Selasa, 19 Februari 2019

Novel Frans Maki

Bab 9

Memancing


Sungai kecil di tengah sawah mengalir tenang. Di dalam sungai kecil itu, Frans masih menyakini berbagai rupa-rupa hewan yang bisa di pancing untuk makan siang. Frans mengajak Ical yang menginap di rumahnya. Ical yang masih memakai baju Frans tak peduli dengan keadaan dirinya, kucel, kurus, dan bola matanya cekung.

Tak sia-sia kegiatan memancing mereka membuahkan hasil. Dibalik kecanggungan Ical bertemu dengan Frans, mereka berdua mulai membakar ikan-ikan dengan ranting-ranting, dan kayu bakar kering, soal ini Ical yang paling mahir melakukannya.

" Kau tak rindu dengan ayahmu." Tanya Frans.

" Entahlah, saya tak mengerti dengan keadaan ayah. Ayah seringkali berubah, dia seperti terkena penyakit Bipolar."

" Aduh..., kau ini bicara terlalu tinggi, apa itu bipolar."

" Terlalu ekstrim perubahan suasana hati ayah saya, kau benar Frans, saya harus melanjutkan hidup saya."
" Jadi ayahmu bisa sangat tidak terduga kondisi batinnya."

" Ya bahkan lebih parah dari itu, makanya saya memutuskan untuk menginap di rumah pohon sampai waktu yang tidak terduga. Eh, bagaiman kau sudah tahu siapa pencuri Marmut?"

" Belum, sekarang Marmut tinggal sepasang, mau tak mau saya pindahkan kandangnya kedalam rumah."

" Kau yakin aman."

" Ya, tak ada tempat lain."

Kegiatan memancing berakhir dengan makan siang ikan gabus, dan beberapa ekor udang-udang ukuran sedang, sungai masih menyimpang sejuta aneka ragam makan gratis dari alam. Frans merasa lega, sahabatnya Ical telah menemukan kembali keyakinannya. Untuk beberapa hari kedepan, Ical menginap di rumah Frans. Kegiatan sekolahpun sudah mulai dilakukan kembali.

0 Comments:

Posting Komentar