Minggu, 13 Juli 2025

Love Language

BABAK 82
Ia merupakan perumpamaan seorang pemancing yang begitu memanjakan pakan dan kailnya sampai sang pemancing tak lagi bisa membedakan mana sentakan dan denyut ketika umpan masuk kedalam mulut ikan. Atau seperti hembusan angin yang bukan jiwa yang merasakan, tetapi kulit yang bisa merasakan, jiwa lalu merespon balik menjadi kenyamanan dan kelembutan.

Bahasa cinta seringkali menjelma dalam bentuk yang paling rumit. Berada di atas tumpukan keadaan yang begitu cepat dan orang seringkali terkecoh saking cepatnya bahasa cinta itu di luncurkan, bahkan orang kadang menyadarinya belakangan. Seorang yang mengenali bahasa cinta itu, mentalnya selalu melimpah rasa cinta, dari pada cinta yang ia terima. Begitulah hukum seorang yang melimpahi hubungan dengan mencurahkan cinta dalam bentuk yang sulit untuk dibendung. Selain itu, orang yang mengenali apakah itu bahasa cinta atau bukan, karena ia sedang mempraktikkan apa yang disebut dengan respon spontan terhadap sesuatu. Mengapa orang yang miskin cinta seringkali gagal mengenali bahasa cinta yang sedang diperlihatkan orang-orang yang di sekitar, bahkan murid-murid di tempat pendidikan. Karena stok bahasa cinta di dalam hatinya sudah tergerus oleh semacam kebusukan untuk selalu mengejar orang dengan beragam label-label buruk tentang kepribadian orang atau murid. Kalimat lembut serta apa yang ditunjukan sudah menguap dalam imajinasi sebelum hal-hal lain ikut menerjangnya. Istilah katanya, ia terus membungkam aura kebaikan orang atau murid sebelum kebaikan betul-betul nyata diperlihatkan serta dirasakan. Oleh karena itu kebanyakan orang/murid gagal untuk mengungkapkan bahasa cintanya, karena sibuk menerima pukulan bertubi-tubi berupa tuduhan yang tidak mendasar, juga karena selalu merasa lelah menyelami apa maksud dari sebuah ungkapan tersebut, bahkan pada hal-hal yang sederhana sekalipun mereka tidak bisa menampilkan sisi humor.

Bahasa cinta seorang guru kepada murid-muridnya mestilah melimpah seperti air zam-zam. Setiap kali jutaan kubik air yang keluar dan menjadi minuman kebanggaan seorang muslim di seluruh dunia, pada saat yang jutaan kubik air itu kembali tanpa pernah mengering dan berkurang sedikitpun. Menjaga penuh pendampingan pada tiap detik kepada murid-muridnya merupakan bukti bahwa guru sungguh-sungguh untuk menjaga kebersamaan bersama para murid hingga  waktu tertentu. 

Dengan pendekatan-pendekatan yang memungkinkan seorang guru bisa menyentuh meski tidak perlu banyak ceramah. Menunjukkan dirinya pada tingkat pendekatan kata yang sering di dewa-dewakan, meski itu tidak salah. Tetapi jika guru bisa menyentuh jiwa murid dan mengantarkan murid pada kemandirian-kemandirian menyeluruh. Itu jauh lebih 'membanggakan' dari pada terus memberi pepesan kata yang tampak nyaman didengar tetapi miskin sentuhan qolbu nya. Kata-katanya yang keren itu berhenti ketika kalimat pertama selesai di selesaikan, menjadi gaung yang berhenti begitu cepat, tidak sampai pada telinga. Lain, jika kata-katanya menjadi daya sentuh bertenaga dinamit yang bisa membobol kesombongan dan bisa menjadi gugusan kesadaran tanpa perlu kata-kata yang 'bernada' berat.  Siswa tanpa paksaan merasa perlu melakukan sesuatu untuk menyambut kebutuhannya bertumbuh.

'Berdebat' kadang kala menjadi semacam bahasa cinta versi lain yang ditunjukkan oleh anak saya, anak anda dirumah, dan semua anak di dunia ini. Semuanya bisa saja terjadi, kadang melelahkan dalam arti tertentu. Tetapi mereka mungkin sedang melakukan curahan kasih sayang dengan sering 'debat' dengan ayah atau bundanya. Seringkali saya 'kewalahan' menghadapi diksi yang tiap hari makin berkembang. 

Kemudian merespon dengan membuat blokade atas dasar 'harga diri' yang terlalu tingga dan maunya dimengerti, sejak saat itu 'kematian' berdemokrasi dalam diri anak layu sebelum berkembang. Meski perlu batasan tertentu agar tidak terlalu dominan, mestilah terukur.

Nabi Muhammad Saw, pelaku utama yang paling top dalam mempresentasikan semua 'materi' perilaku kehidupan yang dapat disaksikan oleh semua para sahabat yang beriman. Mereka mengabadikannya dalam semua catatan kenabian. Semua itu berasal dari kemampuannya mengisi para sahabatnya dengan formula menakjubkan. Yaitu mengisi akalnya dengan intelektual, hatinya dengan keimanan, dan fisiknya dengan kekuatan petarung berjiwa pejuang. Hasil didikannya, masih terasa dan makin berkembang menjulang menjadi pilar-pilar asasi. Pada ujungnya mercusuar itu bermunculan menerima semua sinyal bahasa cinta tanpa pernah mendikte siapapun.  

0 Comments:

Posting Komentar