Minggu, 20 Januari 2019

Ikan Gabus dan Ikan Sepat

" Bus, air sekarang rasanya semakin aneh ya. Mungkin cucu kita tidak akan bisa menikmati jernihnya air. Bahkan saudara-saudaraku yang tinggal di sungai kecil pinggir sawah selalu merasakan rasa air semakin membahayakan. Banyak saudaraku yang korengan akibat pencemaran yang dilakukan oleh mahluk yang hidup di atas tanah.

" Tak usah mengeluh Pat, memang kalau kita mengeluh mahluk besar diatas tanah yang punya dua kaki, akan mengerti keluhan kita, sebagian dari sangat rakus dan tak punya kesadaran tentang lingkungan."

" Kita jalan-jalan dulu yuk, siapa tahu ada cacing yang jatuh atau serangga yang terjebak, akhir-akhir ini mencari sarapan makin susah."

" Banyak yang membuang cairan tak ramah lingkungan di pinggiran sawah itu."

" Hei Pat, lihat ada cacing yang..., lho kok bentuk nya aneh, Seperti termutilasi." Teriak Ikan Gabus sambil berenang mendekati cacing yang bergerak kesakitan."

" Hehhh Abang Ikan Gabus cepat makan aku, tubuhku rasanya sakit sekali, Manusia itu memainkan ku terlebih dahulu sebelum memotong, baru kali ini aku disiksa seperti ini."

" Sebentar Bus jangan kau tolong dia, coba lihat badanya melengkung kaku, seperti terikat lem, Aku pernah ingin menolong tapi rasanya sakit sekali hampir saja aku menjadi santapan manusia tak ramah lingkungan itu." Ikan Sepat mengingatkan. Trauma telah memberinya kepekaan pada dirinya.

" Oh ya, coba aku lihat, ya kau benar ikan Sepat, terimakasih sudah mengingatkan. Maaf Cing kami berdua tak bisa menolongmu. Kita jalan dulun ya."



Pelajaran
Hormati Alam Kita.

0 Comments:

Posting Komentar