Kata Martin Surya Jaya, menulis itu tidak sulit, yang dibutuhkan hanya kesunyian. Kesunyian menyimpan informasi-informasi penting tentang satu hal yang didapati dari beragam banyak buku, hingga ketika menungkan ada banyak sumber ide yang bertebaran, tinggal menangkap dan menyelesaikannya dalam bentuk tulisan. Kesunyian menghasilkan keseragaman cara pikir tentang bagaimana menerapkan satu catatan penting agar tidak hilang dimakan zaman. Keasikan menulis menghasilam kegandrungan lain, seperti mengamati manusia dari gerak yang paling sederhana misalnya bagaimana merespon ketika perutnya mules untuk BAB. Hal-hal seperti menjadikan kegiatan menulis terus berkembang, bertumbuh, sampai mencapai titik puncak kecemerlangan dengan sudut pandang tertentu. Kadang bagus tidaknya tulisan itu, tergantung seberapa besar sudut subjektifnya berlaku. Hal ini tidak bisa lepas dunia bacaan.
Menulis bisa menjadi cara pembaca dalam melihat dunia. Dunia yang dibayangkan sebagai perang, keharmonisan, bencana, sampai dunia menemukan dirinya dalam pembacaan yang diminatinya. Menulis sebagai kebutuhan ekspresi menjadikan kekuatan sekaligus keberanian untuk menentukan sejauh buku yang ditulis menjadi lebih terasa realistis. Meski ada slogan buku yang bagus adalah yang selesai, tetapi tidak sekadar selesai, didalamnya ada banyak bentuk penceritaan yang separasinya bisa beragam. Tidak monoton, bahkan kata Martin jangan sampai menjadi Diktat ataupun Dogma. Karena Novel bukan Dogma, tetapi dari sana bisa menghasilkan jutaan Dogma tanpa ribet-ribet untuk didaktik yang amat kaku.
Menulis bisa jadi hasil dorongan dari sekian banyak jenis buku, bisa menjadi wajib (dorongan diri sendiri bukan hasil paksaan). Karena banyaknya buku yang dibaca, sehingga dorongan untuk menulis menebal dan ada kebutuhan untuk menyalurkan hasil bacaan menjadi satu tulisan. Sebagai orang yang gandrung dengan bacaan, menulis bisa menjadi alternatif agar menulis menjadi salah satu sumber kreatifitas yang beralas pada kebutuhan berekspresi setiap orang, yang pada gilirannya dunia merespon atau tidak, itu bukan wilayah yang harus diperdebatkan. Karena menulis sebagai langkah awal mengikat makna agar tak hilang oleh waktu dan tutupnya usia.
0 Comments:
Posting Komentar