Kamis, 27 Desember 2012

Suara

Suara...

Saat-saat indah datang menjelma

Terasa hidup lebih berwarna

Inilah kisah cinta dua anak manusia

Berbingkai penuh kesucian

Aroma surga dunia indah menawan

Dua sejoli yang tertambat suara cinta

Suara hati mereka terpesona

Bibir pun tersungging senyum

Tanda kebahagiaan, menjelang tak terbendung

Pada setiap detakan jantung

Dalam helaian nafas panjang

“ Ya Allah….ku menyadari bahwa cinta adalah anugerah yang tertanam pada adam dan hawa. Oh…Allah kini meraka bersanding dalam ridhomu menggapai simpati maknawi hidup. Oh.. Allah ku menyadari. Nikmat mana lagi yang harus di dustakan mahluk dunia. Dan cinta memang tidak bisa di paksakan, tak mudah seperti desingan peluru yang merobek belahan jantung, atau seperti tusukan tombak menusuk lambung-lambung yang lemah”.

Ya Allah ku berdoa dalam sujud-sujud panjang.

Berikanlah kepada mereka

Kemampuan saling memperhatiakn, memahami, mengalah, melindungi dan membimbing.

Yang tersembunyi di hati mereka

Yang keluar dari suara hati

Dan yang paling penting.. Allah anugerahkan kepada mereka berdua, kemampuan untuk saling menerima apa adanya, mengakui dan menghargai kekurangan kelebihan dan satu sama lain semakin membuat dekat dengan-Mu . Karena, Rabb? Itulah makna cinta sejati. Puisi ini sebenarnya akan di bacakan pada pernikahan Ka’ Ahmad dan Ayu, Tapi g jadi, but lain kali ada waktu yang terbaik.

Sabtu, 22 Desember 2012

David Beckham-sekilas

Tahun 1992 adalah tahun terburuk bagi Beckham, gimana tidak, Beckham di keluarkan oleh wasit, dan ia di anggap sebagai penjahat karena di anggap menjadi momok kekalahan pada piala dunia. Inggris Vs Argentina.

4 tahun kemudian, tepatnya tahun 1996. Beckham menjadi pahlawan sekaligus kapten terbaik. dengan tendangan Finaltinya, dan dianggap sebagai gol terbaik, yang bisa mengalahkan Argentina dan mengusirnya pulang.

Kepercayaan

Kehilangan kepercayaan dari orang baik dan di hormati segenap hati, adalah sesuatu yang begitu menyakitkan. apalagi kenyataannya kita belum dinyatakan bersalah.

Hari terus berjalan, sebagai manusia berakal tidak larut dalam kenyataan pahit. hilangnya kepercayaan dari seseorang tidak lantas menjadikan kita terpuruk dalam lembah ketidakpercayaan diri.

Adakalanya hilangnya kepercayaan dari seseorang, akan muncul kembali kepercayaan lain dari seseorang di luar dugaan. manakala jika kita memang benar-benar dalam jalur kebenaran.

Mungkin yang perlu dimunculkan kembali adalah, rasa percaya diri akan kebeneran yang akan muncul kemudian hari secara terang benderang. tinggal bagaimana sikap yang akan di munculkan bila lingkungan mendesak kita untuk mengakui suatu keburukan yang sama sekali tidak kita lakukan. salah satu sebabnya karena hilangnya kepercayaa dari seseorang.

Menunjukan bukti yang benar lewat media apapun, tidak berarti apapun, jika tidak di iringi dengan kesungguhan.

Musibah terbesar adalah hilangnya kepercayaan dari sang Maha pemberi Keyakinan. Allah SWT.

Percaya akan kebenaran adalah paradigma yang benar dan terpercaya.

