Selasa, 15 Juli 2025

"Guru Bahasa Indonesia Adalah Guru Yang Paling Penting"

BABAK 87

Lima

Beberapa waktu lalu, saya diberi kesempatan oleh Pusat Bahasa untuk bicara di depan guru-guru bahasa Indonesia se-Jakarta dan sekitarnya, membawakan topik tentang penulisan kreatif. Dan saya agak terkejut ketika acara dimulai. Saya berpikir bahwa apa yang saya sampaikan mungkin tidak akan berhasil ketika saya memperhatikan wajah-wajah para guru yang hadir di ruangan. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tampak tidak memiliki kepercayaan diri.

Kita tahu,di tengah hasrat sejumlah sekolah, terutama di kota-kota besar, untuk meningkatkan diri menjadi sekolah bertaraf internasional, yang dengan bangga mengumumkan bahwa proses belajar-mengajar disampaikan dalam bahasa Inggris, guru bahasa Indonesia tiba-tiba seperti dihinggapi perasaan minder bahwa dirinya hanya variabel pelengkap yang sama sekali tidak penting. Mereka merasa diabaikan oleh murid-murid. Jadi, saya pikir, pada orang-orang yang merasa dirinya tidak penting, sebagus apapun materi yang saya bawakan, ia tidak akan pernah bisa memberikan inspirasi. Anda tahu, apa yang kita sampaikan akan dicerna dengan baik, dan dijalankan, hanya oleh orang-orang yang bersemangat, yang selalu memiliki harapan baik di dalam benak mereka. Orang-orang yang merasa kecil dan minder biasanya cenderung resisten.

Maka, saya katakan kepada mereka bahwa dalam pengalaman saya sebagai murid, guru bahasa Indonesia adalah guru yang paling penting. Penguasaan kecakapan berbahasa merupakan hal paling mendasar bagi keberhasilan pembelajaran. Tujuan pendidikan hanya mungkin tercapai ketika siswa memiliki kecakapan menggunakan bahasa. Dalam proses selanjutnya, bahasa adalah perangkat kunci untuk mengembangkan pemikiran dan mengutarakan pendapat. Ilmu pengetahuan tersebar dan berkembang melalui bahasa. Saling pemahaman juga tercapai dengan bahasa. Hidup bersama dalam masyarakat juga di dasari oleh penggunaan bahasa. Karena itu, menurut saya, sudah sepatutnya kecakapan berbahasa menjadi tujuan utama pendidikan, utamanya pendidikan dasar. Tanpa penguasaan kecakapan berbahasa, transformasi pengetahuan dan seluruh nilai-nilai kemanusiaan niscaya akan gagal.

Sekarang, dalam serbuan pemikiran tentang perlunya menguasai bahasa asing,juga dalam gairah anak-anak muda untuk berbahasa alay, kita merasakan semakin pentingnya menjadikan diri gigih dalam pergulatan dengan bahasa. Ia mendasari kecakapan kita untuk menyampaikan pikiran, menyampaikan gagasan, menyampaikan pendapat. Ia mendasari struktur berpikir kita. Tentu saja menguasai bahas adalah yang penting. Itu akan memperluas cakrawala pergaulan dengan dunia yang lebih luas. Namun, itu adalah hal berikutnya setelah kita menguasai kecakapan berbahasa Indonesia. Karena itu saya pribadi sangat senang ketika sayembara menulis novel kali ini menetapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik sebagai salah satu kriteria penjurian.

Oleh A.S Laksana (dalam makalah: Sayembara Novel dan Upaya Memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita)

Senin, 14 Juli 2025

Sayembara Novel dan Upaya Memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita

BABAK 86
Empat

Di luar itu, sayembara adalah alat pendorong orang untuk menulis karya hingga rampung. Apa pun alasan yang mendasari tindakan orang untuk menyertakan karya mereka ke dalam sayembara, tindakan yang dilakukan selalu sama. Mereka harus merampungkan tulisan pada batas waktu tertentu, karena pengiriman naskah mereka tidak bisa melewati batas waktu yang ditentukan. Dan mereka tidak bisa menyertakan ke dalam lomba naskah yang setengah rampung.

