentang kecintaan terhadap dunia bakso. Itu menakjubkan. 

3. KALIMAT PERTAMA MUDAH, GAYA BAHASA ADALAH KEBIASAAN, MENYELESAIKAN LEBIH MUDAH LAGI.

Bang Tere pernah bercerita tentang solusi kepada seorang mahasiswi dari Jogja yang menempuh perjalanan ke Purwokerto (UNSUD) beberapa jam lamanya. Mahasiswa itu bertanya: " Bang Tere, saya sudah menyelesaikan tiga bab dalam penulisan novel, namun saya kesulitan untuk menyelesaikan bab terakhir alias bab 4. Bagaimana caranya."

" Solusinya gampang sekali, mau tahu?."

Tentu mahasiswi itu berbinar-binar wajahnya.

" Tuliskan kata TAMAT, mudah sekali bukan?

Untuk meredam kekecewaan mahasiswi itu, Bang Tere bercerita kalau Novel Hafalan Sholat Delisa adalah novel yang "kebingungan" untuk saya selesaikan. Dari pada bingung tidak jelas, maka saya tuliskan kata TAMAT saja. Novel itu ternyata Best Seller dan difilmkan dengan penonton membludak. "Artinya selesaikan novel dengan cara yang terbaik."

4. LATIHAN, LATIHAN, DAN LATIHAN.

Maka anda akan menjadi penulis yang baik, enak dibaca, dan mahir dalam penokohan.

0 Comments:

Posting Komentar