Asal bunyi, begitulah orang bicara. Saat pikiran belum sampai diolah ia akan berujung pada penghakiman yang tak berkesudahan. Selanjutnya pola tindak yang tidak beralas pada pola pikir, bisa serampangan tanpa memikirkan efek selanjutnya. Meski begitu, ada banyak hal yang bisa dilatih untuk menemukan ritme berpikir dan bertindak sama kuatnya. Jika belum bisa, maka pertajamlah pikiran agar nantinya bisa menjawab pertanyaan yang mengandung propaganda pikiran juga. Ada pembelaan dengan pembelaan lain, yang nantinya berujung pada ketajaman intelektual. Untuk selanjutnya biar kami cari sendiri formula yang bisa dijadikan alas berpikir lebih kuat dan tajam.
Ada baiknya mari merenung kebanyakan dari manusia kuat dalam pikiran dan minim pola tindak. Pada tataran ini keterbukaan pada kenyataan kegiatan agar nantinya bisa menyudahi kemalasan yang datang bertubi-tubi. Kemalasan yang terstruktur lebih membahayakan dari pada mager kerena situasi yang menghampirinya.
Agar pola pikir mempertajam gerak dan pola tindak memperbagus karakter, maka pikir-pikir apa yang perlu disiapkan dan tindak-tindak apa yang kudu di jaga. Karena konsiten menjadi jawaban atas semua pola pikir dan pola tindak. Lalu bentengnya adalah ada keselarasan Doa dan Usaha, wilayah yang sering terdengar bahwa usaha tidak menghianti hasil, kelimat seperti itu agar tidak menjadi 'cacat' iman, perlu dibubuhi kalimat setelah tangan Allah, usaha tidak menghianti hasil. Itu salah duanya. Bagian ini menjadi paradigma posisi agar cermat menempatkan mana wilayah pola pikir dan pola tindak. Ada saatnya porsinya pada pola pikir saja, mengerem pola tindak untuk sejenak. Begitu juga sebaliknya. Cekap Semanten.
0 Comments:
Posting Komentar