Sebenarnya, hampir setiap minggu para penulis menyertakan tulisan mereka dalam sayembara rutin. Mereka mengirimkan naskah ke redaksi koran, dan redaktur akan membuat "penjurian" untuk menentukan cerpen mana yang keluar sebagai pemenang minggu itu untuk dimuat di koran mereka. Redaktur bertindak sebagai juri yang akan menyeleksi naskah-naskah yang ia terima, dan kemudian memilih satu untuk dimuat di koran mereka.

Hal yang sama berlangsung dalam dunia penerbitan. Para penulis akan mengirimkan naskah mereka dan para redaktur penerbitan, dengan kriteria yang mereka tetapkan sendiri untuk menentukan "pemenang", akan memilih naskah-naskah yang ada di tangan mereka.

Hanya saja, dalam "sayembara" yang jurinya adalah para redaktur koran atau penerbitan, penilaian seringkali dipengaruhi oleh siapa penulisnya. Itu aspek non-satra yang memiliki pengaruh cukup besar bagi redaktur untuk menentukan naskah yang layak dimuat. Sementara dalam sayembara novel seperti yang diselenggarakan oleh DKJ, variabel "nama besar" tidak akan pernah mengganggu penjurian karena dewan juri tidak pernah mendapati nama para penulis dalam naskah-naskah yang mereka hadapi. Pertarungan menjadi lebih adil karena satu-satunya yang menjadi bahan pertimbangan untuk memilih pemenang adalah kualitas karya-tidak peduli siapa pun penulisnya.

Dua kali terlibat dalam sayembara novel DKJ sebagai juri dan mendengarkan pertanggungjawaban juri pada sayembara beberapa tahun lalu, saya mencatat bahwa masalah utama bagi kebanyakan naskah peserta sayembara adalah keperajinan (craftmanship). Dan itu masalah yang masih muncul sampai sayembara terakhir tahun ini. Ini tanggung jawab institusi pendidikan kita. Karena itulah dalam kesempatan ini saya menyinggung-nyinggung masalah infrakstruktur.

Jika institusi pendidikan kita memiliki kesadaran lebih serius untuk membekali siswa dengan kecakapan menulis dan tahu cara meningkat minat baca siswa, maka kelemahan dalam hal-hal yang elementer niscaya bisa lebih mudah diperbaiki. Jika menulis diajarkan secara lebih benar, oleh guru yang menguasai bidang itu, orang tidak harus melakukan pencarian yang terlalu keras untuk memahami hal-hal yang elementer. Jika urusan semacam ini tidak ada dalam pikiran, kita tidak akan pernah mewujudkannya. Atau seringkali ketika kita mulai menyadari hal-hal yang perlu dilakukan, maka masalahnya sudah begitu parah dan tidak tahu dari mana harus dimulai.

Oleh A.S Laksana

Sayembara Novel dan Upaya Memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita

BABAK 83
Tiga

Seorang teman pernah menyampaikan bahwa sepertinya saya benci sekali pada fiksi yang dimulai dengan matahari. Saya jawab ya, meskipun sesungguhnya saya tidak membenci cara orang membuka cerita. Lebih tepatnya, saya memiliki semacam "trauma" yang mendalam dengan novel-novel yang dibuka dengan "matahari". Pernah suatu hari saya pergi ke tukang loak, membeli setumpuk novel untuk saya lihat bagian-bagian pembukaannya. Itu saya lakukan dengan niat untuk membuktikan apakah kecurigaan saya benar, ialah bahwa "matahari" adalah pembukaan yang paling disukai oleh para penulis kita. Dan rupanya memang begitu. Kebetulan setumpuk novel yang saya beli sembarangan saja separuhnya dibuka dengan pemandangan alam tentang matahari: entah matahari pagi, entah matahari bersinar terik, entah matahari terbenam di waktu senja. Barangkali membuka cerita dengan "matahari" sudah menjadi dorongan otomatis bagi para penulis. Jika benar seperti itu, saya kira setiap penulis perlu mengendalikan dorongan-dorongan otomatis yang akibatnya hanya melahirkan klise.

