Jumat, 05 Desember 2014

Ksatria Bintang

Lahir dari lingkungan tak berada
Memacu semangat yang tak henti-hentinya. Manyanyikan lagu kewaspadaan terhadap keputusasaan, kegetiran dan hinaan para tetangga
Suatu haru ia pergi menempuh jarak yang jauh. jauh dari peradaban yang merontokkan semangat, melucuti kepercayaan diri dan segepok kebencian yang tak mendasar

Perjalanan waktu terus merambat tak berhenti walau hanya untuk bergosip
Seorang pemuda yang tegar penuh perhatian dan persoalan yang selalu meninabobokan segenap perhatian
seharusnya tetangga tak berkata apa-apa terhadap kakakku yang melanjutkan sekolah

Ia pun menangis untuk menangisi nasib yang telah merenggut masa depannya
Rengkungan orang tua menjadikan ia tegar laksana gunung galunggun dan sekokoh tembok pertahanan
Ksatria lari dan melompat untuk menghadapi tantangan di Jakarta yang keras dan "barbar"

Di hatinya selalu ada bintang semangat dan meteor yang siap menerjang keputusasaan
Sujud di dalam malam-malam ke arah barat yang mengarah ke mekkah
seorang pemuda akan lahir dalam wujud yang lebih nyata dan menakjubkan

Kamis, 04 Desember 2014

Parameter

Sunyi adalah lambang keperkasaan bagi orang yang sedang di landa kegelisahan jiwa
Ia akan larut dalam noktah pekat dan gelap
Menjawab dunia adalah tantangan penuh kesiapan
Dunia adalah tempat berkarya untuk kegelapan yang tiada tara atau nyaman seperti surga
Lukisan cinta tak sebanding dengan nikmatnya aroma surga
Lihat bagaimana para pecinta surga menjalankan kehidupan
Tak ada kelicikan, menelikung dari belakang dan berbagai bentuk penghianatan

Para pecinta surga menikmati hidup seperti menghirup aroma surga
Cara, sikap, tutur kata, dan kerja-kerjanya adalah pecinta surga
Sifat manusiawi adalah menghuni surga
Tetapi kita perlu parameter
Cocok atau tidak itu adalah urusan Allah

Rabu, 03 Desember 2014

Perjalanan

Teriakan Ayah pada suatu hari mengagetkan sekaligus bersyukur, ia telah mengalami kemajuan pesat dalam hal berkomunikasi.

Ngambek adalah senjata utama baginya, sedikit saja melakukan kesalahan dianggap sebagai penyebab kegagalan yang berkepanjangan.

Semestinya berbuat adalah tindakan yang paling Absolut bagi perkembangan mental dan spiritul, dan ternyata semua individu yang bernyawa.

Aku tak mengerti semua ini harus terjadi, semuanya mungkin adalah bagian dari sebuah perjalan takdir manusia.

Perjalanan manusia akan tertawan bila tak mau keluar dari zona nyaman.
Keluarlah dari zona nyaman dengan berbagai cara.

Mendapat gaji perbulan lalu menganggap sebuah final adalah hal yang patut di curigai.
Peradaban membutuhkan perjalan yang tidak mudah.

Senin, 01 Desember 2014

Akkalon

Seragam Terpampang Keren di depan cermin
Menunggu siap untuk berangkat jalan
Sarapan mengganjang perut
Kerupuk dan ampas kelapa campur garam
siap merobek takdir yang memilukan

Senjataku adalah semangat untuk memulai
Cerita anak negeri yang haus perubahan
Merangkai nasib pada setiap helaian nafas
Melucuti setiap gelombang kemiskinan
Hingga kemiskinan menyerah dan bertekuk lutut tak bernyawa

Jendela adalah lambang harapan
Menerawang jauh menatap masa depan
Cerah, Semu, Jingga, Keruh, Putih, Merah adalah bagian dari perjalanan
Pada dasarnya muara bertumpu pada kemantapan hati
Seseorang telah membunuh karakterku yang paling polos lugu dan tak berwibawa

Dari desa ke kota
Aku melompat menerjang badai dan bah tsunami Jakarta
Aku memutus langkah keputusasaan
Menebar bintang dalam setiap tatapan
Aku AKKALON
AKKALON
Anak Kaligondang Kulon

(Sebuah Puisi Lepas)

Selasa, 16 September 2014

Gadis Pendiam

Mataku panas
Keringatku mulai bercucuran
Setidaknya untuk kali ini aku dapat menahan rasa malu
Mataku mulai rabun
Ternyata Matematiku untuk otakku tidak semudah meminum air
Aku diam sejenak lalu diam hanya memandang papan tulis berwarna hitam
Tanganku mulai berkeringat memegang kapur tulis
Aku hanya memandangi angka yang tidak pernah berubah
Melebar pupil mataku
Sejenak aku bernafas, tetapi aku seperti tidak bernafas

