Kawan, sungguh menakjubkan manakala ketika kita menengadahkan tangan kita ke angkasa, bergemuruhlah dada kita akan ada penguasa yang Maha Kekal tak pernah tersentuh kematian. Tetap abadi meski nanti matahari terbit dari barat. Dia yang akan menghakimi tentang perkara-perkara manusia bumi, apa yang telah dikerjakan selama menjadi mahluk bumi. Rakuskah, hingga tega menganiaya lingkungan sekehendaknya. Menyulap tempat menyuap mulut dengan nasi organik menjadi lahan putih berbentuk kotak. Lalu dengan dalih entah berantah menjerat pemasukan dengan langkah yang dianggap amat milenial, menghianati kemanusiaan.
Kawan, sungguh memilukan pekerjaan yang kita idam-idamkan dan bangga-banggakan lenyap ketika jaminan keduniawian sudah selesai kontraknya. Melalaikan kewajiban kepada Tuhan dengan dalih kesibukan yang meninabobokan semangat tempur muhasabah, hingga terpuruk dalam penghianatan iman. Iman tak lagi menjadi perisai dari segala hingar bingar cinta dunia, ya tak munafik kita memang masih di dunia tapi sedikitlah berpikir tentang rasa pengharapan akan keberkahan menyelimuti setiap jengkal langkah kita, lalu endingnya adalah mampu tersenyum di akhir kematian.