Infrastruktur yang baik akan membuat orang tahu cara menghindari klise. Ia menjamin tersedianya jalan untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai, dan dengan itu orang menjadi tahu bagaimana cara menyampaikan gagasan secara lebih otentik. Selanjutnya, ketekunan akan menjadikan pengetahuan itu bagian yang melekat dalam diri seseorang. Dan nasib baik konon bermula dari kesadaran untuk meningkatkan diri terus menerus.

Pengadaan infrastruktur, yang bisa memperlancar jalan orang untuk menjadi penulis mumpuni, tentu saja juga dimulai dari kesadaran. Ia mulai dari apa yang ada di benak orang, dalam hal ini para penentu kebijakan. Jika disadari bahwa membaca dan menulis adalah kecakapan penting yang perlu dikuasai oleh setiap orang, maka kebijakan publik kita pasti akan mengarah ke sana. Misalnya, apakah perlu ada mata pelajaran menulis di sekolah-sekolah, dan jika dipandang perlu, berapa lama mempersiapkan itu semua-mulai dari merancang kurikulum yang memasukan hal itu di dalamnya sampai mendorong kesiapan para pengajarnya. Demkian pun jika meningkatkan minat baca dianggap sebagai hal penting. Institusi pendidikan kita akan memikirkan secara sungguh-sungguh bagaimana membuat para siswa memiliki minat baca.

Tanpa infrastruktur yang mendukung, setiap individu harus bekerja sangat keras untuk mendapatkan kualitas standar-standar saja-baik dalam kecakapan menulis maupun dalam membangun minta baca. Saya curiga bahwa jika sesekali muncul penulis yang cemerlang, hal ini adalah sebuah insiden. Artinya, tidak lahir dari sebuah sistem yang digagas untuk melahirkan kecemerlangan. Mungkin banyak yang meyakini bahwa kecemerlangan seorang penulis bukanlah hasil dari pendidikan formal. Tetapi jalan baginya untuk mendapatkan kecakapan akan lebih mudah jika tersedia infrastruktur yang mendukung.

Sayembara penulisan adalah salah satu upaya untuk mendorong munculnya kecelakaan-kecelakaan ini. Dalam setiap sayembara, kita bisa menggantungkan harapan, siapa tahu akan ada kilau permata dari setumpuk naskah yang diikutsertakan. Dalam pengalaman DKJ, saya kira hal itulah yang beberapa kali terjadi sejauh ini. Sejumlah nama yang kita kenal dalam kesastraan kita hari ini adalah para pemenang atau unggulan sayembara penulisan novel.

Oleh A.S Laksana.

Disampaikan dalam diskusi "Pengaruh Sayembara Novel DKJ dalam pertumbuhan Sastra Indonesia", diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, TIM 14 Desember 2012

Minggu, 13 Juli 2025

Pergi Ke Sekolah Dengan Kelas Yang Berbeda

BABAK 82
Semua akan terasa cepat, bahkan seperti kamu mengedipkan mata. Mungkin ketika kamu bertemu dengan teman yang baru, ada rasa kikuk bercampur tegang sekaligus cemas, tapi itu hanya sesaat kawan. Kikuk itu wajar, sesuatu yang baru membuatmu merasa tidak sanggup untuk mengatasi apa yang terjadi. Jika itu tak ada dalam kendalimu, maka gunakanlah kepercayaan yang kamu miliki. Tegang, tenang saja semuanya akan terasa normal bisa kamu bisa saling sapa satu sama lain, tetaplah rendah hati tanpa perlu merasa rendah diri. Cemas, itu sehat karena orang tanpa cemas seringkali berkurang kewaspadaan, cemas itu sehat itu menandakan kamu butuh orang lain dalam artian menutup segala kemungkinan tentang persahabatan.

Ketika pagi hari kamu bangun dengan perasaan grogi, ingat banyak hal baru yang akan kalian bisa dan biasa lakukan bersama teman-teman yang baru kelas baru dan juga guru yang baru. Semuanya akan terasa menyenangkan. Awali harimu dengan perasaan bangga, bahwa kamu makin hari makin bertumbuh dan memiliki banyak perubah. Terasa menenangkan bukan?, jika perasaanmu mulai ragu, maka galilah potensi diri untuk menambal semua keraguan. Untuk selanjutnya kamu akan mendapati kepribadian berlapis emas   kemandirian yang kamu pupuk sedari TK sampai sekarang. 

