Senin, 24 Januari 2022

SEORANG GURU YANG BERJALAN TANPA ATAP

Seorang guru baru dikabarkan oleh guru-guru lama menjadi bahan pembicaraan. Pembicaraan yang bisa mengurasan keharmonisan seisi ruang kerja guru. Bagaimana tidak, guru baru itu mampu meredam anak-anak kelas tinggi yang terkenal dengan "keaktifan" yang membuat isi perut. Atau bisa jadi tiba-tiba gumoh dimana-mana, karena merasa wilayahnya telah ditundukkan oleh anak baru yang pengalamannya juga minimalis.

Bisa jadi perangai-perangai yang dimiliki oleh guru lama tidak masuk dalam kategori; Guru yang Tulus. Tulus seperti air dingin yang mampu meredam apa saja, api yang memberangus hal-hal yang menyebalkan di depan, mengarahkan bahkan mengahasukan hal-hal baik ataupun buruk. Sifat tulus bisa mendatangkan "keajaiban" secara tiba-tiba tanpa merasa dipanggi atau terpanggil. Ia seperti keinginan baik yang terus menerus ada. Cara kerjanya melebihi apa yang tak pernah terberi oleh guru-guru lama.

Mungkin juga kekecewaan-kekecewaan yang terus menerus dipahatkan pada sanubari anak-anak sehingga air dingin yang tiba-tiba coba diberikan oleh guru lama terasa timah panah yang dituangkan ketelinga.

Bukan hukuman yang sejatinya mampu menaklukkan ombak yang sedang tinggi-tingginya, tetapi cara kita meluncur bersama ombak hingga berjalan beriringan sejajar tanpa sekat; ngobrol atau jadikan teman diskusi pada hal-hal yang sederhana. Anak seperti layangan, yang mudah tertiup angin, dan ia mengandalkan angin.

0 Comments:

Posting Komentar