Sabtu, 19 Juli 2025

Gurunya Ikut Bertumbuh

BABAK 90
Ketika guru mengajar kepada murid-muridnya seperti sama-sama menebar benih di atas tanah yang gembur nan subur. Humus,kompos, hara, bersatu pada bersuka cita menerima benih yang datang/jatuh menghempas bumi, bersembunyi sambil memeluk tanah rapat-rapat. Dari sana pelan-pelan tumbuh setelah cukup waktu bakal tunas. Secara sadar, guru sedang bertumbuh bersama pikiran anak-anak, pikiran anak pikiran guru juga, sehingga pada satu momen guru dapat merasakan secara persis, apa yang sedang dialami oleh peserta didik tanpa perlu menjelaskan apapun, bahkan pada kalimat pertama, si guru sudah menerka apa yang sedang terjadi padi anak. 

Ketika sedang memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tentu saja dengan pandangan mata (lebah), si guru sedang membangun dengan peradaban gemilang pada masa mendatang dengan pendekatan semanis madu, dan ketegasan seorang ayah ketika mendisiplinkan putra tertuanya. Keduanya sedang bertumbuh, memperlihatkan perkembangan diri secara utuh, anak akan memperoleh setidaknya road map tentang diri dan kehidupannya nanti, sedangkan si guru menjadi pemandu bakat dengan kejernihan melihat potensi yang dimiliki oleh murid, meski framing dari pihak luar sering kali mengubur potensi mereka dalam batas yang menjengkelkan. 

Jika dalam proses mengajar menggunakan cara-berpusat pada murid atau berpusat pada guru, dua-duanya meski menampilkan citra diri sebagai pengembang misi, yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, hingga yang dihasilkan nanti adalah ketahanan diri untuk menghadapi situasi yang sesuai dengan keinginan dan yang tidak sesuai dengan keinginan, keduanya bermaksud untuk membuat saya pikir dan daya gerak yang berdampak pada kemandirian untuk mengubah citra pada level menciptakan daya lejit yang proporsional. 



0 Comments:

Posting Komentar