Selasa, 09 September 2014

Lomba

Nafasku terengah-engah
Walau Lomba belum mulai
Di sana ada gundukan batu yang harus aku pindahkan ke sisi lainnya
Jika aku dapat memindahkan dengan catatan waktu terbaik, maka aku bisa bertanding pada pertandingan berikutnya

aku sempat kaget
Sebelum memungut batu, seluruh baju di buka hanya tinggal kaos dalam, ini berlaku untuk semua pesaing di sampingku
beberapa saat kemudian

Priiiiiit

Aku berlari seperti angin
mencoba sekuat tenaga untuk bisa sampai ke gundukan batu lebih awal
Nafasku makin memburu, aku bisa memastikan lebih unggul beberapa detik dari kawanku di belakang
Ya semua peserta adalah kawanku
Hanya kali ini siapa yang paling cepat

tanganku dengan cekatan mengambil batu satu persatu lalu lari dengan kecepatan tinggi
Hanya tepukan dari kawanku yang baik, beberapa mungkin sinis melihatnya
Si Chu Eng ternyata bisa lari dengan cepat
Seluruh gundukan batu berhasil ku pindahkan dengan catatan tercepat
Nafasku mulai mereda saat aku berhasil menjadi kandidat pemenang
Di sana wajah-wajah kecewa tergambar jelas
Sejenak aku beristirahat
Aku mengguyur kepalaku dengan air untuk mendinginkan ketegangan
aku masuk kelas dan dan melihat siapa saja yang lolos ke babak berikutnya

Tidak ada papan nama yang mencatat namaku di sana
Yang Jelas guru kelas lain mencatat dalam kertasnya
Aku penasaran siapa selanjutnya lawanku

Tiga gadis berteriak semangat
Ketika wajahku terlihat dari balik jendela kelas
Chu Eng!!!
senyumnya manis juga ya...


(Sebuah Puisi Lepas)

0 Comments:

Posting Komentar