Guru yang berkata demikian
Husss
Bisa mengerjakan tidak...
Aku diam...
Mukaku terasa panas
Lututku sedingin es
Aku tak berani menatap kebelakang
Aku tak berani menatap teman-temanku di belakang

Duduk!!!
Aku kaget
Kapur tulis di tanganku nyaris terjatuh
Gadis pendiam itu
Menggantikanku
Aku malu teramat malu, runtuh sudah mental hidupku
Aku laki-laku yang tak pandai matematika
Gadis pendiam itu
Gadis yang sangat kharismatik
Aku pun Respek
Atau ada perasaan lain


(Sebuah Puisi Lepas )

Rabu, 10 September 2014

Dialog Kecil

Kambing dan Halikopter siang itu lapangan yang di kelilingi oleh pohon bambu terasa nyaman. Diun seorang penggembala kambing tengah gundah karena akan berpisah dengan kambing peliharaannya. Somplang, Edi, dan Slamet tengah tekun mendengarkan ceritanya. " Met gimana nasib kambing saya." " udah relain aja, kambing bandot aja." " Tapi aku masih sayang banget sama ni kambing." " Kamu lebih sayang mana kambing atau kakak kamu yang ingin pergi ke Batam." Edi menambahkan. sementara Somplang melihat dan mendengar. Anak kecil itu terlalu kecil untuk bisa menilai apakah yang di maksud dengan rasa kehilangan. " Lang kenapa diam saja." " Kamu lapar." Edi pura-pura nanya. " Andai saja saya punya pesawat." Diun lemah berkata " Buat apa." Slamet bertanya. " Saya pasti akan bawa pakai pesawat ke suatu tempat. 

Dialog kecil diatas adalah potret tentang kegamangan dalam mengahadapi hidup, antara menurunkan ego untuk mengalah atau mengumbar harapan yang menyempitkan akal. Hadapai kenyataan dan kreatiflah dalam memaknai hidup yang terlalu "simple."

Selasa, 09 September 2014

Lomba

Nafasku terengah-engah
Walau Lomba belum mulai
Di sana ada gundukan batu yang harus aku pindahkan ke sisi lainnya
Jika aku dapat memindahkan dengan catatan waktu terbaik, maka aku bisa bertanding pada pertandingan berikutnya

aku sempat kaget
Sebelum memungut batu, seluruh baju di buka hanya tinggal kaos dalam, ini berlaku untuk semua pesaing di sampingku
beberapa saat kemudian

Priiiiiit

Aku berlari seperti angin
mencoba sekuat tenaga untuk bisa sampai ke gundukan batu lebih awal
Nafasku makin memburu, aku bisa memastikan lebih unggul beberapa detik dari kawanku di belakang
Ya semua peserta adalah kawanku
Hanya kali ini siapa yang paling cepat

tanganku dengan cekatan mengambil batu satu persatu lalu lari dengan kecepatan tinggi
Hanya tepukan dari kawanku yang baik, beberapa mungkin sinis melihatnya
Si Chu Eng ternyata bisa lari dengan cepat
Seluruh gundukan batu berhasil ku pindahkan dengan catatan tercepat
Nafasku mulai mereda saat aku berhasil menjadi kandidat pemenang
Di sana wajah-wajah kecewa tergambar jelas
Sejenak aku beristirahat
Aku mengguyur kepalaku dengan air untuk mendinginkan ketegangan
aku masuk kelas dan dan melihat siapa saja yang lolos ke babak berikutnya

Tidak ada papan nama yang mencatat namaku di sana
Yang Jelas guru kelas lain mencatat dalam kertasnya
Aku penasaran siapa selanjutnya lawanku

Tiga gadis berteriak semangat
Ketika wajahku terlihat dari balik jendela kelas
Chu Eng!!!
senyumnya manis juga ya...


(Sebuah Puisi Lepas)

Jumat, 29 Agustus 2014

Harapan

Harapan itu kapas yang lembut dan air yang jernih, ia akan hadir pada tepat waktunya. Manusia senantiasa berharap sesuai dengan keinginan. Tetapi ada tangan Allah yang selalu menggoreskan takdirnya.

Menanti-nanti penantian yang tidak pastipun kadang manusia masih saja berharap, bila belahan jiwa entah dimana, padahal berita di TV menyebutkan belahan jiwanya menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat.

Tetapi mereka tidak menyerah, meraka terus saja menanti harapan akan kehidupan setelah belahan jiwa meninggal, cahaya harapan akan terus menyinari langkah-langkah mereka yang tegap dengan kepala tegak.

