Rabu, 14 November 2018

Novel Frans Maki

Bab 4
Marmut
Lanjutan

Frans kecil tak menyerah. Kedua induk Marmut yang masih gemetar tak membuat langkah Frans canggung. Semangat membara bercampur sedih melihat bola mata induk jantan dan betina yang tampak berkaca-kaca kehilangan anak semata wayangnya hilang tanpa jejak.

Pagi yang masih berkabut tak menyurutkan langkah dingin Frans untuk mencoba bergerak menyusuri semak-semak rendah yang berjarak tiga puluh langkah dari rumah. Setiap jengkal dia amati betul kalau ada tetesan darah, bulu, atau sisa kaki yang masih segar.

Matahari menghangat ketika langkah Frans kecil menjauh dari rumah sejauh seratus langkah. Bola mata Frans menangkap satu sudut semak yang terlihat ganjil. Sisa bakaran yang masih hangat, ada asap mengepul dari balik tumpukam kayu khusus yang bisa dibakar ketika basah. Frans mengambil posisi jongkok untuk memastikan keganjilan dapat tersimpulkan melalui pengamatannya.

Beberapa jengkal dari Frans jongkok ada beberapa bulu yang dipaksa untuk mengelupas dari tubuh mungilnya. Bercak darah menempel pada daun yang berembun. Air mata meleleh manakala melihat kepala Marmut yang terpisah dari tubuhnya. Keempat kaki mungilnya berserakan di dekat kepalanya. Dadanya naik turun melihat kebiadaban yang terpampang jelas.
Tangan kanannya mengepal keras lalu sambil berteriak memukulkannya ke atas tanah. Tangan kirinya memegang bilah bambu yang sengaja diserut untuk memanggang Marmut yang baru berusia belia oleh pencuri misteri yang pengecut.

" Kau kenapa Frans!"

" Lihat,ada yang begitu kejam memanggang Marmut kecil ini Ayah"

" Jangan terlalu cepat kita menyimpulkan. Nanti malam Kita Ronda, yang kamu simpulkan betul atau tidak."

Frans melangkah meninggalkan tempat eksekusi yang menyebalkan. Ada angin jahat yang menyelusup menampar-nampar, hingga menimbulkan aroma dendam kesumat.

0 Comments:

Posting Komentar