Selasa, 11 Desember 2018

Novel Frans Maki

Bab 6
Kelereng Besi 

Frans membawa tiga butir kelereng yang dibawanya dari rumah sisa pertandingan ponces (main gundu dengan beberapa orang dari 3 sampai 5 orang bahkan lebih) di sekolah. Soal kebiasaan dan cepat beradaptasi dengan kondisi, maka Frans dan teman-temannya tak kesulitan untuk berkumpul dalam satu titik dengan kecepatan rata-rata. Seperti siang ini selepas sekolah, setelah makan siang dan sholat zhuhur kami sudah berkumpul di bawah pohon Dukuh. Ada tanah lapang yang landai sedikit berlumut hingga memudahkan kelereng meluncur dengan kecepatan yang maksimal.

Kami duduk melingkar beralaskan sendal jepit, atau menggunakan daun kering pohon Dukuh yang banyak berjatuhan tak pamit. Jidon membawa sepasang Marmut Hitam yang masih jarang terlihat di pasaran anak-anak seusia kami. Hari membawa sepasang Burung Merpati lengkap dengan kandangnya. Biasanya selepas bermain gundu sepasang Burung Merpati itu akan dilepas. Nur dan Tama yang selalu berpakaian bersih membawa robot-robotan yang di belikan ayahnya di Jakarta. Sedangkan Frans dan Aro membawa Seekor Jangkrik jantan lengkap dengan kandangnya.


Kami duduk melingkar di bawah pohon Dukuh nggak sembarang duduk. Kami sedang memperkirakan strategi bagaimana menghadapi teman kita yang usianya beberapa tahun, namanya bang Aris yang selalu menggunakan kelereng besi sebagai senjata utama ketika bermain.
" Frans kau punya cara untuk mengalahkan permainan bang Aris yang punya kelereng besi itu"

" Belum tahu, Kita coba yang terbaik. Jidon kau punya berapa kelereng. "

" Sepuluh."

" Hari."

" 13"

Tama dan Nur mengulurkan seplastik penuh Dan meletakkan di tengah lingkaran. Frans, Hari dan Jidon saling berpandangan. Tiba-tiba Frans berteriak senang.

" Bantu aku untuk mengalahkan bang Aris. Kalian janji."

" Caranya." Seru Taman dan Nur." Mungkin Tak ingin kehilangan banyak kelereng.

" Bang Aris sudah terlalu banyak curang, mengadu ke orang dewasa tak ada solusi, kita pakai cara kita, kalian setuju."

Mereka sependapat Kali ini.

0 Comments:

Posting Komentar