Harapan itu akan terus mengalir dengan rasa yang sejuk dan damai.

Penantian yang akan menjadikan mereka kuat laksana gunung yang kokoh.

Aku ingin membasuh luka hatimu yang tengah menganga, agar tertutup kembali.

Aku ingin manjadi sesuatu yang bercahaya agar luka hatimu cepat mengering.

Cepat sembuh dan berjalan, karena harapan itu masih ada.

Berjuanglah saudaraku agar cintamu seluas samudera

Kamis, 17 Juli 2014

GADIS MERAH SAGA

7


“ Sebaiknya Nara saja yang nentuin tanggalnya.” Aku berkilah sambil memandang lekat-lekat wajah Nara yang bersih itu.

Nara pun menatap wajah Marko untuk beberapa detik dan selanjutnya keduanya terpaku layaknya mendapat instruksi dari juru foto yang ingin mengambil gambar.

“ Lho, malah main lempar begitu, ayo Nara katanya kamu sudah dapat tanggal dan bulan jauh sebelum mereka kemari.” Ledek Ibu Baroroh.

Nara merenung sejenak. “Bagaimana kalau tanggal 10 April.” Usul Nara kepada mereka yang hadir.

“ Ya aku setuju, ide bagus.” Kataku sambil memandang wajah Nara. Disusul dengan nada yang sama oleh Ibu Kinarsih dan Ibu Barorh.

Kompak mereka berkomentar. “Aminnnnnn?” Suasana syahdu itu benar-benar terasa walau tak ada jamuan makan yang mewah.

Selasa, 08 Juli 2014

GADIS MERAH SAGA

6


Nara berjalan pulang sehabis ngaji dengan gadis manis bernama Anismara yang sudah sejak kecil di kenalnya. Keduanya mengaji di Mushola yang letaknya cukup jauh dari rumah. Anis membawa senter untuk menerangi jalan-jalan yang gelap. Anis dari anak orang kaya, tetapi rumah tangganya di ambang kehancuran. Anis sering mengeluhkan hal ini kepada Nara. Cahaya senternya kelihatan seperti lampu sorot pada menara pengawas kapal-kapal besar. Setelah berpisah dari Anis karena rumahnya berlainan. Nara teringat akan janji Ibu Kinarsih yang akan berkunjung ke rumahnya. Tak terasa satu pekan sudah berlalu. Hati Nara dag-dig-dug setiap Ibu Kinarsih berkujung ke rumahnya.

Nara sudah sampai di depan rumah. Langkahnya terhenti sebentar, jantungnya berdebar-debar. Ia tak mengerti kenapa perasaannya begitu tegang dan sikapnya tiba-tiba gugup dan sedikit cemas. “Apakah gara-gara Aku di tuduh mengedarkan uang palsu atau ada hal lain yang lebih mengerikan yang akan terjadi.” Guman Nara akhir-akhir ini.

Ia berfikir sejenak. Berdiri mematung, seperti sedang bersemedi. “Ya Allah.... malam ini kan, Ibu Kinarsih kan mau berkunjung ke rumah. Kenapa saya jadi pikun begini, padahal baru saja memikirkan hal itu. Pertanda apakah ini?” Nara memukul jidatnya sendiri, kode bahwa ia memang di landa sifat pelupa akhir-akhir ini. Nara lupa kalau pekan ini Ibu Kinarsih akan bertamu ke rumahnya.

Passion

7 juli 2014 aku begitu bersemangat karena Net TV dalam acara Indonesia MOrning Show telah menunjukkan bagaimana sebuah passion mengantarkan seorang Roni Gani yang hingga mampu mencapai sebuah kepastian hidupnya.

Kedua mataku tak berkedip ke layar kaca ketika menyaksikan bagaiman seorang Roni berucap" aku tidak akan menjadi apa-apa kalau terus menggeleti bidang ini(arsitek)". Ia tersadar dan menemukan passionnya ketika kuliah hampir selesai.

Net TV dalam acara Indonesia Morning Show berhasil menghadirkan sosok yang terus memupuk semangatku untuk tetap bertahan menjadi seorang penulis novel fiksi, dan itu tidak mudah.

Aku kagum dan salut dengan Roni, ia berani keluar dari zona nyaman dan menemukan passionnya.

Langkah yang diambil Roni membuatku tersadar, Ia juga sempat bekerja menjadi arsitek dan itu hanya bertahan sampai 6 bulan, uniknya di sela-sela kesibukannya menjalani pekerjaannya, ia masih meneruskan hobinya membuat gambar-gambar animasi.

Menurutku bekerja harus dengan passion, bila tidak mungkin hasilnya tidak akan maksimal.

Selamat Roni, Anda telah menemukan passion hidup.