Rabu, 04 Juni 2025

SURAT DARI PARA KOMANDAN

dulu orang kaya jarang tersenyum

sebagai bagian dari prestise

sebagai akal bulus

menunjukkan siapa mereka

senyum rupa rupa

aib yang mesti dijauhi

jarak yang mesti di jaga

agar wibawa tak runtuh

meski wibowo mendapat surat

surat dari para komandan

tuk mundur dari jabatan

jabatan dari hasil blingsatan

gocek sana gocek sini

taruh harga sana sini

demi akal bulus

mulus tanpa cacat

demi kuasa demi harta

padanya serapuhnya timbunan

tak dibawa mati

mati meninggalkan nama

turunkan turunkan

mencederai kuasa

berak sekebon

janji tinggalah janji

HARAP TENANG ADA UJIAN

BABAK 66
Harap tenang ada ujian. Sebuah papan hitam berdiri di kursi berisi tulisan empat kata itu. Suasana seketika hening, angin berhenti berhemb
us, ketika papan hitam itu sudah beraksi dengan narasi hemat namun sakti.

Sekolah SMP Muhammadiyah 06 Kalidondang sedang mengadakan ujian. Papan hitam itu menjadi penanda siapapun yang lewat di depan sekolah harap menjaha etika (sopan dan santun). Bahkan penjual es goyang segan untuk membunyikan lonceng. Pedagang itu lewat begitu saja dan menunggu tekun di bawah pohon dadap persis di depan lapangan rumput sepakbola.

Harap tenang ada ujian menjadikan kabut hiruk pikuk berhanti sejenak. Para penduduk yang lewat di depannya hanya berbisik manakala ingin berbicara, bahkan untuk membuang ludah mereka urung, kira-kira seperti itu.

Seorang pelajar MI lewat di depan sekolah tersebut. Mereka sedang bercanda gurau dan menertawakan seorang temannya yang menginjak tembelek lancung. Seorang dari mereka mencolek bahu temannya. "Tenang, ada ujian, jangan berisik." Mereka berubah sikap, langkah mereka terlihat pelan, bahkan untuk sekadar tertawa mereka membekap mulut agar suara hanya sampai ditelinga mereka sendiri.

Aib jika merusak suasana ujian sekolah. Seorang pedagang bahkan tak lagi meneriaki anak-anak TK agar membeli barang dagannya, berupa balon-balon indah warna-warni. Ketika seorang guru menulis papan pengumuman ujian dan nongkrong diatas kursi, sejak saat itu mereka mulai menata diri agar otak, hati, gerak tubuh bisa membawa anak-anak yang sedang dapat mengerjakan soal-soal dengan lancar. Ujian sekolah bukan soal nilai saja, tetapi soal harga diri sebagai anak bangsa. Nyontek adalah keharaman tingkat tinggi setingkat kejujuran. Nyontek adalah perkara gaib, hanya manusia yang berkomplot dengan bisikan jin dan syetan yang bisa melakukannya.

Selasa, 03 Juni 2025

TERIAKAN DARI DALAM BUMI

Yang kita hirup adalah bongkah harapan agar mati secara terhormat

Yang kita tiduri adalah alas bumi kejujuran agar hati tetap lapang

Yang kita pijaki adalah ketuluasan agar mati dalam tenang

Yang kita makan dan minum bisa jadi rangkaian hasil keprihatinan, jika kalian muak dengan kata kesengsaraan.

Yang kita pakai, apapun itu bisa jadi hasil pengorbanan, jika kalian tak ingin menyebutnya sebagai tumbal.

Di seberang sana, orang meski melawan 'alam' agar bertahan hidup

Meski berates-ratus kali jasmaninya direnggut paksa

Lelehan air mata hanya menjadi tontonan yang memilukan

Mungkin hanya jadi aib, lemah di mata orang bersih.

Alam sesungguhnya tengah terseok-seok

Mempertahankan eksistensinya

Kencing mereka sembarangan

Hingga segala yang berair jadi comberan

Yang berakar dipangkas menjadi bonsai jutaan

Dari para otak yang duduk-duduk lama di meja kuliahan

Mereka menguliti otak kanan dan otak kiri

Yang ada hanyalah kekosongan

Di balik selimut yang nyaman

Ada sederatan luka yang menganga

Air mata yang selalu menetes

Darah yang tak berhenti mengucur

Air mata yang menetes untuk dunia

Seolah hanya tawa semata

Hanya ilusi yang terdampar

Pada jiwa yang miskin rasa

Minggu, 01 Juni 2025

Ucapan Perpisahan Dari Siswa

BABAK 65
kita pernah sebel-sebelan, benci, marah, dan saling tidak tegur sapa dalam waktu lama. Semuanya pernah dilakukan bersama, dan itu meninggalkan kesan yang mendalam bagi kita semua.

perjalanan menjadikan kita lebih kuat dan lapang dada, lebih bisa memaafkan dan sabar menjalani rutinitas, antara sekolah, teman, guru, dan meja belajar, semuanya membuat perjalanan itu semakin beragam.