Sayembara Novel dan Upaya Memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita

BABAK 84
Dua

Cara tersebut terus berlanjut pada waktu-waktu sesudahnya, bahkan sampai sekarang. Ketika saya pelan-pelan mencoba meluaskan bacaan, dan tetap tidak memiliki cukup informasi tentang karya-karya hebat yang perlu saya baca, saya akan memilih novel-novel pemenang penghargaan nobel sastra atau pemenang berbagai penghargaan lainnya.

Saya kira ini salah satu sisi penting dari segala macam sayembara. Orang dibuat penasaran untuk mengetahui apa isi novel pemenang sayembara; sebagus apa ia sehingga terpilih sebagai pemenang. Atau dari sudut pandang naif saya sebagai pembaca yang tidak mempunyai pengetahuan memadai untuk membuat penilain, pikiran saya akan membuat kesimpulan bahwa naskah pemenang sayembara pasti bagus. Maka, saya akan membacanya. Saya akan menikmati berbagai keunggulan yang dimiliki oleh si penulis yang membuatnya meraih penghargaan.

Yang kedua, dari sudut pandang penulis. Saya selalu meyakini bahwa kecakapan menulis, prasyarat utama yang perlu dimiliki untuk melahirkan karya yang baik, adalah hasil akhir dari sebuah proses. Dan, seperti hal-ha lain di muka bumi, untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan, diperlukan infrastruktur yang baik, pengetahuan yang memadai, ketekunan orang untuk menjalani, dan saya kira juga nasib baik.

Oleh A.S Laksana

Love Language

BABAK 82
Ia merupakan perumpamaan seorang pemancing yang begitu memanjakan pakan dan kailnya sampai sang pemancing tak lagi bisa membedakan mana sentakan dan denyut ketika umpan masuk kedalam mulut ikan. Atau seperti hembusan angin yang bukan jiwa yang merasakan, tetapi kulit yang bisa merasakan, jiwa lalu merespon balik menjadi kenyamanan dan kelembutan.

Bahasa cinta seringkali menjelma dalam bentuk yang paling rumit. Berada di atas tumpukan keadaan yang begitu cepat dan orang seringkali terkecoh saking cepatnya bahasa cinta itu di luncurkan, bahkan orang kadang menyadarinya belakangan. Seorang yang mengenali bahasa cinta itu, mentalnya selalu melimpah rasa cinta, dari pada cinta yang ia terima. Begitulah hukum seorang yang melimpahi hubungan dengan mencurahkan cinta dalam bentuk yang sulit untuk dibendung. Selain itu, orang yang mengenali apakah itu bahasa cinta atau bukan, karena ia sedang mempraktikkan apa yang disebut dengan respon spontan terhadap sesuatu. Mengapa orang yang miskin cinta seringkali gagal mengenali bahasa cinta yang sedang diperlihatkan orang-orang yang di sekitar, bahkan murid-murid di tempat pendidikan. Karena stok bahasa cinta di dalam hatinya sudah tergerus oleh semacam kebusukan untuk selalu mengejar orang dengan beragam label-label buruk tentang kepribadian orang atau murid. Kalimat lembut serta apa yang ditunjukan sudah menguap dalam imajinasi sebelum hal-hal lain ikut menerjangnya. Istilah katanya, ia terus membungkam aura kebaikan orang atau murid sebelum kebaikan betul-betul nyata diperlihatkan serta dirasakan. Oleh karena itu kebanyakan orang/murid gagal untuk mengungkapkan bahasa cintanya, karena sibuk menerima pukulan bertubi-tubi berupa tuduhan yang tidak mendasar, juga karena selalu merasa lelah menyelami apa maksud dari sebuah ungkapan tersebut, bahkan pada hal-hal yang sederhana sekalipun mereka tidak bisa menampilkan sisi humor.

