Selasa, 03 Juni 2025

TERIAKAN DARI DALAM BUMI

Yang kita hirup adalah bongkah harapan agar mati secara terhormat

Yang kita tiduri adalah alas bumi kejujuran agar hati tetap lapang

Yang kita pijaki adalah ketuluasan agar mati dalam tenang

Yang kita makan dan minum bisa jadi rangkaian hasil keprihatinan, jika kalian muak dengan kata kesengsaraan.

Yang kita pakai, apapun itu bisa jadi hasil pengorbanan, jika kalian tak ingin menyebutnya sebagai tumbal.

Di seberang sana, orang meski melawan 'alam' agar bertahan hidup

Meski berates-ratus kali jasmaninya direnggut paksa

Lelehan air mata hanya menjadi tontonan yang memilukan

Mungkin hanya jadi aib, lemah di mata orang bersih.

Alam sesungguhnya tengah terseok-seok

Mempertahankan eksistensinya

Kencing mereka sembarangan

Hingga segala yang berair jadi comberan

Yang berakar dipangkas menjadi bonsai jutaan

Dari para otak yang duduk-duduk lama di meja kuliahan

Mereka menguliti otak kanan dan otak kiri

Yang ada hanyalah kekosongan

Di balik selimut yang nyaman

Ada sederatan luka yang menganga

Air mata yang selalu menetes

Darah yang tak berhenti mengucur

Air mata yang menetes untuk dunia

Seolah hanya tawa semata

Hanya ilusi yang terdampar

Pada jiwa yang miskin rasa

0 Comments:

Posting Komentar