Senin, 11 Februari 2019

Matahari Terbit Dari Barat-3

Kematian yang tak terhingga hingga menjadi gerak fisika yang tak bisa dihitung dengan peralatan canggih sekarang. Para penghancur peradaban sudah menyeringaikan taringnya untuk menggelontorkan keyakinan hingga tercerai berai tak tersisa barang ingat sholat lima waktu. Mereka berlomba-lomba untuk menggetarkan perasaan takut untuk  dilihat oleh manusia, rela menggadaikan seluruh martabat untuk sekedar dilirik oleh orang yang dikagumi, tepuk tangan megah gegap gempita sebagi tolak ukur. Sedikit demi sedikit kematian akan segara mendekat, padahal kematian adalah pertanda akan dekatnya matahari terbit dari barat.

Bercermin sesering mungkin, karena kelak ketika bercermin nantinya yang tampak hanyalah kegelapan dan ketakutan akan masa depan yang terus menggerogoti keyakinan. Bercermin berarti siap menghadapi kegagalan dalam memaknai kehidupan ini, karena onta-onta raksasa mulia menggeliat mencabuti segala perbendaharaan yang melekat pada harga diri.

Jarak dengan waktu matahari terbit dari barat semakin dekat, dekatnya mungkin tak terhingga. Hingga nikmatilah jeda agar nafas-nafas berhenti pada saat yang tepat. Jarak semakin dekat seperti ujung busur panah lalu melesat menuju sasaran, sedekat itu kita menanti matahari dari barat. Sekali lagi waktunya tak terhingga, karena dari anak panah melesat menuju sasaran ada pertanda kiamat, di belahan dunia manapun.

Suatu malam ketika baru pulang dari kemah di Gunung Bunder, betapa rembulan bersinar dengan terang, sangat anggun, menawan, gagah, berwibawa, di hiasi bintang yang maha mempesona, lalu beberapa jam kemudian tsunami melanda saudara kita di Tanjung Lesung dan daerah lain di Banten. Jaraknya hanya sepelemparan lembing oleh para atlet. Sekali lagi waktunya tak terhingga.

Manusia punya rencana, keyakinan, interpretasi, tetapi ada Tuhan yang menentukkan ke Maha akuratan tentang matahari terbit dari barat. Kecanggihan alat dunia hanya mewakili perasaan untuk menenangkan jagat yang sulit sekali di prediksi barang sesaat. Logika terus berjalan. Tak kuasa kita prediksi.

0 Comments:

Posting Komentar