Orang

aku tak menyepelekan orang

apalagi untuk mengkambing hitamkan orang

aku hanya memberi sedikit kenyataan pada orang

dewasalah sedikit orang



kamu udah gede orang

motivasilah orang

lebih tua orang

ujung-ujung orang



pemecatan malang

kenyaatan sekarang

haruslah berlapang-lapang

Allah tak pernah salah nilai orang

Jumat, 21 Desember 2012

Garis Keturunan

Aku di takdirkan mendapat garis keturunan yang keras, bapakku seorang tentara yang sering bergerilya dari hutan satu ke hutan yang lainnya. Ibuku juga mantan relawan dokter pada pasukan yang di pimpin suaminya sendiri. Bertahun-tahun bergerilnya memimpin perjuangan melawan rezim diktaktor yang di pimpin oleh temannya sendiri, mengkibatkan di lema sendiri bagi Ayahku. Ketika dalam satu aksi baku tembak sedang berlangsung, pasukan yang di pimpin oleh Ayahku berhasil memukul mundur pasukan pemberontak yang di pimpin oleh temannya sendiri.

Dalam situasi yang menegangkan Ayahku berhasil menodongkan pistolnya tepat di kepala temannya. Adu argumen terjadi, sedang yang lainnya mengawasi dialog antar pemimpin itu. pistol yang Ayah pegang pelan-pelan di turunkan dan menghadap ke tanah. Di luar dugaan, tangan pemberontak itu menusukkan belati ke leher ayah dan kemudian menyayatnya secara melintang. Kejadiannya begitu cepat, salah satu anak buah Ayah langsung tanpa komando menusukkan bayonetnya ke punggung pemimpin pemberontak itu. bukan hasil kemenangan yang di dapat, tapi kesedihan yang kemudian melanda pleton yang di pimpin Ayahku. Begtulan kesimpulan yang selalu ku ingat. Kisah ini berhasil aku rekam dalam ingatanku. Hasil obrolan panjang dengan ibuku pada satu malam larut.

Aku dan Gola Gong

Penulis nyentrik ini telah membuat dunia novel menjadi lebih berwarna. setidaknya Novel Balada Si Roy adalah ungkapan dirinya terhadapa gejolak sosial yang telah mencederai nurani bangsa.

Dalam acara Radio Show di TV One 29 Februari 2012 Gola Gong memberi petuah dengan cukup ringkas dan di mengerti oleh ku sebagai penulis pemula. menurutnya ada empat aktivitas yang harus di miliki oleh penulis awal ataupun yang sudah profesioanal.

1. Mendengar.

Seorang penulis harus bisa membukakan telinga yang ada terhadap informasi yang di berikan, menangkap sekaligus menganilisnya. aktivitas mendengar tidak banyak membutuhkan energi. hanya kemampuan siap membuka diri adalah kunci sukses tidaknya mendengarkan. selain itu mendengarkan isi dari pesan dan kesan dari buku/novek yang kita baca. aktivitas mendengar tidak hanya dari telinga, tapi mendengarkan lewat bahasa pengarang adalah hal lain yang harus di kuasai.

2. Berbicara.

Aktivitas berbicara tidak hanya melulu soal kemampuan mengolah diksi-diksi dalam kalimat. tapi berbicara melalui bahasa tulisan sastra adalah kemampuan mengolah setelah mendengar dari berbicara. kemampuan berbicara sastra dalam olah diksi menjadi kalimat adalah kemampuan level tertentu. tentunya kalimat sastra. menurut saya diksi akan melahirkan efek berbicara yang dahsyat tak kalah dahsyatnya dengan berbicara melalui lisan. efeknya sama-sama luar biasa.

