Yang kita tiduri adalah alas bumi kejujuran agar hati tetap lapang
Yang kita pijaki adalah ketuluasan agar mati dalam tenang
Yang kita makan dan minum bisa jadi rangkaian hasil keprihatinan, jika kalian muak dengan kata kesengsaraan.
Yang kita pakai, apapun itu bisa jadi hasil pengorbanan, jika kalian tak ingin menyebutnya sebagai tumbal.
Di seberang sana, orang meski melawan 'alam' agar bertahan hidup
Meski berates-ratus kali jasmaninya direnggut paksa
Lelehan air mata hanya menjadi tontonan yang memilukan
Mungkin hanya jadi aib, lemah di mata orang bersih.
Alam sesungguhnya tengah terseok-seok
Mempertahankan eksistensinya
Kencing mereka sembarangan
Hingga segala yang berair jadi comberan
Yang berakar dipangkas menjadi bonsai jutaan
Dari para otak yang duduk-duduk lama di meja kuliahan
Mereka menguliti otak kanan dan otak kiri
Yang ada hanyalah kekosongan
Di balik selimut yang nyaman
Ada sederatan luka yang menganga
Air mata yang selalu menetes
Darah yang tak berhenti mengucur
Air mata yang menetes untuk dunia
Seolah hanya tawa semata
Hanya ilusi yang terdampar
Pada jiwa yang miskin rasa
0 Comments:
Posting Komentar