anak muda berperangai lembut berbibir tebal hitam jelaga
memagut bendera merah putih terseok-seok sepanjang jalan
ditinggalkannya adipati sulanjari tengah sibuk menghalau serdadu-serdadu belanda
berdagang menjadi menjajah entah sampai kapan menahan rintik rintih
kedua lututnya bergetar hebat melawan limbung sejak siang mendera
menggigit bibir sendiri hingga sunyi menyembunyikan dari kejaran langkah-langkah marah
sementara darah dari terus mengucur dari balik leher
sementara siang masih gagah ia limbung mata mengunang
serdadu belanda meninggalkan sebatang bayonet dalam-dalam
tusukan dalam pada leher menyisakan kemudian kaligondang
darah tertumpah memenuhi celah tanah berongga meninggalkan tanah sempor
pun darah itu mendidih gemercek mewariskan brecek
pada titik yang gelap ia gugur mulia di tepi sungai klawing
0 Comments:
Posting Komentar