Rabu, 13 Februari 2019

PUTRA BAJAK LAUT

SATU

Kerajaan Babian dipimpin oleh Raja yang bernama Kukusan yang masih satu garis keturuan dari Raja Pasoma yang mangkat 20 tahun yang lalu. Alm Raja Pasoma masih teguh memegang teguh adat istiadat dan cenderung kaku, Raja Pasoma terlalu percaya kepada Ahli Nujum yang belum tentu kebenarannya. Sementara kerajaan Babian yang dipimpin oleh Raja Kukusan lebih terbuka dengan hal-hal logis, keberadaan ahli nujum mulai tergerus, dan membuat para ahli nujum mulai mengubah strateginya agar bisa bisa bertahan hidup dari suasana yang membingungkan. Kerajaan Babian terletak di pegunungan Makma. 

Saking terbukanya, para pengemis dari luar kota bisa menjamah pasar-pasar yang dekat sekali dengan wilayah kerajaan, keadaan ini tidak membuat Raja Kukusan melarang, bahkan di hari Kamis sebulan sekali, para pengemis di kumpulkan di alun-alun kerajaan dan diberikan baju terbaik, makanan terbaik, dan segala kebutuhan yang berkualitas tinggi.

Putri Raja Kukusan yang bernama Sheila sangat menyukai kegiatan amal ini, menurut Sheila ketika menatap wajah para pengemis membuatnya lebih tenang, dari pada menatap aneka makanan lezat yang tersaji di meja besar istana. Beberapa kali Sheila ingin muntah melihat salah seorang kerabat ayahnya makan dengan serakus-rakusnya, perutnya buncit tak terhitung lemak jenuh melingkar sepanjang pinggangnya, lalu tertawa sepenuh mulut dan tidur sepanjang siang. Sheila sangat membenci perilaku tak terpuji itu.


Pagi itu alun-alun sudah ramai oleh para pengemis lintar generasi. Dari yang tua, muda, bahkan dari mereka yang sudah mengemis sejak kecil. Salah satu dari pengemis itu, Sheila terlihat dekat salah seorang anak perempuan yang berbaju kodok dari bahan kasar, sepatu cats dekil, dan tas slempang berisi air minum. Sambil menunggu pembagian kebutuhan dari kerajaan Babian, anak perempuan itu akan memainkan alat musik tradisional dari lempung. Lempung kering berbentuk burung elang itu ketika ditiup akan menimbulkan suara-suara merdu dan menenangkan.

" Lesli, kamu sudah sarapan." Sheila bertanya sambil duduk di samping Lesli, tangan kanannya mambawa segantang anggur merah ranum.

Lesi menggeleng. Lalu Sheila menyodorkan anggur-anggur itu, Lesli yang mengenal Sheila tanpa ragu mengambil anggur dalam genggaman tangannya. Orang lain mungkin akan marah, tetapi Sheila malah senang, Lesli mengambil penuh anggur hingga telapak tangan Lesli menggunung.

" Lesli, pekan depan kami sekeluarga ingin berkunjung ke Pulau Kupu-Kupu, kalau kau tak keberatan ingin sekali kau bisa bergabung dengan kami."

" Merupakan suatu kehormatan Tuan Putri membawa Lesli bergabung. Ayah saya sendirian di rumah, tak ada yang membantu menyiapkan sarapan pagi. Mohon maaf bila ajakan tuan putri belum bisa saya penuhi."

" Tidak masalah, saya suka kejujuran. Kau pernah melihat laut Lesli." Tanya tuan putri Sheila.

" Belum pernah." Jawab Lesli datar.

Sebelum diskusi mereka dilanjutkan. Acara amal sudah mulai dilaksanakan. Lesli menatap punggung tuan putri Sheila, ada dorongan kuat untuk memenuhi ajakan Sheila, tetapi ayahnya sangat membutuhkan dirinya dibandingkan menerima ajakan Sheila, tuan putri Sheila, calon ratu kerajaan Babian. Lesli hanya bisa mendoakan agar sahabatnya selamat sampai ke pulau Kupu-Kupu.

0 Comments:

Posting Komentar