Jumat, 30 November 2018

AlDINO

Tregedi Pematang Sawah

Satu jam memancing, hasil lumayan cukup banyak. Ada ikan Sepat, Lunjar, dan beberapa Udang. Buat makan malam rasanya sangat nikmat dengan sambal mentah. Terakhir segelas teh panas hasil racikan orang-orang tulus di negeri aman.

Hujan turun tiba-tiba, deras sekali. Sampai susah membedakan antara umpan dimakan oleh ikan, atau gelombang guyuran hujan

" Dino, Kita pulang yuk." Anto berteriak diantara derasnya hujan.

" Bentar."

" Apa hujan telah menenggelamkan sebagainya akal sehatmu. Kau tidak ingat kisah bulus yang keluar di saat hujan deras." Ancam Anto


" Ya, dasar penakut. Kita pulang sekarang. Aku duluan ya..."

" Tunggu, Al, tak ingin ketemu bulus."

" Duluan, ah"
Aldino lari duluan setelah mengepak alat memancing. Aldino lari seperti kesetanan dan tidak tahu kalau Pematang Sawah yang sedang jadi tumpuan lari. Pematang Sawah yang diinjak oleh kaki Aldino adalah Pematang Sawah yang baru di buat oleh sang pemilik sawah. Sementara Anto lari di Pematang Sawah yang berbeda. Hasilnya kaki Aldino menjadi penyebab utama Pematang Sawah itu. Pemilik sawah yang sedang berteduh di bawah gubuk naik pitam.

" Hei bocah!, Hei bocah!"

Aldino take mendengar seruan pemilik sawah dia terus saja berlari, dan merusak suasana hati pemilik sawah.

0 Comments:

Posting Komentar