Bahasa cinta seorang guru kepada murid-muridnya mestilah melimpah seperti air zam-zam. Setiap kali jutaan kubik air yang keluar dan menjadi minuman kebanggaan seorang muslim di seluruh dunia, pada saat yang jutaan kubik air itu kembali tanpa pernah mengering dan berkurang sedikitpun. Menjaga penuh pendampingan pada tiap detik kepada murid-muridnya merupakan bukti bahwa guru sungguh-sungguh untuk menjaga kebersamaan bersama para murid hingga  waktu tertentu. 

Dengan pendekatan-pendekatan yang memungkinkan seorang guru bisa menyentuh meski tidak perlu banyak ceramah. Menunjukkan dirinya pada tingkat pendekatan kata yang sering di dewa-dewakan, meski itu tidak salah. Tetapi jika guru bisa menyentuh jiwa murid dan mengantarkan murid pada kemandirian-kemandirian menyeluruh. Itu jauh lebih 'membanggakan' dari pada terus memberi pepesan kata yang tampak nyaman didengar tetapi miskin sentuhan qolbu nya. Kata-katanya yang keren itu berhenti ketika kalimat pertama selesai di selesaikan, menjadi gaung yang berhenti begitu cepat, tidak sampai pada telinga. Lain, jika kata-katanya menjadi daya sentuh bertenaga dinamit yang bisa membobol kesombongan dan bisa menjadi gugusan kesadaran tanpa perlu kata-kata yang 'bernada' berat.  Siswa tanpa paksaan merasa perlu melakukan sesuatu untuk menyambut kebutuhannya bertumbuh.

'Berdebat' kadang kala menjadi semacam bahasa cinta versi lain yang ditunjukkan oleh anak saya, anak anda dirumah, dan semua anak di dunia ini. Semuanya bisa saja terjadi, kadang melelahkan dalam arti tertentu. Tetapi mereka mungkin sedang melakukan curahan kasih sayang dengan sering 'debat' dengan ayah atau bundanya. Seringkali saya 'kewalahan' menghadapi diksi yang tiap hari makin berkembang. 

Kemudian merespon dengan membuat blokade atas dasar 'harga diri' yang terlalu tingga dan maunya dimengerti, sejak saat itu 'kematian' berdemokrasi dalam diri anak layu sebelum berkembang. Meski perlu batasan tertentu agar tidak terlalu dominan, mestilah terukur.

Nabi Muhammad Saw, pelaku utama yang paling top dalam mempresentasikan semua 'materi' perilaku kehidupan yang dapat disaksikan oleh semua para sahabat yang beriman. Mereka mengabadikannya dalam semua catatan kenabian. Semua itu berasal dari kemampuannya mengisi para sahabatnya dengan formula menakjubkan. Yaitu mengisi akalnya dengan intelektual, hatinya dengan keimanan, dan fisiknya dengan kekuatan petarung berjiwa pejuang. Hasil didikannya, masih terasa dan makin berkembang menjulang menjadi pilar-pilar asasi. Pada ujungnya mercusuar itu bermunculan menerima semua sinyal bahasa cinta tanpa pernah mendikte siapapun.  

Selasa, 08 Juli 2025

Berhenti Takut Jadilah Versi Terbaikmu

BABAK 81
Seorang siswa kala itu tak berani untuk menatap wajah sang guru. Guru matematika itu pernah menendang bokong temanku. Ia tak membawa PR. Puncaknya setelah disuruh maju kedepan tuk mengerjakan soal yang tertulis di papan hitam. Baru selesai menggoreskan kapur putih untuk yang kesekian kali, guru itu menghardiknya keras-keras, bahkan meneriakinya dengan sebutan; "Dasar Otak Menir, Makan sayur kangkung mulu!" lalu sebuah tendangan menyusul sampai ia terhuyung-huyung keluar dari pintu kelas. "Siapa yang bisa menyelesaikan soal ini! suaranya lantang membahana. Runtuh semua persendian, lututku gemetar, jantungku berdenyut-denyut, separuh logikaku lenyap begitu saja, berganti dengan kecemasan luar bisa. Takut tak bisa mengerjakan soal matematika, sekaligus takut akan hukumannya, selain itu seluruh pikiranku akan terhenti manakala sangsi sosial yang kurasakan membuatku mual dan ingin kencing. Memang tak ada yang menertawaiku jika tak bisa mengerjakan soal, mereka juga merasakan bayang-bayang guru psikopat killer siap membabat siapa saja yang otaknya beku, bebal, soal aljabar.

