Kamis, 15 Mei 2025

Menunggu Itu Indah Jika...

Setiap hembusan bernilai karena ia berasal dari kejernihan menganggap sesuatu memang sudah ada jalannya. Tidak berlepas tangan lalu bertekuk lutut di bawah pedang-pedang kemalasan bertumpuk-tumpuk. Ia menjadi kerat pembersih dosa-dosa berkerak yang memerlukan peluntur dari jenis tertentu, sebutlah kafarat. Yang dimaksudkan untuk mencuci sebersih-bersihnya kotoran, suatu saat nantinya.

Menjadi perhatian yang tidak berkala, jika yang keluar adalah penilaian seimbang antara penantian yang jelas, dan bisa melepaskan dari yang samar. Layaknya pedati yang berjalan untuk bertemu para pembeli, dan tersenyum lebar manakala barang-barang pesanannya utuh tak tergores sedikitpun.

Lebih sedapnya, perpaduan antara membaui kauh mi yang dimasak seorang ayah di rumah setelah pulang kantor, anak-anaknya menunggu gemas, tak sabar merasakan menu dari tangan 'panas' seorang ayah. Istrinya senyum-senyum sendiri sambil meninabobokan putranya yang ke empat. Mungkin menyadari kalau soal masak, suaminya boleh juga.

0 Comments:

Posting Komentar