Tidak ada pesta yang nggak bubar, begitu juga dengan pertemuan pasti ada perpisahan,  di hari yang spesial ini, mari rengkuh kembali semangat untuk memperbaiki diri dan belajar tiada henti, agar nantinya bisa berjalan meski kegelapan datang silih berganti. Bagaimana dengan sahabat, sahabat akan hidup meski kenangan terus melambat untuk diingat, kenangan akan hidup bila dirayakan dalam benak, dan abadi dalam buku harian. 

Kita pernah senang bareng, jalan bareng, makan mi instan bareng, kita juga pernah sedih bareng, sepatu rusak saat naik gunung, perbekalan habis padahal hari pertama ngecamp belum juga ganti hari. Suasana seperti bisa jadi terulang, tapi dengan teman baru, dan yang pasti semua itu tak bisa terulang kembali dalam memori yang sama. 

Meski begitu hidup harus terus berjalan. Kita akan bertemu kembali jika memang dipertemukan oleh situasi. Kita akan menjalani kelas-kelas baru, teman-teman baru, dan guru-guru baru, semua menandakan ada babak baru yang mesti kita lewati bersama. 

Ini adalah awal bukan akhir, ada banyak pengalaman menunggu di sana sembari menoleh kanan kiri adalah yang bisa dijadikan partner baru untuk mengerjakan PR, projek ilmiah, dan diskusi bersama. Perjalanan itu tidak berakhir hanya berhenti, sementara waktu terus berlalu. 

Perpisahan bukan sekadar melepas, tetapi juga mendewasakan, tidak perlu berlarat-larat sedih, tetapi belajar untuk terus tumbuh. Meski itu sulit, tetapi ruang kedalaman mestilah diselam. Agar nanti nanti kita bertemu dalam mode dan versi terbaik.

saat kelas 7, seorang guru bertanya dan kita masih menjawab dengan ragu. Padahal hanya memastikan kalau kita sudah siap atau belum. Pada diri kita muncul was-was, kalau nantinya akan kena 'hukuman.' Tetapi guru kita tidak pernah memberikan 'hukuman' hanya mengajarkan tanggung jawab. Apalah arti 'hukuman' kalau tidak mengajarkan tanggung jawab, disiplin, peduli, sabar, dan berbagi. 

selamat jalan teman-temanku. Semoga jalan terbentang untuk menapi cita-cita. Pupuk mimpi agar hidup indah meski terjal seringkali datang bertubi-tubi. 

Terimakasih guru-guruku, tanpamu apalah jadinya aku. Jasamu tak bisa kami balas. Semoga pelita selalu menarangi jalanmu. 


Jadilah Versi Terbaikmu

BABAK 64
"Maafkan kami ya Pak," begitu seorang Ibu berucap pada seorang guru di acara perpisahan kelas 9 pagi hari itu. Sementara bapaknya tersenyum pada guru itu sambil mengangguk pelan.

"Tak apa, lain waktu bisa diselesaikan hafalannya di jenjang lain (SMA PT)."

"Mungkin kurang fokus, dan tak banyak waktu pengulang."

"Saya sudah senang banget, putri Ibu memberikan kejutan indah di hari pelepasan."

"Tapi maaf ya, dia belum selesai tugas dari bapak."

"Hari ini putri bapak sudah menjadi versi terbaiknya, dan ini menjadi 'obat' bagi bapak, dan ini pencapaian terbaiknya."

obrolan itu berlangsung dalam hitungan menit. Obrolan dalam durasi singkat mengandung magnet perubahan tanpa perlu merasa besar hati dan sombong. Perubahan itu tidak perlu nuansa kesombongan, karena kesombongan itu akan melukai kebaikan yang sudah dibangun dengan susah payah. Perubahan itu mutlak diperlukan tapi tanpa perlu menggembar-gemborkan suasana pengakuan sana-sini. Itu tak perlu, bisa jadi akan mengurangi penilaian dari langit.

