Selasa, 22 Juli 2025

Daily Activity

BABAK 92
Saat masih kecil aura guru itu masih saja terbayang lekat dalam ingatan. Bagaimana tidak, murid itu datang tergopoh-gopoh sambil mengelap bibirnya yang licin oleh minyak kelapa, murid itu selesai sarapan dengan lauk oseng ampas kelapa dengan cabai melimpah. Ia lalu duduk sambil memperhatikan Ibu Guru yang berbadan besar. Senyumnya selalu lebar, dan ia mengabsen satu persatu murid-muridnya. Kami maju satu persatu lalu membalik gambar yang sudah kami pilih sehari sebelumnya. Seorang murid membuka gambar layang-layang dan di balik gambarnya ada namanya. Nama pemberian dari ayahnya yang perantau. Ia duduk setelah gembira membuka gambar itu, dan kegiatan berikutnya adalah bernyanyi.

Selesai bernyanyi Bu Guru berbadan besar itu tersenyum lagi, lalu duduk di kursi yang lawas, berderit salah satu kayunya. Beberapa murid meringisn menahan seperti menahan sesuatu. Ternyata itu ketakutan kalau Bu Guru kesayangan jatuh dari kursi tua, menahan beban tubuhnya yang semakin lelah untuk di seret, ia tersenyum seperti tahu apa yang sedang kami pikirkan. Ia menurunkan kaca mata dan memberi kode pada guru di sebelahnya agar berdiri.

Kegembiraan itu segera lenyap, berganti cemas. "Tangan ke atas, tangan ke samping, tangan ke depan, duduk yang manis, shuuth-shuut," ia meletakan jari telunjuknya di tengah bibirnya, mengunci mulutnya dan menggemboknya, dan melempar keluar jendela. Suara kecipak bebek di kali kecil sampai terdengar jelas, situasi berganti cepat. "Bu..." kata Bu Guru yang berbadan besar, sambil tersenyum lagi. Ia menyuruhnya duduk dengan isyarat tangannya. Situasi kelas kembali berdengung, Setelah Bu Guru berbadan besar berdiri lalu memberi wejangan untuk membuka kelas paginya.

Ruang imajinasi kembali terbuka, hanya dengan ekpresi wajahnya, situasi kembali normal layaknya di taman-taman bermain. Kami siap menerima instruksi dari Bu Guru, apapun asal kami bisa bermain kembali.

"Kita akan olahraga terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan makan bubur kacang hijau."

Kami bertepuk tangan. Temanku mengepalkan tangannya tinggu-tinggi. "Asik...!"

0 Comments:

Posting Komentar