Selasa, 22 Juli 2025

Dunia Mendidik, Hari Ini, Esok, dan Nanti

BABAK 91
Dunia mendidik seringkali diguncang oleh peristiwa yang membuat dada ini sesak, tunjuk lah diri sendiri kenapa selalu membiarkan apa-apa terjadi dulu baru evaluasi, ini bukan kebencian tetapi tetapi tentang kasih sayang. Seberapa sayang kita dengan dunia pendidikan, jika kita ini pendidik maka peristiwa tidak memanusiakan seseorang, apalagi itu seorang guru senior (sepuh) yang telah mendedikasikan seluruh kehidupannya pada dunia ajar, maka yang terjadi kita tutup muka, akibat malu bila sedikit saja mengeluh tentang kelas yang sulit untuk "dipegang" atau apapun keluhan yang sifatnya bisa dicarikan akar masalahnya, tinggal bagaiman kita serius tidak mencari solusi dan menerapkannya dengan gaya tidak didaktik, satu lagi selalu mendoakan mereka dalam sujud-sujud yang panjang ketika solat.

Sebagai penggenggam peradaban mari berhenti sejenak untuk sekadar menarik nafas dan merenungi setiap kejadian yang sudah berlalu, ada yang bisa dijadikan pembelajaran ada yang berlalu begitu saja, tanpa bekas tanpa aksi nyata, mereka seperti gelas penuh yang airnya makin keruh, jika para pendidik ribuan jam menghabiskan sesuatu yang kurang bermanfaat. Tengoklah seorang guru yang rela untuk memperdalam ilmu ikhlas, langsung dari walimurid nya sendiri yang menjebol marwah seorang guru secara terang-terangan, tanpa tedeng aling-aling. Ketika ilmu ikhlas sudah dihatinya, maka kesedihan macam apa yang bisa meruntuhkan bangunan ikhlas yang telah mendarah daging, Meski guru itu telah kehilangan "marwah" menurut orang yang telah 'dirugikan' tetapi pada saat yang sama marwah itu justru makin bersinar, bantuan langit begitu nyata terasa. Si guru itu pun terjaga ruhul mudarisnya, karena bantuan langit yang datang datang secepat kilat. Sebuah senyuman yang memporak-porandakan arogansi dan kultur sombong tiada banding.

Ini tidak hanya menerpa mereka (para pendidik pejuang) yang terus menyalakan api tekad untuk para murid-muridnya, meski kadang kezaliman mampir sebentar dalam kehidupannya, tetapi untuk para pendidik yang sudah hangat dalam balutan situasi dan kondisi, tetap saja menjadi alunan evaluasi agar makin larut dalam kenyamanan dan lupa bahwa sedang berjuang, melakukan pendampingan bagi siswa/siswi yang sedang bertumbuh dan berkembang.

Agar kejadian yang membingungkan kepala kita sebagai pendidik cepat segera disudahi, langkah mereka masih panjang, anak murid dirumah masih merindukan suaranya. Cepat kembali mengajar agar dunia pendidikan tak lagi 'suram' seperti yang sedang beredar dalam rekaman yang mesti diulang-ulang. Agar cinta itu tidak lekas menguap dan menyelusup dalam bangunan sunyi bernama makam, dengan status mendiang.

0 Comments:

Posting Komentar