Kamis, 14 Februari 2019

Tentang Umar

4. Sulap


Malam belum terlaru larut. Umar masih membantu istrinya untuk membuat kue kemplang, khas keluarga umar, kedua anaknya yang masih kecil menatap polah tingkah Umar yang kerap kali tak canggung melakukan hal-hal yang bersifat kewanitaan. Istrinya merasa senang, suaminya yang tak pernah mengeluh tentang pekerjaan receh sekalipun. Ada hal unik yang dilakukan oleh Umar ketika kue mentah kemplang yang berbentuk bulat itu Umar mainkan sebentar didepan anak-anak.

Bedug Magrib masih lama, buka puasa pada bulan Ramadhan memang masih menjadi hal yang ditunggu sampai sekarang, intinya ada jeda waktu yang bisa dilakukan oleh seseorang. Sambil jalan-jalan, menunggu ceramah, atau paling tidak tidak melakukan hal-hal yang diluar kewajaran. Bagi Umar, kue Kemplang yang masih mentah dapat dimainkan menjadi sulap yang menarik. Triknya sederhana, hanya menebak di mana kue Kemplang berada di tangan yang mana, kanan atau kiri, buat kedua anaknya yang masih kecil-kecil kegiatan sulap sederhana menjadi lebih menarik.


Bola mata kedua anaknya berbinar bahagia, kebahagiaan yang mendasar yang ingin dirasakan oleh seluruh anak di dunia, Umar melakukannya dengan baik sebaik para pskolog kondang yang wara-wiri seminar di acara maha penting. Senyum Umar ketika melakukan trik sulap kue kemplang menjadi ingatan yang bersejarah. Menjadi landasan yang kuat, Umar telah mengajarkan dan memberikan dua matahari sekaligus. Matahari keyakinan dan matahari pertahanan diri yang kuat.

Selesai bermain sulap, Umar akan melanjutkan kebiasaan lamanya, mendengarkan gendu-gendu rasa dari radio yang telah dihafal pada frekwensi berapa. Kedua anaknya terus mengikuti apa yang dilakukan oleh Umar, hingga kedua anaknya lelah dan tertidur di pangkuannya. Istrinya tersenyum, jam 3 dini hari nanti kue kemplang yang mentah akan digoreng dan dibawa ke pasar untuk dijual. Pekarjaan masih panjang, sepanjang harapan kedua anaknya yang terus hidup hingga waktu yang tidak terbatas.

0 Comments:

Posting Komentar