3. Membaca.

Apa yang kamu baca, itulah yang akan kamu tulis. nasihat seperti ini kerap muncul dalam buku2 panduan menulis. tapi menurut saya kalimat itu mempunyai pemaknaan yang luas. yang kita baca tidak melulu dari berbagai genre buku ataupun novel. seperti kang Gola Gong membaca dari dunia petualangan yang ia sukai. ataupun pengalaman anda sendiri: membaca dari peristiwa yang sedang terjadi, baik itu terkait sosial, budaya, hukum, politik, dan lainnya. membaca yang kasat memang terkadang mudah, seperti tulisan diatas buku. tetapi membaca pesan sebuah tuliasn adalah kemampuan lain yang mesti di miliki. apalagi bisa menyelami isi tulisan dari membaca yang tidak hanya memakai logika berpikir, tetapi juga memakai logika emosional-spiritual. dari membaca semua dimensi, kita mempunyai endapan informasi yang lebih banyak.

4. Menulis.

Aku sangat berterima kasih pada Guru Bahasa Indonesia yang telah mengajarkan kepadaku bagaimana membuat sebuah tulisan. menulias adalah perpaduan kemampuan imajinasi dan pilihan bahasa. menurutku menulis merupakan aktivitas yang tidak hanya melulu pada seputar eksprsi dan kenyataan. tetapi dari menulis kita mempunyai tanggung jawab terhadap sebuah peradaban. maka dari itu, antara guru dan penulis adalah hal yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain. karena 2 faktor yang dapat merubah sebuah peradaban adalah dengan menjadi seorang Guru dan seorang penulis. tentunya tidak melupakan dari faktor lain yang bertebaran di muka bumi.

sekian dan terimakasih. cat: aku menuliskan poin dari Gola Gong dengan versi Tude San, sebagai nama pena.

Kamis, 20 Desember 2012

Yellow Stone


Hatipun tertakjub
Mendebarkan hati yang mendengarkan
Semburat jingga merambah kesunyian
Terlahir lagi sebuah harapan
            Jingga keemasan berubah pekat kelam
            Melepaskan sendi-sendi yang tertahan
            Sebuah pengorbanan yang berulang-ulang
            Kedamaian bersua harapan
Di Yellow Stone ku berdo’a meniti asa
Semilir anginya…
Menembus jiwa-jiwa yang berbaja
Laksana bara yang membara
            Ilalang menguning tiba
            Tanda pekatnya jiwa
            Cacatnya lemahnya manusia
            Bersendi sia-sia
Nestapa jiwa bermandikan hura-hura
Tanda sakitnya jiwa
Halilintar, bergemuruh, iapun tak tergoda
Tanda hilang cinta-Nya
            Yellow Stone, tugu prasasti ketiadaan
            Pancang usia yang melanda Dinda-Adinda
            Kemanakah langkah-langkah ringanmu
            Tuk bergerak ke jiwa-jiwa
Yellow Stone lambang seia sekata
Di padang inilah ku berjanji
Merobek rohani yang hilang
Mematri kembali ruh yang hilang

Surat


2 Minggu Jelang Milad Nabi Muhammad Saw.
Assalamu’alaikum, Apa Kabar saudariku yang tenang dalam penghambaan-Nya, yang tak bergosip, tak ”terbuka” dalam seminar, dalam Ta’lim, sudut-sudut diary PinK, dan seterusnya. Semuanya kamu simpan dalam sanubari yang dalam, kamu tidak ingin Tuhan cemburu bila kamu sesumbar, atau Jumawa bak Antasena dalam perang Bratayuda. Kamu mungkin mengucap sumpah setia seperti Gajah Mada dalam sumpah Palapanya. Untuk tak berkoar-koar dalam membangun castil pribadi. 

Satu sisi kamu mungkin ingin seperti Cinderrela yang kehilangan sepatu kacanya, lalu kamu berharap akan bertemu lelaki tampan bak Nabi Yusup As yang memakaikan sepatu kacanya di telapak kaki mu yang timpang karena hanya sebelah yang memakainya. Itu normal dan wajar saja, setelah di evaluasi secara jujur lewat dialog hati dengan Kalam-Nya dan juga Sabda Nabi Muhammad saw penghulu zaman. Aku yakin kamu ingin sepeti Cinderela berjubah Khumaira. Julukan paling romantis yang diberikan Nabi Muhammad kepada Aisyah istrinya. 