Ia pun memanggil siswi perempuan tuk membawa hasil PRnya ke mejanya. Lalu mengerjakan soal di papan tulis. Guru Killer itu duduk sambil pandangannya ke langit-langit. Ketika buku PRnya sampai di tangan, dan dia membaca cepat-cepat. Karena sudah tahu alur pengerjaan dan juga jawabannya. "Otake Semenir! ucapnya sambil membuang buku PR siswi itu dilempar melalu jendela terbuka. Dan wajah gadis seputih tepung, dan bibirnya berkedut-kedut menahan tangis, bibir atasnya maju lima senti. Baru duduk siswi di kursi kayu coklat. Ia berdiri kembali. "Cepat ambil bukunya!"

Dua jam pelajaran adalah neraka sunyi tanpa api tekad pembelajaran, yang ada hanyalah kenyataan pahit atas kekecewaan yang menidih tipis sebuah mental anak desa dengan guru killer campur psikopat, psikopat dalam artian mahir menguliti setiap keberanian untuk berpikir tentang ilmu eksak yang selalu diajarkan tanpa ramah tamah. Yang ada merobek setiap jiwa dan menyeretnya dalam mimpi-mimpi buruk di penghujung malam, tanpa pernah merasakan kegembiraan setiap guru itu melangkah dari kantor. Kegeringan itu hadir ketika guru killer dan psikopat itu berhalangan hadir karena satu lain hal (istilah kata).

Kegembiraan sesungguhnya manakala pelajaran SBK, Seni Budaya dan Ketrampilan datang di jam berikutnya. Teman-Temanku menghela nafas panjang, air mukanya sedikit kendur, dan degup jantung mereka teratur sesuai hembusan nafas. Saat itu kami sama-sama menuliskan lagu beserta not-notnya. SEMALAM DI CIANJUR. Kami nyanyi bersama diiringi gitar yang enak dari Pak guru, guru yang masih muda, dan senyumannya selalu lebar, dan ia merangkap sebagai guru olahraga. Ia selalu mengacungkan dua jari, telunjuk dan jari telunjuk dan jari tengah sebagai bahasa tubuh ketika memberikan instruksi, dan tiap kali selesai mengajar ia selalu mlipir ke belekang sekolah untuk membuat api rokok kreteknya. Situasi semacam itu malah menenangkan mental kami. Ia seolah berpesan; Jangan Takut, jadilah Versi Terbaikmu. Kami selalu dirundung ketakutan manakala Pak Guru Matematika datang, dan Menjadi Diri Sendiri ketika guru Seni datang Membawa Gitar di tangan kanannya sambil melambaikan salam dua jarinya. Ia mengajarkan kekuatan sejati tentang sebuah pertahanan diri agar tidak stress dan mengakhiri hidup anak-anak ditiang gantungan. Itu sangat menyedihkan. Guru seni memberikan energi tentang memberi, merawat, berbagi, dan memastikan hati para murid selalu dalam keadaan stabil.

Sekolah pada ujung programnya meski tidak selalu begiu, selalu mengembangbiakkan pemikiran kreatif sampai mereka menemukan versi terbaik mereka untuk bekal hidup dan kehidupan.

Kamis, 03 Juli 2025

The Wug Tang-Files

Setelah banyak kejadian dari episode ke episode berikutnya. Wug Tang mulai menjelajahi ke hal berikutnya. Salah satunya adalah berburu Tupai. Yang semakin hari semakin langka saja. Pemburu dari kota menjadi pesaing ketatnya. Sehari pemburu kota itu bisa mengantongi 17-27 ekor tupai, dari mulai berbulu bergundi sampai emas meradang. Disamping itu Wug Tang mulai dituntut untuk memperbaiki pelajaran matematika. Sudah kelas 9, tetapi tak pernah beranjak dari angka 2 alias bebek. Sementara dirinya terus mengutuki caranya guru itu mengajar, galak dan tak berprikemanusiaan. Novel remaja ini juga mengetengahkan babak romansa antara sundari dengan Wug Tang. Wug Tang yang menyadari belakangan kalau sundari tiap sore kerumah memiliki tujuan lain. Belum lagi malam harinya ba'da magrib wug tang memiliki rutinitas mendengarkan drama radio. Malam jumatnya menonton Friday di rumah temannya. Bersaama rombongan lainnya. Juga banyak hal yang menakjubkan dalam novel ini.<>

