Frans Chu-Eng adalah salah satu murid SMU Negeri Harapan, Jakarta. Hoby naik kuda delman, umur 17 tahun, sedang mondar-mandir tak karuan di tepi jalan sendirian mirip Tom yang kesel sama Jery. Bentar-bentar ia ngliat jam di hape yang nada deringnya ayam betina sedang berkokok. Sudah jam 06: 45 tapi ia belum juga dapat menyetop bus ataupun angkot yang lewat di depannya. Ia mondar –mandir kaya mandor nungguin gajian dari bos yang pelit.
Frans bukan berangkat kesiangan tapi sengaja nungguin ke tiga sahabat karibnya yang biasa naik bus atau angkutan umum bareng-bareng. Frans sudah sampai di halte jam 6 pagi. Rambutnya sudah klimis mirip para pejabat bermobil mewah. Tas cangklongnya mirip tukang kridit tahun 70-an. Frans anti dengan minyak rambut modern yang bermerk. Sebelum berangkat ke sekolah rambut tebalnya ia olesi dengan air dari bonggol pisang yang ia kumpulkan semalam. Frans ingin hidup dengan cara-cara yang alami. Kebiasaan ini sering mendapat tegoran dari teman-temannya, tapi frans menganggap teguran itu sebagai bahan ujian. Frans mungkin salah asuh mengenai konsep Go Green.
Bukan hanya panik karena merasa akan telat sampai sekolah, Frans ternyata pagi ini begitu tidak beruntung. Sejak dari jam 6 pagi ia nungguin ke tiga sahabat yang begitu lucu-lucu dan sedikit norak. Tahu-tahu ketiga sahabatnya lewat di depannya dengan nebeng motor temannya masing-masing. Frans jadi pusing sendirian kaya gangsing mau kalah. Ke tiga sahabatnya bukannya pasang wajah melas tapi malah meledeknya dengan dada-dada alas artis Hollywood. Lalu menjulurkan lidahnya masing-masing. Frans yang mau marah kembali senyum. Daya imajinasinya langsung keluar ke tiganya mirip sepupunya serigala yang kelaparan.
Ketiga sahabatnya yang bernama Baim, Bama, dan Mona sudah berlalu dari harapannya. Frans masih suka tak peda kalau naik angkot atau bus sendirian. Baginya kaya sapi hendak di sembelih di idul Adha. Pernah Frans di pelototin gadis di depannya. Frans langsung ciut nyalinya. Kaya bocah SD kehilangan duit Gopean. Bahkan Frans pernah nyasar jauh dari sekolahan karena bengong naik bus sendirian.
Berapa kali angkutan umum, atau bus langganannya ia cuekin. Frans tak habis pikir kenapa ke tiga sahabatnya itu pergi meninggalkan dirinya sendirian. Frans merasa bersalah karena menggagap mereka bertiga sudah mulai bosan dengan dirinya. Frans meras ada yang salah dengan penampilannya, ia memelototi dari ujung sepatu hingga mengusap-usap rambutnya sendiri. “Jangan-jangan karena minyak rambut gue nie...”. ucap Frans lirih.
Hape di sakunya
bergetar, sementara jarum jam menunjukkan jam 7 kurang 10 menit.
“ Sory Frans gue duluan ya..., lue
belum mandi ya..., kok tampangya kucel banget. Mandi sana pake kembang 7 rupa.
Terus pake tanah jangan lupa. Hati-hati jangan sampai salah pilih tanah, ntar
ada kembang pasirnya. He-he-he.”