BAB
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Dua
Gerimis turun deras menghajar alam maya pada, desa Kaligondang yang sunyi. Di luar kantor Polisi suasana tenang. Jalanan sepi, pedagang bakso yang biasanya berkeliling menjajakan dagangan tak terdengar dentingan mangkok yang di pukul sebagai ciri khasnya.
Para Polisi yang berjaga tengah asik mendengarkan radio sambil menyeruput kopi, tak ketinggalan batang rokok yang terselip diantara kedua bibirnya, katanya dapat menyebabkan serangan jantung, impontensi, gangguan kehamilan dan janin. Anehnya masih saja banyak orang yang membakar duit untuk alasan yang tidak jelas. Entah sampai kapan kebiasaan tidak sehat ini akan berakhir.
Bondan masih terkurung menunggu pengadilan yang akan di gelar pekan depan. Sekarang dia menjadi saksi kunci bagi kejahatan konspirasi dan pembunuhan mutilasi. Para Polisi sudah melacak keberadaan kelompok yang di pimpim oleh Farah dan Arkon beserta anak buahnya. Santer kabar kalau Farah dan Arkon membentuk suatu kelompok dengan sebutan Geng Fark. Keluraga Farah cenderung menutupi keberadaan putrinya. Dengan alasan pergi keluar kota dan sebagainya. Apakah keluarganya juga menjadi dalang besar dari setiap kematian yang tidak wajar di didesaku.