Rabu, 02 Juli 2025

D'JOMBLO-WAR

A. START YOUR HEART

*hati adalah centre of controle

* hati yang memantapkan niat

* Every thing start your Heart

* kekohohan niat pun tercapai

* Be Happy

B. WHAT ABOUT THE JOMBLO

* perspektif psikologis

* Perspektif Inter Personal

* perspektif Intra personal

* Perspektif Inner Communication

* sudut pandang umum. Mereka itu anak-anak nongkrong, anak-anak rohis, ilmu psikologi, Islam.

C. LATAR BELAKANG ORANG-ORANG NGEJOMBLO

D. TUJUAN ORANG-ORANG NGEJOMBLO

E. FENOMENA PARA JOMBLOWAR

F. PACARAN, WHAT THE MOTIVATION

* mempermainkan perasaan

* membunuh kesendirian

* Emosi sesaat

* phobia dengan pernikahan

G. KENALAN YUKS SAMA PLAYBOY AND PLAYGIRL

* karakter dan kepribadian

* sifat bosan

* Gengsi gede-gedean

* Narsis

* Tebar pesona dan caper

* A lonely man

* a lonely girl

H. MENTAL BACK STREET

* protektif dari orang tua

* jentlemen

*boy friend and girl friend

* semakin pintar beralasan pada kondisi sembarang

* menyia-nyiakan kepercayaan dari keluarga

* hubungan percintaan tidak disetujui

* Munculnya rasa kekhawatiran

* dekatnya rasa cinta

I. THE UNIQ MAN

Melfie consep yang benar hasil dari

*ambisius pribadi yang bersumber dari cita-cita, visi hidup, misi hidup.

* pemahaman diri hasil dari: mengenal Allah, cinta kepada Allah, Khouf dan Raja', Pendidikan Diri yang mumpuni.

* membangun kepribadian yang kuat yang berasal dari: fungky tapi syar'i, Filosofi ikan laut, mewarnai lingkungan, citra diri, dan pengalaman hidup.

* masa-masa transisi yang berasal dari orientasi hidup, proses menemukan jati diri, dan kemampuan menikmati proses.

Selasa, 01 Juli 2025

19 Tentang Menejemen

Inilah peta tulisan yang "katanya" ingin menulis bau-bau motivator, yang tetap nyadar akan potensi dirinya. Tidak merasa superior, lebih kepada penjagaan terhadap kehidupan dan hidup itu sendiri. Inilah garis waktu dimana banyak ingin saya dokumentasikan lewat tulisan, dan banyak ingatan. Semoga Allah Izinkan, dan tenaga melimpah. 

1. Menejemen Waktu

2. Menejemen Resiko

3.Menejemen Masalah

4. Menejemen Cinta

5. Menejemen Suara

6. Menejemen Attitude

7. Menejemen Kritik

8. Menejemen Kata-Kata

9. Menejemen Senyuman

10. Menejemen Potensi

11. Menejemen Diri

12. Menejemen Panca Indera

13. Menejemen Curhat

14. Menejemen Hidup

15. Menejemen Semangat

16.Menejemen Perasaan

17. Menejemen Hati

18. Menejemen Uang Saku

19. Menejemen Remaja

CIPUTAT 14 Juni 2008

Gendon

Gendon sedang menggoreng telor di kosan cewek. Santai sambil bernyanyi-nyangi. Sampai selesai dan ia bawa telor dasar ke kosannya sendiri. Mengunci kembali pintunya. Langkahnya mantap.

Tak lama perempuan penghuni kosan yang dimasuki oleh gendon pulang. Hanya selisih hitungan detik.

"Hampir aja ndon"

"Sudah saya perhitungkan, sekarang kalian makan, sudah laparkan?"

kami yang selalu merasa lapar, tak banyak cincong untuk memenuhi ajakan gendon yang sudah nyuap duluan.