Untuk apa membaca 'sejarah?' jika yang ada di kepala kalian bagaimana caranya membantah.
Seorang siswa 'ditendang' oleh seorang pemimpin sekolah gara-gara tak mengerti 'sejarah', mereka sedang mencetak sejarahnya sendiri tanpa pernah menilai kedalam, sejarah apa yang mereka hendak katakan. Pada tiap pandangan menghasilkan kedengkian kian mengarat, lupa kalau sang pemimpin pernah di asuh oleh kehidupan. Darimanakah keberanian untuk tidak mengatakan apa-apa, hanya untuk menghasilkan keberanian lain, sebut saja bertindak membodoh-bodohkan sendiri, lantaran khawatir ada yang mengusik pohon sirkusnya. Lalau melenggang kangkung sambil cuci tangan tanpa mengelap dengan kacu, sengaja menyisakan tetes pengecut tiada tara. sepenggal sejarah tangah dicetak.
Ken Arok dulu menghadiahi ken Umang dengan cetak-cetak melimpah hasil keberanian diri menantang situasi yang sedang berkobar, tanpa pernah merasa menitipkan secuil pengecut pada keadaan, ia sendiri yang melawan kemustahilan, sembari mengintip setiap celah yang bisa menghasilkan perubahan sejarah, ia mengkudeta diri sendiri, sambil menyiapkan keris yang digunakan untuk mencetak sejarah.
Kemanakah larinya nurani, apakah ia sembunyi dibalik seragam yang dibelinya dari hasil kentut sana kentir sini, sambil petantang-petenteng menghina martabat sekaligus menolak nilai. Seberapa mahal petuah dari jenis kursus yang mentornya para badut-badut berteknologi tinggi, sambil memantau satelit radio yang telinga lebar, hingga bisa memancar mendeteksi setiap kebohongan yang bisa dilihat dari peta jalan gelap tentang sebuah hunian 'rumah' belajar untuk para kepala keluarga yang anak-anaknya masih membutuhkan uluran tangan beasiswa pendidikan.
Jika dihadapkan para ahli-ahli komunikasi, psikolog, psikiater, ulamawaro, maka jenis-jenis kudapan ringan yang dibuat dari fermentasi kedegilan hasilnya tape-tape busuk yang raginya minggat dari tiap punggung singkong yang di belinya dari tengkulak yang selalu mengurangi timbangan sekian kecil. Tanpa merasa terbebani lari lintangpukang, setelah mereka melepas paksa topeng yang menutupi wajahnya rapat-rapat. Bahkan Pak Dhe tidak bisa bersabar setelah tahu duduk perkaranya, ikut menyalakan mesin mobil dengan membawa drigen-drigen bahan memasak, dan menyuruh menggantinya dengan oli samping yang wangi itu.
Ini pertarungan siapa saja, yang masih menyisakan wisdom meski sekecil biji atom, agar langit tetap menjadi pendengar, bumi jadi tempat curhat, guru-guru tak lagi mencari kegiatan sampingan agar dapurnya tetap mengebul meski hanya hari ini. Untuk besok hari, selai usaha dan doa, selanjutnya biar kami cari sendiri.