Selasa, 08 Januari 2019

Novel Frans Maki

Bab 6
Kelereng Besi  Lanjutan

Bang Aris membidik kelereng terakhir. Kami tegang, rekor tak terkalahkan selama ini akan di sandang oleh bang Aris. Sambil membidik bang Aris bersiul untuk memojokkan mental Frans. " Belum berakhir Frans sebelum pertandingan selesai." Cetus Tama. Hari dan Tama mengamininya. " Ya benar." Kompak Hari dan Tama.

Kelereng besi anggung meluncur, roda berputar. Takdir berkata lain. Kelereng besi tak di sangka tak di duga menghantam batu kerikil hingga lajunya berganti arah. Kelereng besi milik bang Aris meluncur keluar dari sasaran. Dia bersumpah serapah dengan kata-kata memaki ketidaktepatan bidikannya. Persepsi dirinya mulai goyah. Melihat bang Aris yang kehilangan fokus. Aro adik Frans berkata lantang berwibawa, " kau bisa kalahkan hari ini anak muda."



Ada saluran dingin yang masuk dalam rongga dada. Kata-kata Aro menghujam menidurkan kembali kata-kata yang tak mengandung motivasi. Frans mengatur jarak, membidik sasaran kelereng. Ini sebuah pertarungan klasik. Antara kelereng kaca vs kelereng besi. Tangan Frans sedikit gemetar, lalu kelereng meluncur sedang tak terlalu cepat anggun seperti Flaminggo. Bulu kuduk merinding, tiba-tiba adrenalin naik ketika kelereng kaca menghantam tepat kelereng terakhir dengan gerakan mantap. Seperti bisul pecah. Kami berteriak senang.

" Kau hebat Frans." Teriak Hari dan Tama bergantian.

Aro dan Nur berlompatan gembira, seakan dapat hadiah gratis. Aku mengangguk anggun kepada bang Aris. Jenis kaget yang terpendam muncul memalukan di wajah keras tapi ganteng. Pertarungan terakhir akan segera kami lakukan.

" Pertarungan sesungguhnya baru akan di mulai. Kau tahu itu kan?" Wajah bang Aris serius, terlalu serius hingga mirip kakek penjaga kuburan.

" Aku sudah tidak sabar, bang Aris." Jawab Frans yang membuat rambut keriting bang Aris makin mengkerut.

0 Comments:

Posting Komentar