Rabu, 19 Desember 2012

Macet

Macet...
Roda empat melaju
Roda Tiga jua
Roda dua begitu juga
Roda lima berjalan melaju

Baju rapi setrika
Aroma bensin dimana-mana
Menderu mesin membuang emisi
Lapisan ozon di sana bolong-bolong
Jalanan macet

Denguanan seperti kumbang
Asap kenalpot
Asap bajaj
Asap metromini
Asap mobil mewah
Melaju merayap

Jalanan itu-itu aja
Mesin-mesin bertambah
Jadul atau baru
Tahan emosi bila macet
Jakarta bukan jakarta kalau ngga macet

Jakarta 2040 mungkin tak bisa gerak sana-sini
Tanah pun berisi gedung tinggi
Tambah macet gedung tinggi
Tambah macet "gedung" kardus
Tambah macet "pedagang trotoar"
Tambah macat nelayan menunggu antrian bensin

Selasa, 18 Desember 2012

Nyanyian Bintang

1. Mozaik Pertemuan

Halaman parkir kampus UNPRI sedang rame sekali. Para mahasiswa dan mahasiswi sedang siap-siap untuk menempuh perjalanan jauh untuk melakukan kuliah Kerja Sosial (KKS). Jaket Warna perak sudah mereka pakai menutupi baju yang mereka pakai masing-masing. Kelihatan seperti baju perang pasukan Roma yang hendak menyongsong musuh di medan tempur. Bus-Bus yang mereka sewa juga sudah sedari tadi nongkrong di pinggir jalan. Supir dan kenek dari jam 6 pagi sudah menunggu mereka, para calon pemimpin bangsa. Biasanya sang supir suka telat dan molor dari jam yang di tentuin, tapi karena ketua KKS menyelipkan uang tebal dalam kantong saku supir tersebut maka pagi-pagi Supir dan kenek sudah rajin parkir di halaman kampus. 

Mahasiswa yang hendak pergi KKS itu berjumlah 20 orang. Tapi pagi ini baru terkumpul 19 orang. Dandi Drajat selaku ketua KKS berang melihat kelompoknya belum full juga. Ini mengakibatkan pada waktu yang pastinya akan molor sampai beberapa jam. Dandi sebagai ketua KKS lalu memanggil semua teamnya untuk kumpul. 

“ Teman-teman. Minta waktunya sebentar. Sesuai dengan kesepakatan kemarin, kalau salah satu dari teman kita belum datang padahal waktu sudah injury time. Maka sesuai dengan kesepakatan, kita tinggal saja. Karena menurut saya teman kita sudah tak lagi memenuhi prosedur. Gimana menurut teman-teman”. Dandi tegas mengucapkan.

Senin, 17 Desember 2012

Seputih Salju


Bagai dingin menyelusup kedasar jiwa
Berawal dari kubangan durjana
Menghetakkan kaki
Mendaki lereng-lereng terjal dan tinggi
          Merasa gagal pun tak terbayang
          Apalagi menoleh, menerawang
          Hanya untuk berazzam muhasabah
          Menapak hidup yang terarah
Auara hati yang melembabkan kulit jiwa
Mengasah mata bashirahnya
Agar cinta terpatri untuk Rabbnya
Agar cinta seputih salju
          Kala gelisah menyapa
          Seperti waktu yang memvonis pasien bernyawa
          Kabut di salju yang memucatkan wajahnya
          Secepat kilat ia menilai diri sampai ke palung hatinya
Hanya … agar cinta seputih salju
Kerlingan mata, ia coba menahan diri
Hanya …agar Dia tersentum
Sempurnalah Mati Batinnya
          Nilai diri yang menggetarkan sanubari
          Hasil kreasi yang rendah hati
          Kala sekulum kata mengahampiri
          Ia sambut penuh, berpantang dengki