Mereka sedang membuktikan lewat gerak dan sikap yang kadang membuat sakit perut, pedih mata, kaki letih, dan air mata keluar. Belum keluhan-keluhan yang sering meninabobokan semangat yang telah dibangun lama, lalu runtuh begitu saja tanpa pernah untuk berpikir untuk menata ulang kembali. Itulah siswa remaja yang sedang beranjak dewasa, mereka akan melakukan yang bisa lakukan, sebatas itu saja tanpa perlu memedulikan hal lain dulu. Itulah fokus yang sedang mereka kerjakan dalam tahap yang 'kadang' membingungkan gurunya. Manipulasi sudah mereka kuasai sejak mereka berucap mamah-papah, itulah awal mula mereka mengenali jenih perlawanan dalam hal yang paling lemah sekalipun-itu ketika mereka masih bayi.

Tidak semua hal yang menjadi landasan dalam menentukan jenis kemampuan apa yang akan dimunculkan menjadi sesuatu mutlah untuk semua anak, mereka punya jenis kemampuan tertentu yang anak-anak lain belum tentu miliki. Modal yang mereka miliki pun berbeda. jadi tunggulah agar mereka mencapai versi terbaik mereka dalam rentang waktu yang tidak singkat.

Sabtu, 31 Mei 2025

TIGA RATUS MILYAR GALAKSI

Lihatlah kawan...

Mereka bangun pagi

Membasuh muka, sarapan, lalu pergi-pergi

Tiga ratus milyar galaksi

Bima sakti salah duanya

Dua ratus lima puluh milyar bintang dalam bima sakti

Matahari salah duanya

Dunia...

Tidaklah lebih besar dari butiran pasir

Manusia, mahluk kecil penghuni bumi

Setiap orang...

Mati dikubur di lubang kecil bumi

Jika tidak mati muda

Akan kepayahan dalam tua renta

Hari, bulan, dan tahun telah berlalu

Lupa, kita tak pernah bisa menolah tua

Lupa, yang muda merasa lalai, usia tua masih lama menjelang

Mereka lari dari kenyataan, kebanyakan

Jeruk manis membusuk

Apel juga...

Kecantikan, ketampanan, juga memudar

Kulit menipis, kemudian mengendur

Bagaikan lumpur kering

Kencang di usia muda

Keriput di usia senja

Semua tampak mengerut

Pelan-pelan...

Lalu mati

Lalu dikubur

Lalu sendiri

Sepi...

H. Y

Jumat, 30 Mei 2025

RUANG TUNGGU

berderet kursi-kursi panjang

mesin tik memukul-mukul sepanjang

seorang ibu terjebak

dalam rentang

menguar bebauan dari mesin pabrik

tenggelam dalam hutang menumpuk

jeda berkisah untuk harap

jendela-jendela usang

ruang tunggu tembok coretan

pasien teguh menunggu dokter lembar uang berkeringat dalam genggaman

keluar melepas beban

Kamis, 29 Mei 2025

Pohon Sirkus

pohon sirkus menjuntai mengawal

menjajah jalan sepanjang kelas

mengeja rasa semusim penuh

mengurai derai sepeluk rindu

pada waktu lengah yang sempit lagi tiris

lewat sedang kuah mia dalam mangkuk

lewat sedu tapi riak

jungkir balik lewat tatap

sebongkah dendam turun temurun

Rabu, 28 Mei 2025

DEMAGOGI

Tampak terdengar seperti pecundang!

Membisu dan kaku!

Tak berekspresi dan tak mau presisi!

Menjalari setiap peredaran kepala!


Bibir terkunci rapat

Seolah hendak rapat-rapat

Bersama wejangan yang hangat

Atau dalam dekapan rapat


Ia selemah-lemahnya keyakinan

Ia serapuh-rapuhnya pertahanan

Ia sekeropos-keroposnya pikiran

Ia setepo-teponya jalinan

Selasa, 27 Mei 2025

PERANG

Mereka melemparkan granat-granat yang mengeluarkan asap-asap

Kumpulan-kumpulan lari kocar-kacir

Bubuk-bubuk mesiu bertebaran memenuhi udara

Jalan bersemut bersepatu besi

Kebencian yang mendarah daging

Bahkan tidur dalam dendam

Makanan lezat hanya mampir ditenggorokan

Tak mengubah apapun

Istana putih itu gempar

Mereka menyalakan rokok bersama-sama

Menyundut bersama-sama

Puas dalam tawa

Pengorbanan menjadi titik perjuangan

Dimana darah tak lagi menakutkan

Ada iblis berlapis-lapis

Berbaju dan berjas menyilaukan mata

Ia berada dalam kamar yang gelap

Sedikit cahaya

Hatinya bahagia

Lapang dadanya