Sabtu, 06 Mei 2023

Hantu Sumur

Jeritan keras terdengar dan suara debur air kencang seperti benturan ombak. Teman-temannya yang sedang duduk-duduk istirahat mengenali suara itu. Mereka langsung berlari ke bibir sumur melongok ke dalam. Diteriakannya namanya berulang kali. Jawabannya hanya bergolak-golak sumur dalam beberapa saat.

“Bagaimana ini, Febri kecemplung sumur!” tanya seorang panik.

“Sumur ini berhantu!” Jawab yang lain.

Salah seorang dari mereka memanggil ibunya. Ia sedang di rumah salah seorang tetangga. Menjenguk tetangga yang baru selesai operasi wasir. Konon kabarnya, penyakit wasir bisa menurunkan harkat dan martabat.

Ibunya memanggil-manggil nama anaknya. Ia melolong seperti srigala. Suaranya memecahkan gendang telinga. Kami menjauh darinya untuk sementara waktu. Febri memang terlihat sering tak akur dengan ibunya. Tetapi kehilangan anaknya mungkin akan membuatnya mati berdiri.

Ia mendekati kami yang masih linglung karena suaranya.

“Cepat cari tangga, saya ingin masuk kedalam sumur!” ucap ibunya.

“Ibu nggak takut kalau nanti didalam ibu ketemu hantu sumur?” tanya salah seorang anak.

“Hussh, nggak ada hantu dalam sumur, itu hanya karangan orang-orang dengki saja.” Jawabnya.

Teman-teman mencari tangga panjang. Bertanya ke tiap-tiap rumah. Hasilnya nihil.

“Tak ada macam tangga panjang yang Ibu mau,” kata seorang anak berambut keriting.

“Apa perlu ke desa sebelah pinjam sama tukang gali kubur.” Ucap seorang anak yang hidungnya masih umbelan.

“Gali sumur bocil...?” kata seorang anak yang gendut.

“Ngga usah!, sekarang ke rumah Pak Nasir, kasih tahu kalau Ibu pengin nyemplung sumur dengan naik ember, nanti kalian bantu turunin Ibu ya?” ungkapnya.

 Pak Nasir adalah kakak kandungnya. Ia ingin meminta bantuannya.

“Apa!, Ia pengin bunuh diri!” Teriak Pak Nasir.

“Ia ingin menolong anaknya yang kecemplung sumur, cepetan ke sana Pak!” kata seorang anak utusan Bu Febri.

“Tuh Pak, sumur itu memang ada penghuninya,” kata Istri Pak Nasir.

“Sudah Bu, nggak ada hantu, bapak yang ikut nggali, bapak pamit dulu mau ikut nyemplung sumur?” jawab Pak Nasir.

“Lho Pak, kalau bapak nyemplung sumur hantu itu, ibu sama siapa?” tuturnya.

“Sama guling dan bantal, sudah bu, saya mau jadi superhero,” sewot Pak Nasir.

Sampai di bibir sumur keadaan makin rungsing. Ia Ngotot minta di turunkan kedalam sumur menggunakan katrol dengan ember. Sementara Pak Nasir melarang, karena sangat berbahaya. Begitu alasannya. Keadaan makin genting sampai beberapa tetangga datang, juga Pak RT. Siapa yang memberi tahu perihal kejadian itu.

“Ada apa ini!” Tanya Pak RT.

“Anak saya kecempulung sumur ini Pak!” jawab ibunya sambil menangis.

“Kita lapor polisi saja,” perintah Pak RT.

“Jangan....!!!” sebuah suara muncul dari arah kamar mandi.

Febri muncul dari kamar mandi. Tertawa dan langsung berlari ke arah hutan. Menghindari pukulan teman-teman dan tentu saja omelan sekaligus hukuman. 

0 Comments:

Posting Komentar