Senin, 21 Januari 2019

Novel Frans Maki

Bab 7
Burung Puyuh
Lanjutan Cerita

Setelah beberapa kali memutar dan mengelilingi hutan tepi sawah yang begitu purba ketika kalian sudah masuk lebih dalam. Kami terkejut ketika keluar dari hutan tebu, kami melihat Faisal tengah memanggang burung puyuh hingga lima ekor dalam satu tusukan. Ketika kehadiran kami tercium, Faisal menoleh dan tertawa riang seperti biasa. Kalau orang melarikan diri dari rumah, biasanya akan banyak kegugupan yang tersemat di wajahnya, tetapi Faisal sangat menikmati petualangan barunya, meninggalkan rumah.

" Hei, kalian mau bergabung, aku baru saja mendapatkan burung puyuh, lihat Frans kau telah mengajariku tentang bagaimana teknik berburu puyuh dengan baik, hasilnya burung puyuh berbulu emas di dadanya mampu aku bidik dengan baik."
Faisal berbicara sambil menyambut kedatangan kami, wajahnya tak begitu menyesal setelah semua orang yang kenal dekat dengannya sangat khawatir. Satu kilometer dari kami berada ada sungai kecil yang kadang di datangi oleh para pemancing yang lihai.

" Semua orang menghawatirkanmu Cal." Panggilan akrab Faisal.


Terimakasih Frans, tetapi aku betah disini, dari pada di rumah sendiri, aku berhasil lolos dari kekejaman ayahku sendiri." Ungkap Ical, wajah tetap ceria tetapi ada banyak mendung di hatinya.

" Kita kalah terus Cal, sejak kau menghilang nggak jelas. Hari tak sebaik kau ketika menjadi kiper, gawangnya sampai kebobolan sepuluh kosong." Ujar Jidon.

" Enak saja, 9 gol." Sewot Hari.

" Kenapa dengan kalian!, teman kita sedang kesulitan malah kalian bicarakan hal lain." Frans marah.

" Maaf Frans." Ungkap Jidon, " Sorry Frans terbawa suasana." Tambah Hari. Lalu mereka berdua duduk dekat perapian yang sedang digunakan untuk memanggang burung puyuh.

" Ayahmu berulah lagi Cal, ayahmu keterlaluan sekali, kita laporkan ke polisi, bagaimana bang Aris." Frans mencari dukungan.

" Abang takut, kau akan mendapat hal lebih buruk lagi." Ujar bang Aris.

" Itu urusanku kalian tidak perlu ikut campur, sekarang ada yang mau puyuh panggang ini." Tawar Ical.

Ini yang kesepuluh kali Faisal bisa lolos dari kurungan yang dilakukan ayahnya.Sangat tak manusiawi, kerap-kerap Frans dan teman-temannya mau membantu, Faisal sudah memberi peringatan agar tak mencampuri urusan pribadinya, pendirian konyolnya menyulitkan Frans dan teman-temannya. Kami tak bisa berbuat apa-apa, lalu pulang setelah mendengar pengakuan dari Faisal kalau dirinya akan untuk beberapa hari lagi, dan berjanji akan masuk sekolah. Sebelumnya kami sempat istirahat sejenak di rumah pohon yang pernah kami buat bersama-sama, hanya saja kali ini bentuknya lebih kokoh dan jaraknya makin tinggi. Setelah itu kami pamit dan memeluk Faisal yang makin kurus.

0 Comments:

Posting Komentar